PENTINGNYA DATA DAN INFORMASI DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PERTAHANAN PULAU-PULAU BESAR INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DI MEDAN, SUMATERA UTARA

Tuesday, 3 September 2024

Data dan informasi yang valid dan akurat sangat diperlukan pada tiap kegiatan penelitian, termasuk dalam Litbang Strategi Pertahanan Pulau-Pulau Besar Dalam Mendukung Kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim. Untuk mendapatkan bahan analisa data yang lebih komprehensif dilakukanlah kegiatan pengumpulan data dan informasi ke lokus. Salah satu lokus yang dipilih adalah ke Medan, dengan pertimbangan karena relatif dekat dengan selat Malaka yang sangat berpengaruh terhadap posisi Indonesia sebagai poros maritim.

Adapun tujuan pengumpulan data ini adalah, untuk mendapatkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT), dari pulau besar Sumatera dalam rangka melaksanakan strategi pertahanan pulau-pulau besar yang dapat digunakan guna mendukung kebijakan Indonesia sebagai poros maritim. Pengumpulan data di Medan dilaksanakan selama 6 (enam) hari kerja, pada tanggal 30 Mei s.d. 04 Juni 2022 dalam bentuk kegiatan Focus Group Discussion (FGD), dan kunjungan ke instansi terkait dalam rangka wawancara, pengisian kuesioner, serta pendokumentasian kegiatan.

Dalam pelaksanaan FGD di lokus pada hari Kamis, 02 Juni 2022 di Hotel Santika, Medan, melibatkan enam narasumber yakni: AKBP Jenda Kita Sitepu, Kabag Binops Ditpolairud Sumatera Utara; Bapak Zulfahri Siagian, HSNI Provinsi Sumatera Utara; Bapak Ridha Sah Putra, Kakamin Kelas II TPI Belawan; Dr Farid Avlea, S.Sos., M.Si., Dosen Fisip Universitas Sumatera Utara; Bapak Partogi Panggabean, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara; dan Bapak Achmad Fatoni, S.E., M.M., Kabid Penindakan dan Penyidikan Kanwil DJBC, Provinsi Sumatera Utara.

Hasil dari Pulta dan FGD di Medan, yang dapat dirangkum antara lain:

Strategi pertahanan pulau-pulau besar merupakan strategi pertahanan yang berfokus pada pelibatan seluruh bagian dari bangsa Indonesia, khususnya yang berada dalam wilayah pertahanan pulau-pulau besar. Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia diharapkan dapat secara mandiri menyelenggarakan pertahanan negara, yaitu untuk mengantisipasi, menghadapi, dan mengatasi seluruh ancaman, baik yang bersifat militer maupun nirmiliter, terhadap kedaulatan dan keutuhan negara.

Selat Malaka memiliki peran yang sangat penting di berbagai bidang kehidupan khususnya perekonomian global, namun memiliki risiko dan permasalahan yang juga tinggi terkait berbagai pelanggaran yang mungkin dan sudah terjadi di dalamnya. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hak atas perairan ini memiliki resiko terkena dampak dari permasalahan tersebut. Di luar hal tersebut Sumatera Utara juga memiliki potensi alam yang besar, serta memiliki nilai strategis sebagai bagian dari pertahanan pulau-pulau besar.

Strategi yang dapat dilakukan dalam mendukung pelaksanaan pertahanan militer adalah: (1) memperkuat alutsista dan penambahan jumlah prajurit/personel untuk mempertahankan wilayah dari serangan musuh; (2) menambah kekuatan untuk patroli; (3) meningkatkan Patroli bersama dengan negara tetangga yang bertujuan untuk melindungi teritorial batas wilayah negara dari pihak asing; dan (4) memperkuat peran militer di kawasan perbatasan. Sedangkan strategi untuk pertahanan non militer: (1) membangun sumber daya manusia yang kuat; (2) memanfaatkan sumber daya alam sebaik-baiknya; dan (3) membuka lahan pertanian untuk ketahanan pangan.

Pelaksanaan Pulta dipimpin oleh Brigjen TNI Yan Namora selaku Kapuslitbang Strahan, didampingi Kolonel Kal Agus Wahyudi, S.E., M.M. selaku Kabid Lingstra Puslitbang Strahan, Kolonel Inf. R Wirmaika Septiadi, Kolonel Caj. Drs Mohadib, M.Sc, Sena Sunandar, S.E, MSc., Sukarsih, S.E, dan Surdi Muhamad Lailan, S.H. Peserta FGD selain enam orang Narasumber, juga dihadiri peserta dari Kodam I/Bukit Barisan, Lantamal I Belawan, Lanud Soewondo Medan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia