KAPUSLITBANG IPTEKHAN MEMPERKUAT PENGUKURAN TECHNOLOGY READINESS LEVELS (TRL) DAN MANUFACTURE READINESS LEVELS (MRL) PROGRAM KELITBANGAN BALITBANG KEMHAN
Friday, 11 April 2025Kapuslitbang Iptekhan Marsma TNI S. Arief Hardoyo, ST., M.IT., M.Sc mendampingi Kabalitbang Kemhan Brigjen TNI Dr. I. E. Djoko Purwanto, S.E.,M.M, pada tanggal 21 Maret 2025 di Ruppat Lt-5 Gedung Ir. H. Djuanda Balitbang Kemhan Jl. Pondok Labu No.1 Jakarta Selatan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat metode pengukuran TRL dan MRL hasil Kelitbangan yang digadang-gadang mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas hasil Litbang pertahanan yang menjadi tonggak penting dalam modernisasi ekosistem Litbang pertahanan. Inovasi ini akan mempercepat validasi hasil penelitian, mengurangi margin kesalahan dan memperkuat daya saing industri pertahanan dalam negeri kedepan.
Upaya memperkuat kapabilitas teknologi pertahanan penguatan TRL dan MRL diharapkan mampu mempercepat hilirisasi hasil Litbang di sektor pertahanan. Namun, di balik keberhasilan ini, tantangan besar masih menghadapi sejumlah kendala, mulai dari keterbatasan infrastruktur uji, hingga perbedaan standar antara industri pertahanan dalam negeri dan internasional. Meski demikian, berbagai inovasi telah dilakukan untuk penyesuaian standar pengukuran agar lebih relevan dengan kebutuhan strategis pertahanan. Pengembangan sistem evaluasi TRL dan MRL yang lebih terstruktur berbasis data dapat memastikan setiap teknologi yang dihasilkan benar-benar siap untuk diimplementasikan dalam skala industri.
Keberhasilan ini tercermin dalam beberapa kegiatan hasil Litbang yang telah memasuki fase implementasi. Salah satu bukti nyata dalam pengembangan radar pertahanan yang kini telah mencapai TRL 8 dan siap untuk produksi massal. Selain itu, drone militer berbasis digital yang sebelumnya hanya dalam tahap pengujian kini telah berhasil masuk ke tahap manufaktur dengan kesiapan MRL yang lebih tinggi.
Meski demikian, sejumlah pihak menyoroti bahwa percepatan TRL dan MRL tidak selalu berjalan mulus. Beberapa program Litbang masih mengalami kesenjangan antara tahap pengembangan dan tahap produksi, terutama karena keterbatasan sumber daya serta regulasi yang dinilai belum sepenuhnya mendukung. Percepatan TRL dan MRL merupakan langkah strategis yang harus diimbangi dengan kesiapan industri dalam negeri. Tanpa dukungan ekosistem yang kuat, hasil Litbang berisiko tidak bisa segera dimanfaatkan secara optimal.
Sebagai informasi, bahwa dalam menghadapi tantangan tersebut, Kapuslitbang Iptekhan tetap optimistis bahwa melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik akademisi, industri, maupun pemerintah, upaya peningkatan TRL dan MRL ini dapat menjadi tonggak penting dalam kemandirian teknologi pertahanan. Dengan komitmen yang kuat, bukan tidak mungkin sistem pertahanan akan mampu bersaing dengan negara-negara maju dalam pengembangan teknologi pertahanan di masa depan.
Dengan segala peluang dan tantangan yang ada, langkah Kapuslitbang Iptekhan ini akan menjadi tolak ukur bagi keberlanjutan inovasi pertahanan. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini menjadi bukti bahwa Puslitbang Iptekhan Balitbang Kemhan semakin siap menghadapi era pertahanan modern yang berbasis teknologi tinggi.
Turut hadir dalam penguatan pengukuran Technology Readiness Levels (TRL) dan Manufacture Readiness Levels (MRL) Program Kelitbangan Balitbang Kemhan antara lain Staf Pusiptekhan Balitbang Kemhan, Konsultan dan Mitra Kelitbangan.