KUNJUNGAN KABALITBANG KEMHAN KE PT. ROBOMARINE GUNA MENDORONG IMPLEMENTASI KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN YANG REALIBLE

Friday, 11 October 2024

Kabalitbang Kemhan Mayjen TNI Heru Sudarminto, S.I.P., M.Sc, didampingi Sekretaris Balitbang Kemhan Brigjen TNI Dr.I.E. Djoko Purwanto, SE, MM dan Marsma TNI S. Arief Hardoyo, ST, M.IT, M.Sc selaku Kapusiptekhan melakukan kunjungan ke PT. Robomarine Indonesia di Jl. Padasaluyu utara III kompleks royal palm No. C22, isola, kecamatan sukasari, kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 20 September 2024. Agenda kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kemampuan fasilitas workshop, alat peralatan pabrikasi yang memiliki kemampuan sebagai salah satu industri pertahanan di bidang maritim, serta untuk menggali peluang kerjasama pengembangan sistem pertahanan laut, bawah air sebagai percepatan produksi dalam negeri guna memajukan industri pertahanan kedepan. Menyadari pentingnya peran penelitian dan pengembangan terhadap alutsista TNI, Puslitbang Iptekhan terus berupaya berinovasi dan memperbaiki mutu hasil Litbang yang lebih baik. Strategi yang dilakukan dengan memberikan pembinaan lebih luas dalam pengelolaan teknis prosedur Litbang yang baik dan benar kepada setiap pelaku Litbang. Menyadari bahwa berinovasi dan perbaikan mutu litbang terhadap alutsista akan mampu mendorong peningkatan daya saing dan meneguhkan deterent effect bagi negara lain. Oleh karena itu Pusiptekhan memiliki komitmen tinggi dalam berinovasi dan meningkatkan mutu dan kuantitas hasil Litbang yang bermanfaat untuk peningkatkan kemandirian, kemajuan, daya saing bangsa guna pemenuhan kebutuhan strategis dan pergeseran sistem Litbang Iptek dari single fighter menjadi kolaborasi dengan mengutamakan security dan savety teknologi yang berbasis system engineering dan military spec. Industri pertahanan laut dan bawah air merupakan bidang strategis yang harus digali dan terus dikembangkan dengan serius, terutama karena Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia dengan perairan yang mencakup sekitar tujuh puluh persen dari total luas wilayahnya. Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari tujuh belas ribu pulau, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, terletak di jalur perdagangan internasional yang sangat penting, menuntut sistem pertahanan memiliki kemampuan pertahanan laut dan bawah air yang tidak hanya kuat tetapi juga mandiri, guna menjaga kedaulatan wilayah perairannya dari ancaman internal maupun eksternal, termasuk penyelundupan, perompakan, pelanggaran wilayah oleh kapal asing, serta potensi ancaman militer dari negara lain.

Puslitbang Iptekhan salah satu sub Satker di bawah Balitbang Kemhan memiliki fungsi melaksanakan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan yang bersifat riset dasar dan difusi teknologi serta transfer teknologi dengan mengedepankan terhimpunnya data dari setiap kegiatan Litbang yang akan memudahkan pemetaan potensi ke arah hilirisasi dari hasil Litbang, karena Litbang juga dapat diarahkan untuk menghasilkan produk-produk inovasi dan respon cepat terhadap setiap kebutuhan pertahanan.

Pengembangan industri ini harus mencakup penguasaan teknologi terkini, mulai dari kapal perang, kapal selam, sistem radar dan sensor bawah air, Unmanned Underwater Vehicles yang mampu melakukan patroli dan pengawasan secara otomatis. Selain itu, investasi dalam riset dan pengembangan lokal serta kolaborasi dengan industri pertahanan global sangat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi yang diadopsi oleh Indonesia dapat mengikuti tren dari ancaman baru. Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan di bidang teknologi maritim juga harus menjadi prioritas, sehingga mampu menciptakan tenaga ahli yang dapat mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam industri ini.

Turut mendampingi dalam kunjungan ke PT. Robomarine yaitu Ses Balitbang Kemhan, Kapus Iptekhan, Kabis Daya Tempur, Kabid Bekkomlek, Kabaproglap Ses Balitbang Kemhan, dan Dirut. PT. Robomarin beserta staf.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia