TUNTUT ILMU SELAGI ADA KESEMPATAN
Monday, 19 August 2024Apakah kita tahu atau pernah mendengar pernyataan “kesempatan untuk belajar atau menuntut ilmu tidak selalu datang dua kali”.
Selanjutnya, mengapa dikatakan kesempatan untuk belajar atau menuntut ilmu dikatakan tidak datang dua kali ? Hal ini sesuai dengan pepatah atau kalimat bijak yang mengatakan “Manfaatkan dengan hal baik terhadap lima waktumu sebelum datang lima waktumu yang lain”. Lima waktu itu adalah: waktu muda sebelum waktu tua, waktu sehat sebelum waktu sakit, waktu kaya/berkecukupan sebelum waktu miskin/berkekurangan, dan waktu luang sebelum waktu sempit/sibuk.
Salah satu hal baik yang dapat dilakukan dalam hidup ini adalah belajar. Dari pesan ini kita diingatkan untuk selalu bersemangat dalam mencari ilmu pengetahuan, baik itu melalui pendidikan formal, pengalaman sehari-hari, atau belajar mandiri dengan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Selanjutnya dengan semakin banyaknya ilmu yang kita peroleh, kita dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, sehingga semakin besar pula potensi kita untuk meraih kesuksesan, lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup, dan lebih mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar.
Kolonel Inf. Faonaso Harefa, S.Sos, M.Si, merupakan pejabat fungsional Peneliti Madya dan sekaligus Mahasiswa Doktoral/S-3 di Uniersitas Pertahanan, bertugas sehari-hari di Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan (Puslitbang Strahan) Balitbang Kemhan mengatakan, “kita diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dan turut memberikan sumbang saran dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Balitbang Kemhan”. Salah satu strategi jitu, mudah, murah, dan signifikan, yang dapat dilakukan adalah melakukan himbauan atau ajakan guna memiliki kemauan belajar dan tekun membaca.
Dengan melibatkan diri dalam pembelajaran yang kontinu dan membangun kebiasaan membaca yang tekun, para peneliti dapat memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan di bidang pertahanan. Melalui kegiatan belajar rutin dan hobi membaca, para peneliti juga dapat mengetahui perkembangan lingkungan strategis terbaru, metode penelitian yang inovatif, maupun teknologi canggih yang relevan (update dan upgrade diri). Disampingh hal tersebut, keterampilan analitis dan sikap kritis peneliti akan semakin tajam, sehingga mampu menghasilkan output penelitian yang lebih akurat dan bermutu tinggi.
Tekun membaca juga mendorong kreativitas dan inovasi yang esensial dalam menciptakan strategi pertahanan yang efektif, modern dan adaptif. Pada akhirnya, SDM Peneliti Puslitbang Strahan Balitbang akan semakin kompeten dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan terkini di bidang pertahanan