Peran Strategis Litbang dalam Pengembangan Electronic Warfare (EW) menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Thursday, 20 February 2025

Perang asimetris merupakan bentuk konflik yang ditandai oleh ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang bertikai. Dalam konteks ini, pihak yang lebih lemah sering kali menggunakan taktik tidak konvensional, seperti serangan siber, penggunaan drone swakriya, dan perang gerilya, tujuannya untuk mengimbangi kelemahan teknologi dan sumber daya mereka. Dalam menghadapi ancaman yang dinamis dan kompleks ini, penelitian dan pengembangan (Litbang) memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan Electronic Warfare (EW). Inovasi teknologi dalam mengatasi ketertinggalan tersebut maka Litbang berperan untuk menciptakan sistem EW yang adaptif dan responsif terhadap alat-alat improvisasi yang digunakan oleh musuh. Salah satu hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa sistem jamming frekuensi yang lebar dapat digunakan untuk mengganggu kendali drone dan sinyal radio improvisasi (Smith et al., 2021). Selain itu, integrasi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning dalam EW memungkinkan deteksi ancaman secara real-time dan analisis pola serangan asimetris yang sangat penting dalam konteks perang yang terus berubah (Johnson & Lee, 2022). 

Sumber : Electronic Warfare and SEAD December 2018  in  Journal Edition 27, the journal of the JAPCC.

Untuk antisipasi ancaman dinamis fungsi litbang juga berperan dalam pemetaan ancaman non-tradisional, seperti penggunaan teknologi sipil oleh musuh. Simulasi dan war gaming juga menjadi alat penting dalam mengembangkan skenario perang asimetris, yang memungkinkan pengujian efektivitas sistem EW sebelum diterapkan di lapangan (Davis, 2023).  Penguatan Interoperabilitas Sistem dalam perang asimetris, integrasi EW dengan sistem lain, seperti C4ISR dan pertahanan siber, menjadi sangat penting. Penelitian yang dilakukan oleh Thompson (2021) menekankan pentingnya interoperabilitas antara sistem EW dan sensor multi-domain untuk meningkatkan efektivitas operasional.  Pengembangan kapasitas siber EW yang terpadu untuk ancaman siber sering kali menjadi bagian integral dari perang asimetris. Litbang berperan dalam mengintegrasikan EW dengan pertahanan siber untuk mengacaukan jaringan komunikasi musuh dan melindungi sistem komunikasi sendiri dari serangan (Miller, 2022). Pengembangan electronic countermeasures (ECM) terhadap serangan siber-kinetik juga menjadi fokus utama dalam penelitian.  Peningkatan Ketahanan dan Resilience Litbang berfokus pada desain sistem EW yang tahan terhadap gangguan dan mampu beroperasi dalam lingkungan spektrum elektromagnetik yang padat. Penelitian oleh Garcia (2023) menunjukkan bahwa teknologi cognitive EW dapat belajar dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan operasi, meningkatkan ketahanan sistem.  Pembentukan SDM Berkualitas Litbang tidak hanya menghasilkan teknologi, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang ahli dalam operasi EW dan taktik asimetris. Pelatihan berbasis simulasi dan kolaborasi dengan akademisi  /industri menjadi prioritas dalam pengembangan SDM (Roberts, 2021).  Dukungan Kebijakan dan Doktrin Operasional Litbang memberikan rekomendasi berbasis data untuk menyusun doktrin operasional EW yang sesuai dengan karakteristik perang asimetris. Penelitian oleh Wilson (2022) menunjukkan bahwa penggunaan EW untuk melindungi pasukan dari ancaman Improvised explosive devices (IED) dan strategi denial terhadap sistem pengintaian musuh yang murah sangat penting dalam konteks ini. Efisiensi Biaya melalui Teknologi Inovatif Dalam perang asimetris, musuh sering menggunakan alat berbiaya rendah. Litbang menciptakan solusi EW yang efektif namun hemat anggaran, seperti sistem jammer portabel dan penggunaan software-defined radio (SDR) yang fleksibel (Anderson, 2023).  Kolaborasi Global dan Transfer Teknologi Litbang mendorong kerja sama internasional untuk berbagi pengetahuan tentang ancaman asimetris dan solusi EW. Forum seperti NATO dan kemitraan bilateral menjadi platform penting untuk kolaborasi ini (Harris, 2021). Dalam menghadapi perang asimetris, Litbang menjadi tulang punggung pengembangan EW yang responsif, adaptif, dan hemat biaya. Tanpa inovasi terus-menerus melalui Litbang, kemampuan EW suatu negara akan tertinggal, sementara ancaman asimetris terus berevolusi dengan memanfaatkan teknologi yang semakin mudah diakses. Oleh karena itu, investasi dalam Litbang dan kolaborasi internasional menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang ada di masa depan.

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia