FGD LITBANG EVALUASI KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARA DI TARAKAN, KALIMANTAN UTARA
Monday, 9 September 2024Pada hari Rabu, tanggal 25 Mei 2022 Tim Litbang Evaluasi Kebijakan Pertahanan Negara (Evjakhanneg) Tahun 2022, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Makodim 0907/Tarakan Kalimantan Utara. Pembukaan FGD secara resmi oleh Kapuslitbang Strahan Balitbang Kemhan yang diwakili oleh Kolonel Inf. Wirmaika Septiadi. Topik bahasan yang diangkat dalam FGD ini adalah “Dampak Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2022 Terhadap Layanan di Bidang Pertahanan”. Pertimbangan pemilihan lokus di wilayah Tarakan, didasarkan pada posisi yang strategis yaitu sebagai pintu gerbang dan pusat transit perdagangan antar pulau di wilayah utara Kalimantan dan antar negara di kawasan Indonesia-Malaysia-Filipina, serta merupakan salah satu wilayah terdepan perbatasan negara.
Kapuslitbang Strahan, dalam pembukaannya, menekankan pentingnya pelaksanaan FGD untuk memperoleh masukan yang konstruktif guna mengevaluasi dan menyempurnakan kebijakan pertahanan negara yang tengah berjalan, mengingat dampak signifikan kebijakan tersebut terhadap satuan TNI di pusat hingga satuan TNI di bawahnya serta terhadap kepentingan instansi lain dan masyarakat luas.
Adapun ringkasan hasil FGD adalah sebagai berikut:
Narasumber dari Universitas Borneo Tarakan, Bapak Dr. Syahran, SE, M.Sc, menyampaikan paparan dengan tema “Pertahanan Negara Kuat, Ekonomi Kuat”, menekankan pentingnya pertahanan yang kuat berdasarkan kekuatan militer dan ekonomi sebagai kunci dalam menjaga kedaulatan dan ketahanan nasional. Selanjutnya untuk menilai potensi ancaman dari negara tetangga, harus memperhatikan indikator: kekuatan ekonomi agregat, kemampuan militer, kondisi geografis, dan keseimbangan antara kekuatan ofensif dan defensif. Kekuatan ekonomi yang solid, yang didukung oleh industri yang kuat dan berbasis teknologi tinggi, merupakan fondasi bagi pertahanan yang kokoh. Sebaliknya, pertahanan yang kuat juga akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga akan menciptakan lingkaran positif yang saling menguatkan.
Narasumber dari Lantamal XIII, Kolonel Laut Teguh Santoso, S.E, M.M.Tr, Hanla, menjelaskan tentang sejauh mana kebijakan pertahanan dapat terimplementasi pada suatu produk layanan, sejauh mana arah kebijakan pertahanan dipahami oleh penyedia atau pemberi produk layanan pertahanan hingga sejauh mana indikator capaian suatu layanan pertahanan di ketahui dan dirasakan oleh pengguna layanan. Ujung tombak layanan pertahanan berada di Satuan TNI yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dan berbagai stake holder yang berkolaborasi, kontinuitas komunikasi dan respon antara pembuat kebijakan dengan pemberi layanan. Wujud layanan tersebut bersifat “intangible” namun dalam pengukuran kinerja instansi bersifat kuantitatif, sehingga perlu dipertimbangkan adanya alat ukur yang sesuai.
Narasumber dari Bappeda Tarakan Kaltara, Bapak Kurdiansyah,S.E, MM, Sekretaris Bappeda Tarakan, Kaltara. Visi dan misi pertahanan negara periode 2020-2024 memiliki fokus utama, melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga. Dalam mencapai tujuan Agenda Prioritas pertahanan negara tersebut terdapat tantangan yang dihadapi yakni: Ancaman keutuhan wilayah dihadapkan dengan kedaulatan negara, Keterbatasan dalam modernisasi dan integrasi sistem pertahanan, Kelemahan dalam tata kelola penyelenggaraan pertahanan, Kualitas Sumdahan yang belum optimal, Kurang harmonisnya regulasi terkait pertahanan, Belum optimalnya akuntabilitas program dan anggaran. Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan Kebijakan Umum Pertahanan Negara, yang dapat diturunkan dan diimplementasikan serta dinilai dengan pendekatan layanan publik tertentu, sebagai contoh adalah TERRA (Tangible, Emphathy, Realiability, Responsiveness, dan Assurance).
Narasumber dari Lanud Anang Busro Tarakan diwakili oleh Kadisops Mayor Sus Boby Reuben, menjelaskan sebagai pangkalan udara yang strategis, Lanud Anang Busro Tarakan tidak hanya bertanggung jawab atas pembinaan dan pengoperasian satuan di bawah komandonya serta pembinaan potensi dirgantara, tetapi juga memiliki peran krusial dalam mendukung pelaksanaan operasi udara di wilayah utara NKRI, mengingat lokasinya yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Oleh karena itu, kesiapan operasional yang optimal menjadi keharusan untuk menghadapi dinamika situasi di wilayah perbatasan.
Narasumber Kodim 0907/Tarakan, Letkol Inf. Reza Fajar Lesmana, S.I.P, Dandim 0907/Tarakan. Dalam paparannya Dandim menjelaskan pertahanan negara di Indonesia melibatkan sinergi antara TNI sebagai Komponen Utama dan seluruh rakyat sebagai Komponen Cadangan serta Komponen Pendukung, merupakan implementasi dari sistem pertahanan rakyat semesta. Upaya pembinaan teritorial bertujuan memberdayakan seluruh potensi sumber daya bangsa, dalam menghadapi segala bentuk ancaman, yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Dalam Evjakhanneg ini perlu memperhatikan: Peningkatan kemampuan diplomasi pertahanan untuk perdamaian dunia, fokus pertahanan pada pulau-pulau besar didukung pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya, sinkronisasi antara penataan ruang wilayah pertahanan dengan tata ruang wilayah. Meningkatkan proporsionalitas personel, Alutsista, dan prasarana pendukung. Disarankan Kemhan memenuhi kebutuhan proporsionalitas tersebut.
Pada akhir acara, FGD di Tarakan dapat berjalan lancar dan sukses, dihadiri undangan dari Kodim 0907/Tarakan, Lantamal XIII, Lanud Anang Busro Tarakan, FE-Universitas Borneo Tarakan, Bappeda Tarakan, Yonif R 613 Tarakan, SAR Tarakan, Kesbangpol, Bakamla, BPBD Tarakan, Satrad 225, dan Tim Litbang yang terdiri dari, Kolonel Inf. Erlangga Galih, S.IP, Kolonel Czi Abdul Hamid, SE, MM, Mistiani, S.Sos, M.Mhan, Nafsiah, S.IP, MM, Alimisna, SE, MM, dan Yeyep Pirdaus, S.Sos, MM.