Lokakarya Memahami Operasi Psikologi Hari Kedua Kupas Konflik Sosial Yang Pernah Terjadi di Indonesia
Kamis, 1 Desember 2016Bogor – Lokakarya Pembinaan SDM Pertahanan dengan pendekatan dan aktivitas psikologis dalam peningkatan kualitas komponen pertahanan di kompleks PMPP IPSC Sentul Bogor hari kedua, Kamis (1/12), berisi diskusi dan paparan kelompok peserta mengenai konflik-konflik sosial yang terjadi di Indonesia. Lokakarya yang secara resmi dibuka oleh Dir. SDM Ditjen Kuathan Kemhan Brigjen TNI Sumardi diikuti oleh personel TNI yang berasal dari Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, dan Satuan TNI lainnya ini mengambil tema “Memahami Operasi Psikologi (Psyops) Sebagai Bagian Operasi Teritorial Saat Damai dan Konflik”.
Kelompok peserta dibagi dalam delapan kelompok yang membahas, menganalisa dan melihat dari pola konflik dan operasi psikologi yang dialkukan dalam konflik sosial yang terjadi di Ambon, Aceh, Poso dan Papua. Menjadi pemandu/fasilitator dalam sesi diskusi ini adalah Kabag Ada Bangpeg Biro Kepegawaian Setjen Kemhan Kol Kav Yudi Yulistyanto MA dan Drs Wahyu Indrasto dari Himpsi Jaya.
Dari delapan kelompok peserta tersebut dihasilkan analisa-analisa kelompok mengenai empat konflik sosial di Indonesia. Dari ke delapan kelompok tersebut, oleh pemandu diskusi dipilih kelompok 3 yang membahas mengenai konflik yang terjadi di Poso sebagai kelompok yang paling mendekati sempurna dalam proses analisa konflik. Dalam analisanya, kelompok 3 mendasarkan pada teori timbulnya konflik yang dipadu dengan kenyataan di lapangan serta latar belakang konflik yang terjadi di Poso.
Lokakarya hari kedua ini ditutup oleh Dir SDM Ditjen Kuathan Kemhan Brigjen TNI Sumardi secara resmi dengan harapan, hasil pikiran kelompok-kelompok ini dapat dianalisa mendalam untuk disarikan kembali. Sehingga menjadi masukan yang bermanfaat bagi Kementerian Pertahanan dalam menyusun kebijakan dalam hal SDM di bidang operasi psikologi. Dikatakan Dir SDM bahwa sejatinya melalui lokakarya ini sudah dapat terlihat walaupun seorang TNI dididik untuk melawan musuh di medan perang, namun pilihan pertama seorang TNI adalah untuk mencari solusi damai dari setiap konflik yang terjadi, dan bukan peperangan.