Lokakarya Memahami Operasi Psikologi Upaya Peningkatan Kualitas Komponen Pertahanan
Rabu, 30 November 2016Bogor – Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktorat SDM Ditjen Kekuatan Pertahanan Kemhan, Rabu (30/11) melaksanakan Lokakarya Pembinaan SDM Pertahanan dengan pendekatan dan aktivitas psikologis dalam peningkatan kualitas komponen pertahanan di kompleks PMPP IPSC Sentul Bogor. Lokakarya yang secara resmi dibuka oleh Dir. SDM Ditjen Kuathan Kemhan Brigjen TNI Sumardi diikuti oleh personel TNI yang berasal dari Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, dan Satuan TNI lainnya. Lokakarya yang mengambil tema “Memahami Operasi Psikologi (Psyops) Sebagai Bagian Operasi Teritorial Saat Damai dan Konflik” ini berlangsung selama dua hari sampai dengan Kamis, 1 Desember 2016.
Lokakarya yang menghadirkan pembicara dari Himpsi-Jaya ini memberikan paparan mengenai Jebakan dalam Berpikir, Berpikir Secara Sistem, Resolusi Konflik, Peta Konflik dan Analisa Psikologis, Proses Psyops dan Tujuh Tahap Psyops di Lapangan. Lokakarya ini mengajak para peserta untuk berdiskusi dan mempelajari bersama beberapa studi kasus tentang psyops. Pembicara utama dalam Lokakarya ini adalah Dr A. Malik Gismar.
Dalam paparannya Dr A Malik Gismar menyatakan bahwa psyiops (psychological operations) dapat dipahami sebagai operasi tersencana untuk menyampaikan pesan tertentu kepada suatu kelompok dengan maksud mempengaruhi emosi, motivasi, pemikiran dan pada akhirnya perilaku dari kelompok target agar sesuai dengan tujuan tertentu. Keberhasilan sebuah psyops sangat tergantung pada pemahaman yang akurat mengenai masyarakat yang menjadi targetnya.
Para perencana psyops tidak hanya membutuhkan akses terhadap data-data terkait dengan kultur, kondisi sosial, dan psikologis, serta data-data “dinamika sosial” terkini yang komprehensif dan up to date serta memiliki kemampuan memaknai data-data tersebut di dalam konteks sistem dan tatanan sosial dimana target psyops itu muncul. Kemampuan “membaca” Indonesia merupakan syarat penting keberhasilan program-program psyop Indonesia.
Semerntara itu Dr Ichsan Malik yang berbicara mengenai pemetaan konflik dan resolusi konflik menjelaskan bahwa konflik sosial dan konflik sumber daya alam pada hakikatnya selalu berhubungan dengan tiga hal dasar yaitu; terjadinya perebutan ruang pada teritori tertentu yang terkait dengan aktor-aktor yang terlibat, dan berhubungan dengan isu-isu yangs pesifik sesuai karakteristik teritori dan aktor yang terlibat.
Selain itu, Dr Ichsan Malik juga menjelaskan tentang konsep konflik yang fenomenanya terjadi seperti kebakaran hutan. Pada kebakaran hutan diperlukan tiga elemen dasar yaitu api, angin, rumput kering. Pda konflik api disebut sebagai pemicu konflik, angin disebut sebagai akselerator konflik, serta rumput kering disebut sebagai akar konflik/sumber konflik. Menurutnya, konflik sosial kadangkala pemicunya (api) adalah hal yang sederhana seperti perkelahian dan perselisihan, akan tetapi apabila anginnya besar sekali (akselerator) dan menyebarkan api itu meluas ke segala penjuru, maka akan mampu membakar rumput kering yang memang sudah siap untuk terbakar (akar konflik).
Lokakarya ini diharapkan dapat memberikan pengenalan kepada SDM Pertahanan mengenai pendekatan psikologis sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan operasi kepada prajurit TNI. Lokakarya ini juga diharapkan dapat menghasilkan kajian-kajian strategik dalam pendekatan dan aktivitas psikologis di lingkungan TNI khususnya terhadap komponen pertahanan. Diharapkan dari lokakarya ini dapat dihasilkan rekomendasi kenijakan tentang pemanfaatan metode dan teknik psikologis dalam operasi militer. Lokakarya juga diharapkan dapat menghasilkan metode terapan dan teknik-teknik psikologi untuk membangun ketrampilan prajurit dalam operasi militer. (DAS/SGY)