Menteri Pertahanan RI Membuka Latihan Bersama The ADMM Plus EWG On PKO And HMA FTXS 2019
Senin, 16 September 2019Sentul- Menhan RI Ryamizard Ryacudu Membuka Pertemuan Menhan ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) Plus Experts Working Group on Peacekeeping Operations (EWG on PKO) dan ADMM Plus EWG on Humanitarian Mine Action (HMA) Field Training Exercise yang melibatkan 18 Negara tentang Operasi Pemeliharaan Perdamaian (PKO), Senin (16/9) di Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (IPSC) Sentul-Bogor.
Menhan RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kolaborasi antara negara-negara ADMM Plus dalam mempersiapkan operasi pemeliharaan perdamaian dan mengembangkan kemampuan untuk ditempatkan sebagai pengamat militer dan pasukan penjaga perdamaian untuk lebih mempersiapkan negara-negara ADMM Plus untuk kerasnya kontribusi dalam operasi perdamaian kontemporer.
Latihan ini juga memiliki nilai yang sangat strategis guna secara bersama-sama mencari kesamaan pandangan didalam menghadapi persoalan dan tantangan kita bersama yang pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas dan keamanan di kawasan.
Lebih lanjut Menhan menyampaikan saat ini ASEAN telah diperkuat keanggotaannya menjadi ASEAN Plus yang sekaligus memperkuat arsitektur kerja sama keamanan kawasan guna menghadapi berbagai dinamika ancaman dan tantangan bersama.
Situasi kawasan saat ini sedang menghadapi tiga dimensi ancaman bersama mulai dari ancaman belum nyata atau ancaman tradisional. Yang kedua adalah ancaman nyata yang terdiri dari ancaman terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam dan lingkungan serta yang ketiga dan merupakan ancaman yang paling berbahaya adalah ancaman mindset radikalisme yang mengancam kawasan Indopasifik.
Menhan juga mengharapkan peningkatan partisipasi personel perempuan dalam latihan-latihan seperti ini. Hal tersebut sebagai perwujudan upaya dalam mendukung program Action For Peacekeeping (A4P) PBB, dimana salah satu komitmen prioritasnya adalah Women, Peace and Security.
Kehadiran personel perempuan dalam area misi juga mampu menginspirasi komunitas perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya dan berpartisipasi dalam proses pembangunan perdamaian atau peace building process, dimana perempuan memegang peranan yang sangat vital bagi keberhasilan dan kelangsungan perdamaian.