PELAKSANAAN FGD ANALISIS POTENSI ANCAMAN MILITER DI SELAT MAKASSAR DALAM RANGKA MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA
Tuesday, 4 March 2025Pada hari Rabu, 26 Februari 2025, Bid Lingstra Puslitbang Strahan menyelenggarakan kegiatan FGD melalui zoom meeting. Kegiatan FGD tentang Potensi Ancaman Militer di Selat Makassar dalam rangka Mendukung Pertahanan Negara, dilaksanakan di ruang rapat Puslitbang Strahan, Lantai 1 Gd. Ir. H. Djuanda, Balitbang Kemhan, Pondok Labu, dipimpin oleh Kapuslitbang Strahan yang diwakili oleh Kabid Lingstra Kolonel Kal. Agus Wahyudi, SE, MM. Tujuan dari FGD yang dilaksanakan hari ini, adalah sebagai forum bagi peneliti untuk berdiskusi dengan stakeholders dan narasumber untuk memperoleh masukan bagi tim Pokja dalam rangka menghasilkan penelitian berkualitas, realistis, dan implementatif yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan kebijakan pertahanan. Output pokok-pokok pikiran yang didapat dari FGD hari itu antara lain:
Selat Makassar merupakan salah satu selat terpenting yang berada di antara pulau Kalimantan dan pulau Sulawesi. Sedikit atau banyak dapat terdampak atas peningkatan aktivitas militer negara-negara besar di kawasan Asia-Pasifik, konflik di Laut Cina Selatan, persaingan geopolitik di wilayah maritim Asia Tenggara, terutama dari segi ancaman militer.
Sesuai dengan tugas utama TNI untuk mempertahankan kedaulatan negara serta melindungi keutuhan wilayah NKRI perairan Selat Makassar merupakan salah satu prioritas dalam upaya mempertahankan integritas teritorial Indonesia dari potensi ancaman militer.
Pertahanan udara dan laut di Selat Makassar adalah pilot project untuk pertahanan udara dan laut di pesisir pulau besar. Konsep smart defense di Selat Makassar dalam bentuk kolaborasi, interoperability dengan TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta stake holders lainnya dilaksanakan melalui penyelarasan teknologi dan strategi pertahanan.
Ancaman bawah laut dapat terjadi karena belum optimalnya sistem pengawasan terhadap aktivitas pelayaran di perairan yuriskidsi, salah satunya adalah ancaman sabotase infrastruktur vital.
Hasil FGD ini selanjutnya akan dijadikan bahan awal bagi pengumpulan data di lokus yang telah ditentukan. Para narasumber yang terlibat dalam FGD antara lain: Dr. Ian Montratama (Universitas Pertamina); Kolonel inf Ganardyto (Srenum TNI); dan Kolonel Laut (P) Niko, Skom (BIN).Para peserta yang turut berperan dalam FGD kali ini antara lain, Kolonel Caj. Drs. Mohadib, M.Sc selaku pemapar litbang, Kolonel Inf. Rizal Diando selaku moderator, para pejabat fungsioanl eselon 3 dan struktural eselon 4, serta tim pendukung litbang. Dalam sambutan penutupan Kapuslitbang Strahan yang dibacakan oleh Kabid Lingstra memberikan pengharagaan dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya atas kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan FGD.