RI – Denmark Jalin Kerjasama Penanganan Ancaman ISIS
Selasa, 4 Agustus 2015Jakarta, Indonesia sebagai salah satu negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam Moderat dengan paham kesatuan dan perdamaian yang baik. Berkenaan dengan hal itu Pemerintah Denmark sangat berkeinginan mempelajari tentang Islam Moderat dalam menangani ancaman kelompok ISIS. Pemerintah Denmark juga ingin bekerjasama dengan Indonesia dalam hal penanganan potensi ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok teroris, khususnya ISIS yang sekarang sudah berkembang dan menjadi ancaman Internasional.
“Di Denmark terdapat beberapa penduduknya yang pergi ke Suriah dan begabung dengan Kelompok ISIS, untuk itu kami ingin mempelajari bagaimana cara untuk menyadarkan warganya yang memiliki niat untuk bergabung dengan kelompok ISIS,”
Hal itu diungkapkan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge saat bertemu dengan Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, Senin (3/08) di Kantor Kemhan, Jakarta.
Keinginan kerjasama tersebut nantinya juga akan dibicarakan saat kunjungan Ratu Denmark, Margrethe II ke Indonesia yang direncanakan pada bulan Oktober mendatang. Dubes mengatakan pada tahun 2015 merupakan tanda kedekatan hubungan RI dengan Denmark, karena Ratu Denmark untuk kali pertamanya berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan bapak Presiden RI, Joko Widodo.
“Pada saat kunjungan Ibu negara kami nanti, selain untuk meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara juga akan dibicarakan kerjasama pertahanan khususnya dalam konteks untuk menghadapi potensi ancaman ISIS, Ungkap Dubes Denmark.
Pada kesempatan pertemuan itu menanggapi ancaman kelompok teroris ISIS, Menhan, Ryamizard Ryacudu mengatakan, ISIS adalah ancaman serius dan merupakan musuh setiap negara. Menhan mengakui Indonesia sendiri bisa mengendalikan ancaman kelompok ISIS, meskipun 80 persen dari total penduduknya menganut agama Islam.
Keberhasilan mengendalikan ancaman itu, menurut Menhan dikarenakan dari dulu Indonesia terdapat budaya yang tidak mengenal Islam Radikal yang melakukan tindakan anarkis atau kekerasan. Meskipun ada beberapa kejadian teroris, namun segala tindakan tersebut datangnya dari luar, seperti Timur Tengah.
Menhan juga berpendapat strategi penanganan dan pengendalian selanjutnya adalah berasal dari seorang pimpinan, baik pimpinan negara, pimpinan daerah ataupun pimpinan Organisasi Masyarakat Islam Indonesia yang ikut menjelaskan kepada masyarakat bahwa apa yang dilakukan oleh ISIS itu bukanlah ajaran Islam yang sebenarnya.
“Selain itu Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama dua kekuatan besar islam ( Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) di Indonesia ikut memberikan pengertian kepada masyarakat Indonesia tentang segala tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ISIS itu tidak sesuai dengan agama Islam” Jelas Menhan.
Ditambahkan Menhan, peran dari pemerintah melalui Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pertahanan dan Kementerian terkait lainnya ikut juga memberikan pengertian, penyuluhan dan pendidikan kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai bahaya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ISIS.
Ditambahkan Menhan, khusus peran Kementerian Pertahanan adalah menyangkut konsep penanaman kesadaran Bela Negara, sehingga bisa meningkatkan rasa cinta tanah air dan patriotisme diantara masyarakat Indonesia dan terhindar dari tindakan radikalisme.
Sumber : DMC