Diperlukan Konsultasi Keamanan Multilateral atau Diplomasi dalam Hadapi Ancaman Nyata

Selasa, 15 September 2015

101215Bali, Kunci utama dalam merespon ancaman keamanan non-tradisional atau yang dikategorikan sebagai ancaman nyata pada tingkat internasional adalah suatu resolusi melalui mekanisme konsultasi keamanan yang dilakukan secara multilateral atau penyelesaian dengan cara diplomasi.

Tujuan dari mekanisme konsultasi multilateral adalah untuk menyelesaikan ketegangan antara negara-negara anggota guna mencegah berkembangnya suatu perselisihan menjadi konflik antar negara yang muaranya pasti melibatkan militer. Demikian dikatakan Menhan Ryamizard Ryacudu ketika menjadi pembicara kunci dalam pembukaan the 9th Pacific Armies Chiefs Conference (PACC IX) atau Konferensi Kepala Staf Angkatan Darat Asia Pasifik ke-9 dan the 39th Pacific Armies Management Seminar (PAMS XXXIX) atau Seminar  Manajemen Angkatan Darat Asia Pasifik ke-39, Senin (14/9), di Nusa Dua, Bali.

Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam konferensi yang diikuti  Kepala Staf Angkatan Darat dan para Komandan Senior dari 34 negara di Asia-Pasifik yaitu, “Military Contribution to Regional Multilateral Cooperation” atau “Kontribusi Militer pada Kerjasama Multilateral Regional”. Tema tersebut sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis kawasan dan global dewasa ini serta sebagai wujud kemauan semua negara peserta untuk meningkatkan kebersamaan dan kerjasama dalam menghadapi berbagai tantangan kedepan. Dengan keseragaman perspektif dan komunikasi yang dibangun melalui forum ini tentu dapat menciptakan kawasan yang stabil dan damai.

Militer merupakan organisasi profesional yang berorientasi pada tujuan serta fokus pada sumber daya manusia dan material yang substansial. Tentara Nasional Indonesia (TNI), dalam hal ini angkatan daratnya berkomitmen untuk mendukung dan mendorong paradigma baru kerjasama keamanan regional yang berorientasi kedepan. Setiap pemerintah atau negara harus senantiasa terdepan, tidak boleh ketinggalan dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang lebih penting lagi harus senantiasa berfikir apa yang mungkin terjadi berikutnya dan belajar bagaimana melawan ancaman berikutnya bukan menghadapi yang terakhir.

Kedaulatan nasional penting dan waktu harus dihargai, kedaulatan tidak boleh memberikan celah yang pada akhirnya dapat mengancam negara bangsa. Oleh karena itu, budaya kerjasama keamanan yang kooperatif dan kolaboratif pada tingkat regional dan internasional sangat diperlukan.

Kolaborasi keamanan Asia-Pacific telah mencuat sejak perang dunia kedua dan perang dingin yang menghasilkan mekanisme kolaborasi berbasis militer. Meskipun perang dingin tersebut berakhir, bentuk-bentuk kerjasama keamanan seperti itu tetap berlaku. Yang menjadikan kerjasama keamanan penting masa itu adalah orientasi pada penggunaan kekuatan hard power utamanya militer ketika itu. Meskipun ada kerjasama nir-militer, namun sifatnya kecil dan tidak penting.

Dalam perkembangan dewasa ini dinamika tantangan terhadap negara bangsa semakin kompleks, sehingga persoalan menyangkut keamanan manusia dan sengketa teritorial telah mengemuka yang dilatar belakangi oleh kepentingan serta tidak terlepas dari sejarah, budaya konflik, karateristik kawasan dan perbedaan perspektif terhadap ancaman keamanan itu sendiri. Akibatnya, berbagai bentuk ancaman terhadap eksistensi negara bangsapun bermunculan.

Untuk itu Menhan berharap agar konferensi ini dapat menjadi momentum yang baik bagi seluruh peserta untuk berbagi pandangan, pengalaman dan perspektif dalam rangka mempererat komunikasi, memahami kearifan lokal masing-masing negara peserta demi membangun dan memperkuat kerjasama baik antara para pejabat maupun organisasi Angkatan Darat di negara-negara kawasan Asia-Pasifik.

Dalam kegiatan tersebut para peserta akan mendiskusikan beberapa topik yang terkait dalam tema konferensi kali ini seperti “Strengthening Regional Cooperation”, “Understanding Local Wisdom in Conducting Regional Cooperation”, dan “Engaging in Multilateral Cooperative Efforts to Build and Sustain Peace”.

 

Sumber : DMC




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia