Indonesia dan Tiongkok Bahas Peningkatan Kerja sama Industri Pertahanan
Selasa, 28 Agustus 2018Jakarta- Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok membahas upaya peningkatan kerja sama di bidang pertahanan melalui pertemuan tahunan, “The 7th Defence Industry Cooperation Meeting RI-China”, Selasa (28/8) di Jakarta.
Hadir dalam Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si tersebut yakni sejumlah pejabat dari Kemhan RI, TNI dan sejumlah perusahaan industri pertahanan dalam negeri.
Sementera itu, Delegasi dari Tiongkok yang dipimpin oleh Deputy Director General, Departement of Military Trade and Foreign Affairs, SASTIND, MA. Weihua juga terdiri dari sejumlah perwakilan dari perusahaan industri pertahanan di Tiongkok.
Dirjen Pothan Kemhan RI mengatakan, pertemuan ini memiliki tujuan untuk mencari solusi, jawaban, kesepahaman dan kesepakatan bersama yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatan kemampuan industri pertahanan kedua negara. “Semua upaya, diskusi, dan kesepakatan bersama dalam kerangka persahabatan dan saling menguntungkan”, jelas Dirjen Pothan Kemhan.
Dalam pertemuan yang telah dilaksanakan ketujuh ini masing – masing delegasi mempresentasikan tentang kemampuan industri pertahanan, produk -produk industri pertahanan dan kebijakan di bidang industri pertahanan. Kedua delegasi juga berdiskusi mengenai potensi kolaborasi yang dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak di masa depan.
Lebih lanjut Dirjen Pothan Kemhan RI mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengembangkan kekuatan militernya untuk mencapai kemampuan operasional minimum yang dikenal sebagai program Minimum Essential Force (MEF).
Dalam program ini, sesuai UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, diutamakan menggunakan produk industri pertahanan dalam negeri. Hal ini dimaksudkan untuk memberdayakan dan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk memainkan lebih banyak peran dalam memenuhi kebutuhan persenjataan Angkatan Bersenjata Indonesia.
Untuk itu, Industri Pertahanan Indonesia perlu mengembangkan kemampuannya dalam memproduksi peralatan militer, baik melalui penelitian independen ataupun bekerja sama dengan negara-negara sahabat seperti Tiongkok.(BDI/RAF)