PERBATASAN INDONESIA-TIMOR LESTE AMAN JELANG PELANTIKAN PRESIDEN
Senin, 21 Mei 2012Kupang, Situasi keamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste kondusif saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Timor Leste pada 19 Mei dan menjelang pelantikan Presiden terpilih Jos Maria Vasconcelos atau Taur Matan Ruak pada Minggu (20/5).
“Sejak proses hingga hasil pemilihan presiden di negara yang baru berusia 10 tahun itu, termasuk saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan ke Timor Leste pada 19-20 Mei situasi keamanan di wilayah perbatasan ini aman dan kondusif,” kata Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang, Kol (Inf) Edison Napitupulu, ketika dihubungi di Kupang, Sabtu.
Edison Napitupulu mengatakan, aman dan kondusifnya situasi diperbatasan ini, dilihat dari aktivitas warga di wilayah itu, termasuk perlintasan melalui empat pintu utama yang menghubungkan warga kedua negara itu, berlangsung normal.
“Tidak ada peningkatan arus manusia dan barang yang signifikan melalui empat pintu utama Motaian, Metamasin di Kabupaten Belu dan Wini dan Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan Ambeno Distric Oecusse, Timor Leste, meskipun ada liburan dan HUT Timor Leste serta pelantikan Presiden ke-3 JosMaria Vasconcelos,” katanya.
Ia mengatakan, kalau pun ada peningkatan karena hari libur dan cuti bersama pada Perayaan Kenaikan Isa Almasehi dan kegiatan kenegaraan di Timor Leste, maka jumlahnya tidak seberapa.
Berdasarkan laporan dari Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) Indonesia-Timor Leste Letkol Andre Saputro, total jumlah pelintasan mencapai 160 orang yang tercatat selama liburan ini.
Artinya, lalu lintas orang melalui empat pintu utama itu, masih termasuk normal, sehingga dikatakan aman dan kondusif dan ditunjang dengan kegiatan rutin Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di perbatasan seperti pengobatan gratis dan bhakti sosial dan pembinaan yang sudah terjadwal.
Ia berharap situasi yang kondusif itu, tidak perludieksploitasi apalagi diramatisir, seolah-olah ada yang gawat, seperti yang terjadi menjelang Pilres di Timor Leste saat itu, sehingga membuat warga perbatasan cemas.
“Tidak perlulah seperti pemberitaan jelang pemilihan Presiden di Timor Leste saat itu bahwa TNI menyiagakan Batalion Infantri 744 di perbatasan Indonesia-Timor Leste di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjelang pelaksanaan pemilu presiden pada 17 Maret 2012,” katanya.
Karena fakta memang tidak ada, dan hanya dimanfaatkan pihak tertentu untuk kepentingan tertentu.
Sumber : Antara