Pengujian Radar Cross Section (RCS) Drone Kamikaze

Thursday, 3 October 2024

Tim peneliti Puslitbang Alpalhan melakukan pengujian Radar Cross Section di Laboratorium Balitbang Kemhan pada tanggal 25 September 2024. Kegiatan ini dipimpin oleh Kabid Matra laut Kolonel Laut (KH) Ir. Herlambang Effendy, M.Si, beserta Kolonel Laut (KH) .Satrijo, S.T, M.T; Kolonel Laut (T). Tjatur Prasetyo, SE; Tim PT. AKM Teknologi Nuswantara, dengan penguji dari Balitbang diantaranya Maulana Randa, S.T, M.T, Ph.D; Raden Andhika Ajiesastra,S.T,M.T; Diaz Tamaza, ,S.T,M.T.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu sasaran atau target dalam memantulkan kembali sinyal radar ke arah sumber dari radar transmitter.

Pantulan sinyal radar kembali ke sumber radar yang menentukan sejauh mana objek dapat dideteksi . Di bidang militer, pengujian RCS ini bisa dimungkinkan untuk mengembangkan pesawat atau drone yang memilki kemampuan deteksi rendah, atau membantu meningkatkan kapasitas dalam mendeteksi target.Dari hasil pengujian Radar Cross Section (RCS) Drone Kamikaze pada tiga sudut uji utama, yaitu 0, 90, dan 180 derajat, terlihat bahwa koefisien pantulan elektromagnetik yang dihasilkan sangat kecil. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Vector Network Analyzer (VNA) untuk memetakan parameter S atau Scattering Parameters, yang menjadi indikator penting dalam memahami bagaimana gelombang elektromagnetik berinteraksi dengan drone. Parameter S11, yang mengukur koefisien refleksi atau kemampuan objek memantulkan gelombang, menunjukkan nilai yang sangat rendah. Artinya, sebagian besar gelombang elektromagnetik yang mengenai drone terserap atau diteruskan dan hanya sebagian kecil yang dipantulkan kembali. Nilai rendah ini mengindikasikan bahwa material airframe drone dirancang untuk meminimalkan refleksi gelombang, membuatnya lebih stealth dan sulit dideteksi oleh radar.

Pengujian juga dilakukan dalam anechoic chamber untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan tidak terpengaruh oleh pantulan eksternal. Nilai transmission loss atau kerugian transmisi yang didapat dari pengukuran berada jauh di bawah -10 dB, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar energi gelombang elektromagnetik yang mengenai drone tidak dipantulkan kembali, tetapi terserap atau diteruskan. Hal ini sangat penting dalam operasi militer, di mana kemampuan untuk mengurangi deteksi oleh radar adalah aspek vital. Dengan karakteristik RCS yang rendah dan sifat penyerapan yang baik, drone kamikaze ini dirancang untuk menembus pertahanan musuh tanpa terdeteksi, menjadikannya aset yang sangat efektif dalam peperangan modern yang mengandalkan strategi stealth dan penghindaran radar




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia