Menhan Tutup Diklat Pelatih Inti Bela Negara di Unhan, Sentul
Rabu, 18 November 2015Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu secara resmi menutup Program Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pelatih Inti Bela Negara Tahun 2015, Rabu (18/11) di Kampus Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor.
Program Diklat yang telah dilaksanakan selama satu bulan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Diklat Pelatih Inti Bela Negara ini diikuti sebanyak 183 peserta dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Para peserta yang merupakan para Pelatih Inti Bela Negara ini berasal dari berbagai komponen masyarakat dan dari berbagai profesi serta latar belakang. Mereka yang telah secara sukarela mengikuti Diklat Pelatih Inti Bela Negara, telah dilatih dan dibekali dengan berbagai kemampuan dan keterampilan sebagai Kader Bela Negara.
Menhan selaku Inspektur Upacara dalam sambutannya berharap kepada para Peserta Diklat Pelatih Inti Bela Negara mampu menyebarluaskan nilai-nilai Bela Negara kepada masyarakat di wilayah masing-masing serta di lingkungan tugas dan pekerjaannya.
Dengan demikian akan terwujud implementasi dari Gerakan Nasional Bela Negara sebagaimana telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada Peringatan Hari Bela Negara, tanggal 19 Desember 2014 yang lalu.
Lebih lanjut Menhan menyampaikan optimismenya bahwa melalui para Pelatih Inti Bela Negara ini, Kemhan akan dapat melatih lebih banyak lagi Kader Bela Negara di seluruh pelosok tanah air. Hal ini akan menjadi langkah awal perwujudan Kader Bela Negara yang menjadi program prioritas Kemhan.
Melalui para Pelatih Inti Bela Negara ini, Kemhan berharap semakin dapat mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi pentingnya aktualisasi nilai-nilai Bela Negara.
Menhan dalam kesempatan ini juga menegaskan kembali bahwa kegiatan Bela Negara ini bukanlah wajib militer atau usaha pembelaan atau pertahanan negara secara fisik dalam menghadapi ancaman militer. Akan tetapi, merupakan upaya membangun karakter bangsa yang menyadari akan hak dan kewajibannya untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara, guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam menghadapi multi dimensionalitas ancaman yang membahayakan keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
Dijelaskan Menhan, ancaman terhadap sebuah negara saat ini, tidak lagi didominasi ancaman militer tetapi sudah multidimensi dan berada di semua bidang kehidupan. Penanganannya tidak lagi hanya bertumpu pada TNI semata akan tetapi menjadi urusan kementerian/lembaga terkait, bahkan juga menjadi urusan setiap warga negara sesuai peran dan profesinya.
Dengan demikian, peran seluruh komponen masyarakat sangat diharapkan dalam upaya Bela Negara terutama dalam membentuk karakter cinta tanah air dan penguatan wawasan kebangsaan.
Demikian Siaran Pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan.