Nabi Muhammad SAW Sebagai Teladan dan Sumber Inspirasi dalam Laksanakan Tugas

Rabu, 20 Desember 2017

211217 Maulid Nabi @ nasutionJakarta – Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita dapat merenungi kembali nilai-nilai keutamaan yang diteladankan Nabi Muhammad SAW. Teladan sebagai sumber inspirasi dalam melaksanakan tugas yang kita emban sebagai abdi negara dan abdi masyarakat dengan dilandasi moral dan etika yang luhur serta mulia.

Demikian diungkapkan Menhan Ryamizard Ryacudu dihadapan pegawai Kemhan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2017 M yang diselenggarakan di Kemhan, Rabu (20/12). Dalam kesempatan tersebut Menhan berharap peringatan ini hendaknya dapat meningkatkan moralitas dan kinerja pegawai Kementerian Pertahanan sebagai cerminan revolusi mental dalam pelaksanaan tugas.

Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat yaitu, “Dengan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2017 M, Kita Teladani Akhlak dan Kepemimpinan Rasulullah Sebagai Refleksi Revolusi Mental Pegawai Kemhan.”

Sementara itu penceramah Ust. drs. Teuku Maulana, S.M mengatakan kita jangan merasa sebagai umat Nabi Muhammad SAW tetapi sikap dan perilaku kita jauh dari akhlak Nabi Muhammad SAW. Untuk itu segala sikap dan perilaku kita haruslah bercermin dari akhlak Nabi Muhammad SAW.

Ustad yang lahir di Bandung ini mengatakan jika ingin dianggap sebagai umat Nabi Muhammad SAW dan berhak mendapat syafaatnya di akherat nanti (QS. Al Fath:29) harus memiliki 5 (lima) ciri atau identitas. Ciri  pertama, asyidda’u alal kuffar yang artinya keras atau tegas terhadap orang kafir. Bersikap keras dan tegas disini ditujukan kepada orang kafir yang memusuhi dan memerangi umat Islam. Bukan hanya keras dalam bentuk fisik akan tetapi keras dan tegas dalam hal ibadah, ubudiyah,  ajaran dan pemikiran mereka.

Sedangkan untuk kafir zimmi atau kafir yang terikat perjanjian damai dan mendapatkan keamanan dari umat Islam, haram hukumnya bagi muslimin untuk mengganggu kafir zimmi, menyakiti atau mengurangi hak-haknya.211217 Maulid Nabi @ Nasution

Yang kedua, ruhamaau bainahum yaitu berkasih sayang sesama muslim dan yang ketiga adalah rukka’aa sujjadaa yang berarti mereka rukuk dan sujud karena sholat merupakan kewajiban mutlak. Mereka selalu bertakwa kepada Allah SWT dan mencontoh Rasulullah SAW. Orang-orang yang bersama Nabi Muhammad SAW selalu khusyu dalam melaksanakan shalat. Seluruh anggota badan ikut shalat; kalbu, pikiran, tangan, kaki, mata dan telinga serta anggota badan yang lain bersujud dihadapan Allah SWT.

Yang keempat adalah fadhlam minallahi wa ridhwaana yaitu mencari karunia dan keridhaan Allah. Memiliki semangat juang yang tinggi mencari dunia dengan niat ibadah kepada Allah. Orientasi hidup umat Nabi Muhammad SAW adalah untuk Allah SWT semata. Dan yang terakhir adalah siimaahum fii wujuuhihim min atsaris sujuud yaitu tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Tanda yang tampak pada wajah mereka adalah kecerahan, keramahan, cahaya dan keelokan.

Ditegaskan ust. Teuku Maulana untuk menjadikan momentum kelahiran Rasul untuk menggali akhlak dan kepribadian Nabi Muhammad SAW untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ditengah moralitas masyarakat yang tidak Islami dan melanggar syariat.

Selain itu juga untuk menjadikan kelahiran Rasul ini sebagai media untuk menyegarkan ingatan kita terhadap perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk dicontoh dan dteladani agar kita dianggap Allah dan Nabi sebagai umatnya. “Jangan kita berteriak sebagai umat Nabi sementara perilaku kita jauh dari tuntunan Nabi,” tegas ust. Teuku Maulana.   (ERA/SGY)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia