PUSLITBANG IPTEKHAN MENDUKUNG CAPACITY BUILDING VALUE ENGINEERING DAN TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI GUNA MENCAPAI TARGET NASIONALLY DETERMINATED CONTRIBUTION (NDC) DI SEKTOR ENERGI
Friday, 27 September 2024Pertemuan capacity building value engineering dan tingkat kesiapan teknologi untuk mencapai target Nasionally Determinated Contribution (NDC) pada sektor energi dilaksanakan di Grand Zuri Jl. Pahlawan seribu kav ocean walk blok CDN Lot.6 BSD city Serpong Tanggerang Selatan pada hari Selasa Rabu dan Kamis tanggal tanggal 17 s.d 19 September 2024 bertujuan untuk mendorong percepatan adopsi teknologi rendah karbon di sektor energi guna mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Penerapan Value Engineering (VE) dan penilaian System Readiness Level (SRL) menjadi suatu metode utama dalam memastikan kesiapan teknologi yang dikembangkan dapat diintegrasikan ke dalam sistem energi nasional.
Pertemuan tersebut sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh perubahan iklim yang diwujudkan dalam rencana transmisi energi. Upaya ini juga merupakan manisfestasi dari komitmen internasional yang terkandung dalam Nationally Determined Contribrution (NDC) sebagai respon dalam Framework Convention On Climate Change Conference (UNFCCC). Pada agenda yang menyatakan bahwa Indonesia akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 20% dengan scenario Bussines as Usual (BaU) di tahun 2030 dan 41 % dengan bantuan internasional. Komitment ini diperkuat melalui UU Nomor 16 Tahun 2016 tentang pengesahan persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai perubahan iklim
Dalam pertemuan tersebut juga dijelaskan bahwa value engineering dan pengukuran System Readiness Level (SRL) merupakan dua pendekatan yang berbeda, namun dari kedua sisi tersebut saling melengkapi satu sama lain dalam proses pengembangan system Capacity Building Value Engineering dan Tingkat Kesiapan Teknologi untuk mencapai Target NDC. Value Engineering (VE) memang mampu memaksimalkan fungsi-fungsi penting dalam suatu sistem teknologi bagian per bagian, yang secara langsung dapat meningkatkan kesiapan sistem secara keseluruhan. Dengan aplikasi value engineering, fungsi-fungsi kritis dalam sebuah sistem teknologi dapat dimaksimalkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesiapan sistem secara keseluruhan dalam teknologi pertahanan. Dengan adanya pemahaman yang lebih mendalam terhadap prinsip-prinsip VE dan teknologi yang siap mendukung pencapaian target NDC di sektor energi. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dinilai sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi rendah karbon dan menghadapi tantangan energi masa depan dengan tetap menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Salah satu tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan yaitu pemerataan akses energi bagi semua warga negara. Tidak tersedianya akses energi berpengaruh serius pada system pertahanan di berbagai sektor. Penyediaan energi listrik pada tingkat nasional juga masih didominasi bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan meningkatnya emisi karbon dan kerentanan penyediaan energi di masa depan. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi sebanyak 29% (atau 41% dengan kerja sama internasional) di tahun 2030 dengan menargetkan masuknya 23% energi terbarukan dalam bauran energi primer di tahun 2025.
Dilansir dari. Grand strategi untuk menjaga ketahanan energi dalam transisi energi asumsi RPP KEN ini dibuat berdasarkan target supply-demand dengan target EBT 23%, di tahun 2025 31% pada tahun 2060 EBTdi tingkatkan sampai 70 persennya. Namun target EBT dari tahun ke tahun tetap dibawah standar capaian sehingga kurang efisien, penggunaan bahan fosil menyebabkan polutan bahan beracun yang mengakibatkan korban sampai menimbulkan kematian manusia. Pemenuhan energi negara-negara di dunia yang hanya melibatkan bahan baku fosil dan alam tidak akan pernah mencukupi kecuali melibatkan bauran energi fisil PLTN seperti yang dilakukan negara maju.
VE juga dinilai sangat relevan dalam pengembangan teknologi energi ramah lingkungan karena memaksimalkan fungsi sambil meminimalkan biaya. Di sisi lain, SRL membantu mengukur kesiapan teknologi secara holistik untuk diimplementasikan, sekaligus mengidentifikasi tantangan teknis sejak awal agar mitigasi bisa dilakukan sebelum teknologi diadopsi secara luas. “Pengukuran SRL memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi tantangan teknis dan integrasi dari awal sehingga langkah-langkah mitigasi dapat segera diambil sebelum teknologi tersebut diadopsi secara luas.
Turut hadir dalam pertemuan capacity building value engineering dan tingkat kesiapan teknologi untuk mencapai target Nasionally Determinated Contribution (NDC) pada sektor energi yaitu Universitas Pertahanan, Universitas widyatama, UI, UGM, Undip, ITS, Universitas Trisakti, Defend Id, PT.Mind DJ, PT. PT. Pupuk Indonesia, PT. Semen Indonesia, PT. Survai, PT. PLN, PT. Pertamina, Kementerian ESDM, Bappenas, Kementerian Perindustrian, Kementerian LH, Dinas lingkungan hidup, PT.Bumi persik, PT. Intan Prima Kalorindo, PT.Kreasi Ciptakorsekindo dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).