Kaji Paradigma Berpikir pada Operasional Perang, Sesko TNI Hadirkan Sekjen Kemhan
Rabu, 30 Maret 2022
Bandung – Untuk menyusun dan menyesuaikan materi pendidikan para Perwira TNI dengan perkembangan tantangan saat ini, Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi, Kajian dan Pengembangan (Evjianbang) TA 2022 di Bandung, Rabu (30/3), yang menghadirkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto sebagai narasumber.
Didampingi Komandan Sesko TNI Marsdya TNI Diyah Yudanardi, Sekjen Kemhan menyambut pelaksanaan FGD yang pelaksanaanya diselenggarakan secara luring dan daring, dan diikuti Sivitas Akademika Sesko TNI dan Perwakilan Sesko Angkatan dengan mengangkat tema “Paradigma Berpikir Pada Tataran Operasional Dari Perang”.
Dalam penyampaian materinya, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto menjelaskan, bahwa operational art adalah suatu pendekatan kognitif seorang pemimpin pasukan yang didasari pada keahlian, pengetahuan, pengalaman, kreativitas dan penilaian pemimpin pasukan untuk mengembangkan strategi, kampanye serta operasi, dalam mengorganisir serta menggunakan kekuatan militer melalui pengintegrasian ends, ways, means, maupun evaluasi atau resiko.
“Seorang komandan memiliki kemampuan sense, untuk mencapai tujuan. Disinilah dibutuhkan art and science dan inilah sebabnya mengapa kita harus mempelajari operational art and design,” kata Sekjen Kemhan.
Sedangkan kampanye militer operational art menurut Sekjen Kemhan, harus dirancang sedemikian rupa, supaya rencana yang telah disusun dapat berhasil sesuai dengan harapan, yang diibaratkan sebuah komposisi musik terdiri dari bermacam-macam alat musik dengan tempo masing-masing, namun saling menyempurnakan.
Sisi lainnya, terdapat banyak faktor penentu keberhasilan dari operational art tersebut, salah satunya yakni pentingnya memahami center of gravity dan rencana kontinjensi. Center of gravity diperlukan untuk efisiensi kekuatan karena keterbatasan sumber daya, dan fokus.
Sedangkan rencana kontinjensi adalah rencana alternatif yang dipersiapkan ketika rencana utama untuk melakukan sesuatu gagal atau terhambat oleh berbagai faktor. “Rencana kontinjensi diperlukan untuk secara fleksibel mengubah pergerakan dalam menghadapi tantangan yang tiba-tiba muncul, sehingga mengurangi kegagalan yang mungkin terjadi”, jelas Sekjen Kemhan. (Biro Humas Setjen Kemhan)