PENGUMPULAN DATA LITBANG STRATEGI PERTAHANAN PULAU-PULAU BESAR INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DI PEKANBARU, RIAU

Tuesday, 5 November 2024

Sebagaimana laiknya sebuah kegiatan litbang senantiasa sangat membutuhkan data dan informasi yang valid dan akurat, termasuk dalam Litbang Strategi Pertahanan Pulau-Pulau Besar Dalam Mendukung Kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim. Sesuai judul litbang salah satu lokus yang tepat untuk dipilih adalah ke Pekanbaru Riau, hal ini mengingat lokasi yang relatif dekat dengan selat Malaka yang sangat berpengaruh terhadap posisi Indonesia sebagai poros maritim

Berdasarkan desain penelitian yang sudah ditetapkan tujuan pengumpulan data ini adalah, untuk mendapatkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) di Pekanbaru, Riau, dalam rangka melaksanakan strategi pertahanan pulau-pulau besar yang dapat digunakan untuk mendukung kebijakan Indonesia sebagai poros maritim. Pengumpulan data di Pekanbaru, Riau, dilaksanakan selama 5 (lima) hari kerja, pada tanggal 26 s.d. 30 September 2022 dalam bentuk kegiatan Focus Group Discussion (FGD), kunjungan ke instansi, pengisian kuesioner, serta dokumentasi kegiatan.

Dalam pelaksanaan FGD di lokus pada hari Selasa, 27 September 2022 di Lanud Roemin Nurjadin, Pekanbaru Riau, melibatkan enam narasumber yakni: Syahriona Delaviona, S.Sos,M.H, Kepala Kantor Imigrasi Pekanbaru; Tommy H, Kepala Bea Cukai Pekanbaru; MHD. Saeri Simon (DR, M.Hum.), Universitas Riau; Ir. Herimufty, M.Si., Kadis Kelautan dan Perikanan Prov. Riau; Nita Ariani, S.Kep., M.Kep., Ka DPC HSNI Kota Dumai; dan AKBP Dr. Darimi S.H., M.H., M.M., Kabag Operasional Polairud.

Rangkuman hasil dari Pulta dan FGD di Pekanbaru Riau, adalah sebagai berikut:

Perspektif pertahanan di Pekanbaru, Riau, merupakan wilayah strategis yang dekat dengan Selat Malaka, memiliki peran sangat penting di berbagai bidang khususnya perekonomian global, selain peran penting wilayah Pekanbaru, Riau, juga memiliki risiko dan permasalahan yang tinggi terkait berbagai pelanggaran yang masih sering terjadi, dampak dari hal ini tentunya akan selalu membutuhkan perhatian dan strategi tersendiri bagi satuan-satuan TNI maupun stake holders terkait untuk mengatasinya. Dari aspek potensi alam Provinsi Riau secara geografis memiliki cakupan wilayah yang cukup luas dan strategis sebagai bagian dari pertahanan pulau-pulau besar.

Terdapat enam gerbang terdepan yang langsung berhadapan dengan negara luar yakni: Panipahan dan Sinaboi (Kabupaten Rokan Hilir), Tanjung Medang di Pulau Rupat (Kota Dumai), Selat Baru (Kabupaten Bangkalis), Selat Panjang dan Tanjung Samak (Kabupaten Meranti). Enam titik ini secara tradisional berfungsi sebagai gerbang penghubung antara Riau (Indonesia) dengan negara tetangga (Malaysia dan Singapura). Enam titik ini juga berpeluang kedepan untuk menjadi daerah penghubung terdekat yang penting untuk memperkuat kerjasama antara Riau (Indonesia) dengan Malaysia dan Singapura. Keadaan geografis ini berpotensi untuk pengembangan hubungan dengan negara tetangga namun sekaligus memiliki poyensi gangguan keamanan berupa penyelundupan obat terlarang, perdagangan manusia (drug and human trafficking), dan terorisme internasional yang beroperasi di Asia Tenggara.

Strategi pertahanan pulau-pulau besar merupakan strategi pertahanan yang berfokus pada pelibatan seluruh bagian dari bangsa Indonesia berbasis kewilayahan dan kepulauan, diharapkan tiap-tiap pulau-pulau besar mampu secara mandiri menyelenggarakan pertahanan negara, guna mengantisipasi, menghadapi, dan mengatasi seluruh ancaman, yang bersifat militer maupun nonmiliter. Pembangunan kekuatan pertahanan ini sekaligus juga diharapkan dapat mendukung visi Poros Maritim, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat, berbasis kepentingan nasional.

Saran dari para naras sumber terkait strategi yang perlu dilakukan oleh instansi militer dan non militer dalam mendukung pelaksanaan pertahanan militer dan pertahanan nir militer khususnya di wilayah maritim, salah satunya adalah melakukan patroli dan operasi bersama semua stakeholders untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan sebagai community protector, yaitu melindungi masyarakat dari berbagai ancaman yang berpotensi akan mengganggu stabilitas keamanan di NKRI.

Pelaksanaan Pulta dipimpin oleh Brigjen TNI Yan Namora. selaku Kapuslitbang Strahan, Kolonel Kal Agus Wahyudi, S.E., M.M., selaku Kabid Lingstra, didampingi oleh Kolonel Caj DR. Kusuma, M.Si, Kolonel Caj Drs Mohadib, M.Sc., Sukarsih, S.E, dan Surdi Muhamad Lailan, S.H




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia