Dirjen Kuathan Kemhan: Pesebaran Virus Masuk Bagian Proxy War
Minggu, 24 Juli 2016Pesebaran virius merupakan salah satu ancaman nyata dan bagian dari Proxy War yang sedang menjadi trend dunia saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Kekuatan Pertahanan kementerian Pertahanan (Kuathan Kemhan) Laksda TNI Agus Purwoto saat melakukan konferensi pers tentang persiapan Indonesia menjadi tuan rumah International Committee of Military Medicine (ICMM) World Congress on Military Medicine di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, pada 17 – 22 Mei 2015 mendatang di Ruang Palapa, Kementerian Pertahanan, Rabu (13/5/15) lalu.
Dalam pemaparan singkatnya, Agus menuturkan bahwa ancaman nyata saat ini yang sedang dihadapi Indonesia diantaranya adalah pesebaran virus.
“Pesebaran virus menjadi salah satu ancaman nyata yang tengah dihadapi oleh beberapa negara termasuk Indonesia dalam rangka Proxy War, karena saat ini di Indonesia hampir tidak ada peperangan dalam bentuk fisik,” ungkap Agus.
Proxy War merupakan perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung. Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi diantaranya, aktor non-negara, non kekerasan, dan tentara bayaran.
Dalam dunia kesehatan, perang tersebut pernah terjadi di Indoensia dengan adanya proyek Namru 2 yang pernah diungkap oleh mantan Menkes era Presiden SBY, Siti Fadilah Supari. Selain pesebaran virus, menurut Agus ancaman nyata yang tengah terjadi yakni Terorisme, Disaster (bencana alam), Cyber, dan Narkotika.
“Trend saat ini bukan lagi untuk membunuh atau mebinasakan tetapi bagaimana membuat suatu negara itu ketergantungan. Disinilah terjadi muatan bisnis terhadap suatu pesebaran virus,” tegasnya.
Lulusan AAL tahun 1983 ini kemudian tertarik terhadap wacana intelijen kesehatan yang bertugas menanggulangi pesebaran tersebut. “Soal intelijen kesehatan memang menarik, dimana tugasnya menyelidiki data dan kepentingan bisnis terkait pesebaran virus tersebut, kita memang akan rancang undang-undang keamanan biologi nanti,” imbuhnya.
Selanjutnya dalam acara ICMM nanti, Indonesia akan melakukan kemitraan dalam menanggulangi ancaman terkait pesebaran virus dan penyakit. Kemitraan tersebut khususnya dilakukan dengan negara-negara ASEAN yang merupakan kawasaan terdekat Indonesia.
Dirjen Kuathan kemhan yang didampingi oleh Kepala Pusat Kesehatan TNI yang bertindak sebagai SC dalam acara ICMM, Mayjen TNI dr Daniel Tjen mengutarakan jika suatu negara tidak aman maka akan berdampak pada negara-negara lainnya.
“Kita harus membangun partnership khususnya dengan negara kawasan karena ada teori bahwa suatu negara akan tidak aman jika negara lainnya terutama yang berdekatan tidak aman,” tutur Daniel.
Meunrut Daniel, sesuai data, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki pesebaran viruf Flu Burung tertinggi.
“Bayangkan jika 250 juta jiwa rakyat kita harus diberi vaksin dengan seharga 15 USD, tinggal kalikan saja berapa devisa kita akan tersedot untuk itu. Itulah perang saat ini dalam menciptakan suatu ketergantungan,” pungkasnya.