FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DI BATAM KEPRI GUNA MENDUKUNG LITBANG EVJAKHANNEG

Monday, 19 August 2024

Pada hari Rabu, tanggal 23 Maret 2022 Tim Pokja Litbang Evaluasi Kebijakan Pertahanan Negara (Evjakhanneg) Tahun 2022, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Batam. Pertimbangan pemilihan lokus di wilayah Batam, adalah berdasarkan pada kepentingan bahwa Batam merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dimana wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, maupun terhadap lingkungan. Disamping itu Kota Batam merupakan salah satu wilayah terdepan perbatasan negara.

Kegiatan FGD Litbang Evjakhanneg Tahun 2022, di Batam dibuka secara resmi oleh Kapuslitbang Strahan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin, M.Sc, M.SiHan. Topik bahasan yang diangkat dalam FGD ini adalah Dampak Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2022 Terhadap Layanan di Bidang Pertahanan”. Dalam pembukaannya Kapuslitbang Strahan menyampaikan agar dalam pelaksanaan FGD ini Tim Litbang mendapatkan saran dan masukan yang signifikas untuk evaluasi kebijakan pertahanan negara yang sedang berjalan. Dengan terlaksananya kegiatan Evjakhanneg Tahun 2022 ini maka Kebijakan Pertahanan Negara berikutnya diharapkan akan mampu meningkatkan fungsi pertahanan negara dalam hal layanan bidang pertahanan, terutama terhadap satuan TNI dibawahnya dan terhadap kepentingan instansi lain serta Masyarakat umum.

Dalam kegiatan FGD tersebut beberapa saran masukan penting yang didapat antara lain:

Narasumber dari Dandenpomal Lanal Batam, Mayor (PM) Jusak N.A. Pardede, S.S., M.Han, menyampikan bahwa Pertahanan sebagai layanan publik keamanan nasional yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan merupakan salah satu barang publik yang penting, bagi pemerintah maupun masyarakat sehingga perlu setiap warga negara harus menerima implikasi dari layanan tersebut dari pemerintah yang diselenggarakan oleh Kemhan dan TNI. Perwujudan layanan pertahanan lebih bersifat intangible berupa perlindungan dan rasa aman sebagai keberhasilan pertahanan negara secara menyeluruh. Manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Narasumber dari Fakultas Kedokteran Universitas Batam, Prof. Hj. Indrayani, S.E., M.M., PH.D. menyampaikan bahwa dari seluruh matra angkatan TNI, yaitu matra darat, matra Laut dan matra udara, khususnya yang berada di Batam, terkait sarana dan prasana maupun alutsista serta alat pendukung lainnya masih memiliki keterbatasan. Harapan Pemerintah Daerah, wilayah yang berada di perbatasan menjadi prioritas bagi pemerintah pusat di bidang pertahanan dan keamanan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kondusif terutama pada sektor pariwisata dan perdagangan.

Narasumber dari Bapelitbangda Kota Batam, Bapak Tri Wahyu Rubianto. Menurut narasumber, pengembangan daerah industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan nama Otorita Batam memiliki tugas menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan ekonomi. Campur tangan pemerintah pusat masih mendominasi dan mengintervensi semua kebijakan yang ada di Batam. Impact dari hal tersebut mempersulit transaksi keluar masuk barang dari Batam. Harapan dari Pemerintah Daerah pembangunan infrastruktur Batam, Bintan dan Karimun (BBK) terkoneksi dan terintegrasi serta terwujudnya harmonisasi regulasi dan kelembagaan untuk kemudahan investasi.

Narasumber dari Komandan Pangkalan Udara Hang Nadim, Letkol Pnb Iwan Setiawan, S.A.P,. Menurut narasumber idealnya di Batam perlu dibangun pangkalan untuk penempatan skuadron tempur guna menopang kekuatan yang berfungsi untuk mengurangi pelanggaran pesawat asing terhadap kedaulatan udara wilayah Kepri khususnya dan wilayah udara Indonesia pada umumnya. Hingga saat ini masih banyak terjadi pelanggaran wilayah udara, oleh penerbangan sipil maupun militer yang dilakukan oleh negara asing terutama yang memotong jalur di sekitar Matak (Kepulauan Anambas) di Natuna.

Narasumber dari Komandan Distrik Militer (Dandim) 0316 Batam, Letkol Kav Sigit Dharma Wiryawan, SH. Menurut narasumber, Batam merupakan etalasenya Indonesia, karena berbatasan dengan negara Malaysia dan negara Singapura. Negara Singapura dan Malaysia selalu menunjukan daya tangkal yang tinggi terhadap Indonesia. Contohnya saat Dandim melaksanakan kunjungan ke Pulau Nipah, mulai berangkat dari Batam ke Pulau Nipah menggunakan Kapal TNI Angkatan Laut, dalam perjalanan kurang lebih 45 menit sampai di Pulau Nipah, pasukan angkatan Laut negara Singapura langsung bereaksi dengan cepat mengamati dan memantau semua kegiatan yang dilakukan di Pulau Nipah, melakukan patroli laut dan udara menggunakan helikopter, sampai dengan Dandim kembali ke Batam. Hal ini membuktikan bahwa negara tetangga tersebut sangat protektif terhadap keamanan wilayahnya.

Dalam acara FGD ini hadir undangan dari berbagai instansi terkait di kota Batam yakni: Dandim 0316/Batam, Danlanud Hang Nadim Batam, Dekan Fakultas Manajemen S3 Uniba, Kabid Litbangda Batam, Danlanal Batam, Yonif 10 Marinir Batam, Yonif 136/Raider Batam, Polresta Batam, Kepala Guskamla, Kepala Bakamla Batam, dan Peneliti Madya Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia