Kunker KeYogyakarta Menhan Periksa Kesiapan Alutsista TNI
Kamis, 27 Agustus 2015Yogyakarta, Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Pangkalan Udara (Lanud) Adi Sutjipto, untuk memeriksa pemeliharaan dan kesiapan operasional pesawat-pesawat latih yang digunakan para siswa penerbang TNI di Yogyakarta, Rabu, (26/8).
Sebelum ke Lanud Adi Sutjipto, Menhan melakukan tatap muka dengan mahasiswa- mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran dan memberikan pembekalan tentang bela negara.
Dalam materi yang disampaikan kepada para mahasiswa-mahasiswi UPN Veteran, Menhan menjelaskan bahwa pada dasarnya sumber daya manusia yang siap membela negara merupakan salah satu unsur penilaian kekuatan perlawanan satu bangsa (Global Fire Power).
Lembaga non pemerintah menempatkan kekuatan militer Indonesia di urutan 12 dunia saat ini. Penilaian tersebut didasari jumlah penduduk sekitar 129 juta dapat dilibatkan membela negara. Dan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, Kemhan secara bertahap menargetkan terbentuk kader bela negara sebanyak 100 juta kader melalui program Pembinaan Kesadaran Bela Negara di setiap Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, di 47 Kabupaten/Kota yang berada di 11 Kodam.
Guna mewujudkan hal tersebut, Menhan menggugah dan mengajak seluruh komponen bangsa khususnya mahasiswa/mahasiswi UPN “Veteran” Yogyakarta agar berperan aktif melalui kapasitas masing-masing ikut mewujudkan rencana tersebut, mengantar Indonesia menuju bangsa yang besar dan kuat di tengah derasnya tantangan arus globalisasi dewasa ini.
Usai bertatap muka dengan mahasiswa dan mahasiswi di UPN Veteran Yogyakarta, Menhan beserta rombongan melakukan kunker ke Pangkalan Udara (Lanud) Adi Sutjipto untuk melakukan pemeriksaan alutsista yang dimiliki satuan TNI.
Saat berada di Sekolah Penerbang TNI AU, Menhan yang didamping Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto serta sejumlah pejabat Kemhan lainnya mengatakan, secara umum perawatan pesawat sangat baik. Namun perlu ada perbaikan dan penggantian sejumlah spare part pesawat, karena kondisinya membahayakan.
Sumber : DMC