TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC) DENGAN BAYU BAJRA 99
Thursday, 13 March 2025Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau masih terus terjadi di Indonesia , terutama di Sumatera, Riau dan Kalimantan. Sebaran asap yang ditimbulkan sudah amat meluas, mencapai sebagian besar wilayah sumatera dan Kalimantan, bahkan warga negara tetangga turut merasakan dampaknya. Dampak kebakaran hutan dan lahan ini sangat buruk, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan hidup. Lahan-lahan pertanian mengalami kekeringan dan para petani mengalami kerugian karena gagal panen. Di daerah-daerah tertentu masyarakat kekurangan air bersih. Sementara di musim hujan , banjir dapat mengakibatkan kerugian yang besar baik di kota maupun di desa. Petani juga banyak mengalami kerugian yang besar karena gagal panen. Bencana tanah longsor juga sering terjadi ketika masa peralihan musim atau musim pancaroba , dari musim kemarauk e musim penghujan. Hal-hal tersebut diatas disebabkan karena cuaca yang tidak menentu akibat pemanasan global yang saat ini sedang dialami oleh bumi. Sementara pemerintah belum bisa menemukan teknologi modifikasi cuaca yang tepat untuk mengatasi bencana tersebut.
Sumber : Nusantara’s Cloud Chaser, Hadijoyo & Indra R.
Berbagai cara untuk memodifikasi cuaca dengan teknologi yang baru sudah dikembangkan misalnya di Australia, Abu Dhabi, Amerika yang prinsipnya menggunakan teknik mengirim energi ke awan sebagai bahan pembentuk inti hujan dengan biaya yang cukup besar. Saat ini terdapat alat pembuat dan pencegah hujan yang diberi nama bayu bajra 99 yang dapat dimanfaatkan menyelesaikan masalah kebakaran hutan , lahan , banjir, kekeringan , kabut berasap dan tanah longsor yang selalu terjadi sepanjang tahun. Alat ini bekerja berdasarkan mekanisme gelombang elektromagnetik terseleksi dan ion generation dan merupakan pengembangan prototipe SER 18 F yang sudah digunakan sejaj tahun 1998. Alat ini juga dapat dijadikan intercontinental weapon yang dapat menjaga pertahanan negara dari ancaman negara lain karena dapat membuat badai baik di darat maupun laut (tsunami) misalnya dapat ditembakkan dari jakarta dengan sasaran Beijing. Dapat pula membuat hujan biasa sampai dengan hujan sebesar bola pingpong dengan cover area 3.500 Ha – 7.500 Ha. Disamping itu secara visibilitas dapat membuat dan meniadakan hujan dari langit biru (tanpa hujan) dan dapat memadamkan kebakaran hutan. Dan waktu pembuatan hujan selama 3 – 4 jam.. (Penulis : Kol.Laut Satrijo,ST.MT., Kol.Laut. Marzuki, S.Si, M.Tr. Hanla, MM., Kol. Laut. Tjatur Prasetiyo, ST.)