Forkom Litbanghan Satukan Kemampuan Nasional Guna Dukung Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX
Rabu, 1 November 2017Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Rabu (1/11), menjadi keynote speaker dan secara resmi membuka Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke 28 Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Balitbang Kemhan di Kantor Kemhan, Jakarta. Tema yang diusung forkom litbang ke 28 kali ini adalah “Menyatukan Kemampuan Nasional dalam Mendukung Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX Guna Mewujudkan Kemandirian Alutsista”.
Menhan Ryamizard Ryacudu dalam sambutan kuncinya menyambut baik atas diadakannya Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ini. Karena dirinya dapat merasakan secara langsung wujud semangat dan tekad segenap komponen bangsa dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam bidang Teknologi. Menhan berharap Forkom litbanghan ini dapat memberikan masukkan terhadap Program Nasional khususnya Pengembangan Pesawat Jet Tempur menuju tercapainya kemandirian produksi Alutsista TNI.
Forkom Litbang Pertahanan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Balitbang Kemhan sebagai ajang komunikasi antara tiga pilar pelaku Iptek, yaitu Industri pertahanan, litbang Perguruan Tinggi, serta pengguna dalam hal ini Mabes TNI dan Mabes Angkatan.
Tujuan dilaksanakannya forum komunikasi litbang ini adalah untuk meningkatkan hasil litbang melalui kerjasama tiga pilar pelaku iptek (lembaga riset/Perguruan Tinggi, Industri, dan pengguna), serta memberikan rekomendasi bagi pimpinan di dalam merumuskan kebijakan di bidang litbang pertahanan. Frokom litbanghan ke 28 ini diharapkan menghasilkan konsep implementasi strategic investment dari program pesawat tempur guna mendukung kemandirian industri pertahanan.
Saat ini Pemerintah RI telah mengirimkan 81 engineer PT. DI bergabung bersama engineer dari KAI dan Lockheed Martin untuk terlibat secara langsung dalam proses desain dan manufacturing Pesawat Jet Tempur KFX/IFX sebagai implementasi alih teknologi.
Kerja sama Pengembangan Pesawat Jet Tempur Generasi 4.5 antara RI dan Republik Korea ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan Pesawat Tempur TNI AU tahun 2025 – 2040 yang sesuai dengan persyaratan operasi dengan memanfaatkan Industri Pertahanan Nasional. Sehingga secara perlahan Indonesia dapat mengeliminir ketergantungan dengan pihak luar yang diawali dengan kemampuan untuk pemeliharaan secara mandiri, melakukan modifikasi, dan peran serta sebagai supply chain industri pesawat tempur,diharapkan kedepannya kita dapat memproduksi pesawat jet tempur sendiri. (DAS/SGY)