Kemhan Menginginkan Industri Pertahanan Yang Maju dan Modern
Rabu, 29 Agustus 2018Jakarta – Perlu disadari bahwa dalam usaha memajukan industri pertahanan, Indonesia menghadapi tantangan yang sangat komplek baik berupa persaingan ketat antar negara dalam merebut pangsa pasar maupun kemampuan dan daya saing. Menghadapi tantangan tersebut diperlukan strategi yang jitu serta kerja sama yang erat diantara ketiga pilar industri pertahanan yaitu pemerintah, pengguna dan industri pertahanan.
Demikian sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) yang dibacakan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, S. Sos. saat membuka acara Forum Komunikasi Bakohumas Kemhan dengan tema “Pengembangan Industri Pertahanan Dalam Negeri Untuk Mewujudkan Kemandirian Industri Pertahanan Yang Maju dan Modern”, Rabu (29/8). di Kantor Kemhan. Jakarta.
Tema dari Forum Komunikasi Bakohumas tersebut Sekjen menilai relevan karena memberikan pemahaman kepada para peserta tentang pentingnya industri pertahanan. Lebih jauh, Forum tersebut memberikan pengetahuan tentang pengembangan kemandirian industri pertahanan dalam negeri sebagai salah satu upaya nyata bangsa dalam memajukan industri pertahanan demi penguatan pertahanan negara.
Sekjen Kemhan mengatakan, “Kemhan selalu berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pertahanan negara dengan pelaksanaan program-program kerjanya. Ada beberapa pencapaian di bidang penyelenggaraan kebijakan pertahanan negara. Terkait dengan 4 tahun Pemerintah Kabinet Kerja salah satunya adalah komitmen membangun industri pertahanan yang kuat dan berdaya saing”, ujar Sekjen.
Hal tersebut sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo yang menggarisbawahi pentingnya ketiga pilar industri pertahanan dalam membangun semangat dan minat kerja sama dalam mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
Pembangunan industri pertahanan merupakan salah satu bagian penting dalam menjaga kepentingan nasional sebagai wujud nyata dalam berbagai bentuk regulasi sampai dengan implementasinya yang pada akhirnya bermuara kepada kedaulatan dan kemandirian sebuah bangsa. Untuk membangun kekuatan pertahanan yang mandiri tentunya perlu ditopang oleh industri pertahanan yang mandiri.
“Eksistensi industri pertahanan pada akhirnya diarahkan untuk tujuan nasional yang lebih besar yaitu dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional”, ungkap Sekjen.
Dengan eksisnya industri pertahanan, maka tidak saja kebutuhan alutsista dalam negeri akan terpenuhi akan tetapi juga akan dapat memenuhi kebutuhan alutsista di kawasan regional maupun internasional, sehingga memberi dampak positif yang mampu memberikan efek berantai bagi pemerataan ekonomi yang berkeadilan dan perkembangan ekonomi nasional serta peningkatan SDM menuju Indonesia maju.
Sekjen berharap kebijakan-kebijakan ini dapat disebarluaskan pada masyarakat, baik pejabat kehumasan Kementerian/Lembaga ikut membantu Kemhan dalam mensosialisasikan berbagai program penguatan industri pertahanan. Ada banyak terobosan strategis yang dibuat oleh Kemhan maupun industri pertahanan untuk lebih mendayagunakan kemampuan putra-putri terbaik bangsa yang berkecimpung dalam industri pertahanan dalam negeri.
Melalui Forum Komunikasi Bakohumas, Sekjen menjelaskan bahwa perlu disadari, pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab Kemhan dan TNI, namun merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa. “Kita semua berharap sinergitas kita semakin meningkat sehingga penyelenggaraan pertahanan negara dapat semakin optimal”, jelas Sekjen. (WND/SPD)