PENTINGNYA SINERGI KEBIJAKAN KEAMANAN DAN EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA
Wednesday, 25 September 2024Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Pembangunan industri pertahanan menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Namun, membangun industri pertahanan bukan sekadar upaya memproduksi alat utama sistem senjata (Alutsista), melainkan juga investasi strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sinergi antara aspek keamanan dan ekonomi dalam industri pertahanan merupakan kunci keberhasilan. Industri pertahanan bukan hanya berfungsi sebagai benteng terakhir dalam menjaga keamanan negara, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, industri pertahanan dapat menjadi solusi atas dilema klasik “guns or butter”.
Sumber:GeorgeHolstein,https://www.linkedin.com/in/thearchimedesconstruct/
Tantangan dalam membangun industri pertahanan di Indonesia sangat kompleks. Keterbatasan teknologi, kurangnya investasi, dan persaingan global yang ketat menjadi beberapa kendala utama. Selain itu, alokasi anggaran yang terbatas seringkali menjadi dilema tersendiri. Pemerintah dituntut untuk dapat mengalokasikan anggaran secara efisien agar kedua aspek, yaitu keamanan dan ekonomi, dapat berjalan seimbang.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan sinergi yang kuat antara kebijakan keamanan dan ekonomi. Kebijakan keamanan harus diarahkan untuk membangun kekuatan militer yang modern dan tangguh, sementara kebijakan ekonomi harus fokus pada pengembangan industri pertahanan yang berdaya saing global. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:
a. Peningkatan investasi dalam riset dan pengembangan. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pengembangan teknologi pertahanan, baik melalui lembaga riset pemerintah maupun kerja sama dengan perguruan tinggi dan industri swasta.
b. Penguatan ekosistem industri pertahanan. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan akademisi (triple helix) akan mempercepat proses transfer teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan peningkatan daya saing industri pertahanan.
c. Pemberian insentif bagi industri Pertahanan. Pemerintah perlu memberikan berbagai insentif, seperti tax holiday, fasilitas kredit, dan kemudahan perizinan, untuk menarik investasi swasta ke sektor pertahanan. Hal tersebut perlu dilakukan karena Industri Pertahanan yang bersifat monopsoni.
d. Pengembangan pasar domestik: Pemerintah perlu menciptakan pasar domestik yang kuat untuk produk-produk industri pertahanan dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan preferensi kepada produk dalam negeri dalam pengadaan Alutsista.
e. Integrasi dengan industri lainnya: Industri pertahanan perlu diintegrasikan dengan industri-industri lain, seperti manufaktur, elektronika, dan material, untuk menciptakan ekosistem industri yang lebih luas dan berdaya saing.
Dengan sinergi yang kuat antara kebijakan keamanan dan ekonomi, industri pertahanan Indonesia dapat menjadi tulang punggung kekuatan nasional. Tidak hanya mampu menjaga kedaulatan negara, tetapi juga berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, keberhasilan pembangunan industri pertahanan juga bergantung pada komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama secara sinergis.
Penting untuk diketahui bahwa pembangunan industri pertahanan adalah proses jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari seluruh komponen bangsa, Indonesia dapat mewujudkan industri pertahanan yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global. Dalam konteks global yang semakin kompleks, industri pertahanan yang kuat menjadi aset berharga bagi sebuah negara. Indonesia, dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar, memiliki peluang emas untuk membangun industri pertahanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
Demikian yang disampaikan oleh Kolonel Caj Mohadib, Peneliti Madya Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan, yang juga merupakan akademisi salah satu kampus swasta terkenal di Tangerang Selatan, saat mengemukakan pendapatnya terkait Kondisi Industri Pertahanan di Indonesia.