Menhan Ingatkan Waspadai Ancaman Terhadap Ideologi Bangsa
Selasa, 14 Mei 2019Magelang – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa ancaman terhadap ideologi bangsa merupakan ancaman serius yang perlu diwaspadai. Untuk menghadapi pengaruh perang ideologis, pentingnya aktualisasi dan pemurnian implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai basis kekuatan Ideologi bangsa dan negara.
“Ancaman non fisik yang paling berbahaya yaitu ancaman terhadap “Mindset” Bangsa Indonesia yang berupaya untuk merubah ideologi negara Pancasila sebagai pemersatu bangsa”, tutur Menhan saat menjadi Inspektur Upacara Penutupan Pendidikan/Prasetya Alumni Siswa SMA Taruna Nusantara Angkatan XXVII Tahun Pendidikan 2018/2019, Selasa (14/5) di Balairung SMA Taruna Nusantara, Magelang.
Lebih lanjut Menhan mengatakan, serangan mindset akan terus mempengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan pemahaman terhadap ideologi negara. Ancaman mindset ini bersifat masif, sistematis dan terstruktur yang terus berupaya untuk mempengaruhi dan merusak “mindset” atau pemikiran dan jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Ancaman terhadap ideologi negara ini sebutkan oleh Menhan sebagai “Perang Modern” yaitu suatu metode perang yang relatif murah meriah, karena tanpa mengeluarkan 1 (satu) letusan peluru-pun, pihak musuh sudah dapat menghancurkan pilar dan sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Apabila kita tidak bisa mengantisipasi dan mengatasi dampak serta akibat dari “Perang Mindset” ini, maka taruhannya akan sangat besar dan dahsyat terhadap keberlangsungan eksistensi NKRI ke depan”, jelas Menhan.
Berbagai kejadian di belahan dunia lain seperti Suriah, lrak, Afganistan dan beberapa negara di Afrika dapat menjadi contoh nyata dari ancaman perang mindset yang pada akhirnya hanya meninggalkan perpecahan dan kehancuran yang seperti tiada akhirnya.
Bahkan kejadian yang identik pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, ketika radikal kanan (DI/TII), radikal kiri (Pemberontakan PKI) dan radikal lainnya (PRRI/Permesta) melakukan pengkhianatan dan pemberontakan kepada negara dengan mengatasnamakan ‘kebenaran” dan “ideologi” nya sendiri.
Akan tetapi dengan perjuangan dan kemanunggalan TNI dan seluruh rakyat Indonesia, sejarah mencatat bahwa Indonesia bisa melewati dan mengatasi semua ujian itu dengan baik dan sangat berhasil.
Guna menghadapi ancaman ideologis tersebut, Menurut Menhan diperlukan adanya suatu konsep penanaman wawasan kebangsaan yang kuat dan final kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh pemikiran-pemikiran bersifat materialis yang hendak menghancurkan ideologi bangsa yaitu Pancasila.
Selain itu, juga diperlukan adanya upaya kongkrit dan menyeluruh dari semua pemangku kepentingan dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama bersinergi dalam melakukan penangkalan dan perlawanan kepada semua bentuk ancaman perang mindset yang sifatnya negatif dan destruktif terutama yang akan mengancam ideologi dan jati diri bangsa dan negara Indonesia ini. (BDI)