Perang Digital: Bagaimana IOBT Ubah Cara Kita Berperang?
Tuesday, 3 September 2024Medan perang modern telah berevolusi menjadi arena pertarungan teknologi yang kompleks. Internet of Battlefield Things (IoBT), jaringan yang menghubungkan berbagai perangkat militer, telah mengubah cara kita berperang secara fundamental. Jika dulu perang lebih bergantung pada kekuatan fisik, kini kecerdasan buatan dan data menjadi senjata utama. IoBT memungkinkan pengumpulan data real-time yang sangat besar dari medan perang. Sensor yang tertanam pada senjata, kendaraan, dan bahkan prajurit dapat mengirimkan informasi tentang posisi musuh, kondisi cuaca, dan berbagai variabel lainnya ke pusat komando. Data ini kemudian diolah oleh algoritma kecerdasan buatan untuk menghasilkan intelijen yang akurat dan up-to-date. Dengan demikian, komandan dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik dan lebih cepat.
Source: Evangelia Fragkou et all, Department of Electrical and Computer Engineering, University of Thessaly, 38334 Volos, Greece.
Namun, di balik segala kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, IoBT juga membawa sejumlah risiko. Jaringan yang saling terhubung ini menjadi sasaran empuk bagi serangan siber. Peretas dapat memanfaatkan kerentanan dalam sistem untuk mencuri data sensitif, melumpuhkan infrastruktur kritis, atau bahkan memanipulasi informasi yang diterima oleh komandan. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga dapat membuat militer rentan terhadap gangguan jika jaringan terputus.
Untuk mengatasi tantangan ini, Kolonel Caj. Mohadib yang dalam kesehariannya bertugas di Puslitbang Strahan sebagai Peneliti Madya dan juga seorang praktisi akademsi pada sebuah Universitas Swasta yang cukup terkemuka, menyatakan untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya suatu pendekatan yang komprehensif. Dimulai dari kebutuhan Investasi dalam keamanan siber yang harus menjadi prioritas utama. Selain itu, perlu juga dibangun sistem redundansi untuk memastikan bahwa operasi militer dapat terus berjalan meskipun terjadi gangguan pada jaringan. Selanjutnya pengembangan SDM yang kompeten di bidang teknologi informasi juga sangat penting. Hingga kolaborasi internasional dalam berbagi informasi tentang ancaman siber dan pengembangan standar keamanan yang umum sangat krusial. Dengan bekerja sama, diharapkan negara-negara dapat membangun pertahanan siber yang lebih kuat dan lebih efektif.
Dalam jangka panjang, IoBT kemungkinan akan terus membentuk wajah peperangan. Teknologi ini akan semakin canggih dan terintegrasi dengan berbagai sistem militer lainnya. Namun, untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan efektif, diperlukan pertimbangan yang matang mengenai etika dan hukum dari penggunaan IoBT beserta dampaknya. Perlu adanya regulasi internasional yang jelas dalam mengatur pengembangan dan penggunaan IoBT dalam konteks militer, guna mencegah penyalahgunaan teknologi. Selain itu, diperlukan juga adanya mekanisme yang kuat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan IoBT di bidang militer. Hal ini sangat penting dan krusial, agar setiap negara dapat bertanggung jawab atas tindakan yang diambilnya.