Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 45, Menhan Tekankan Perlunya Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
Rabu, 1 Juni 2016Jakarta – Pada momentum Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang dilaksanakan secara nasional tahun ini, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kembali menekankan tentang perlunya melakukan reaktualisasi, restorasi atau revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam rangka menghadapi permasalahan bangsa masa kini dan masa yang akan datang.
“Problema yang kita hadapi semakin kompleks baik dalam skala nasional, regional maupun global memerlukan solusi yang tepat, terencana dan terarah dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pemandu arah menuju hari esok Indonesia yang lebih baik”, ungkap Menhan dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto, saat menjadi Irup Pelepasan Kontingen Kegiatan “Semarak Bela Negara di Darat, Udara dan Laut (Raturala)”, Rabu (1/6) di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Kegiatan ini diadakan oleh Kemhan bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka memperingati Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dan sebagai sarana untuk menggelorakan semangat Bela Negara serta menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah dan dasar ideologinya.
Bersamaan dengan momentum peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 ini, dalam amanatnya tertulisnya lebih lanjut Menhan menekankan agar bangsa Indonesia hendaknya senantiasa belajar dari sejarah perjuangan bangsa. Dimana, sejarah telah mencatat bahwa Republik Indonesia bisa berdiri sebagai negara dan bangsa yang berdaulat tidak lepas dari semangat bela negara dari seluruh kekuatan Rakyat Indonesia.
Sejarah juga menunjukan bahwa membela negara tidak hanya dilakukan oleh atau dengan kekuatan senjata, melainkan kewajiban yang melekat pada setiap kewajiban yang melekat pada setiap warga negara untuk mencintai dan membangun negaranya.
“Indonesia hari ini adalah hasil semangat bela negara dari semua Pejuang kusuma bangsa, Demikian pula Indonesia di masa depan, saya yakin juga akan tetap bertahan sebagai bangsa yang besar dan berdaulat karena semangat bela negara dari seluruh bangsa Indonesia”, tambah Menhan.
Menurut Menhan, api Semangat tidak boleh padam dan harus terus dikobarkan untuk menghadapi tantangan baru dimasa kini dan masa depan. Semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara sesuai dengan ladang pengabdiannya masing-masing.
Semangat bela negara juga harus terus menerus menyala dan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Kesadaran bela negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus ditanamkan sejak dini. Anak anak kita harus diajak untuk mencintai bangsanya, mencitai tanah airnya sehingga memiliki kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia.
Kesadaran bela negara penting untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara sebagai bentuk Revolusi Mental sekaligus untuk menjadi daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman guna mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh.
“Dengan bela negara diharapkan akan terbangun karakter disiplin, optimisme, kerjasama dan kepemimpinan guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara”, jelas Menhan.
Dikatakan Menhan, semangat bela negara akan menjadi kekuatan yang maha dasyat apabila diikat dalam tali persatuan Indonesia. Sejarah sudah membuktikan bahwa dengan persatuan Indonesia semua tantangan dan acanaman yang dihadapi bangsa akan dilalui bersama. Sebagai contoh, para pejuang pembela negara bisa membangun kekuatan menghadapi penjajah hanya dengan kebersamaan dan gotong royong.
Untuk itu, lebih lanjut Menhan mengajak kepada semua elemen bangsa untuk membangun dan memperkokoh kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi tantangan – tantangan bangsa kedepan guna mewujudkan kemajuan bersama.
“Mari kita bangun sinergi antara warga bangsa, walaupun kita berbeda-beda dari latar belakang profesi, suku, agama maupun golongan tetapi tetap bisa satu dalam menghadapi persoalan kebangsaan”, ajak Menhan. (BDI/JUL)