200 Orang Dari Berbagai Suku Ikuti Pembekalan Bela Negara
Rabu, 25 Juli 2018Jakarta – Kementerian Pertahanan melalui Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Bela Negara Bagi Suku Bangsa Tahun Anggaran 2018. Kegiatan yang diikuti sebanyak 200 peserta meliputi perwakilan dari berbagai suku yang berdomisili di Pulau Jawa tersebut dibuka oleh Direktur Jenderal Pothan Kemhan Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, Rabu (25/7) di kantor Kemhan, Jakarta.
Pembekalan berlangsung selama empat hari, pada hari pertama para peserta mendapat pembekalan awal di kantor Kemhan dari BPIP, Kemendagri, Kementerian Polhukam dan Kementerian PMK. Selanjutnya, selama tiga hari mendapatkan pembekalan pengetahuan dan keterampilan di Pusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan, Rumpin, Bogor.
Pembekalan pengetahuan meliputi ideologi Pancasila, revolusi mental, karakter bangsa, wawasan kebangsaan, sejarah penjuangan bangsa, bahaya narkoba, bahaya terorisme dan radiklalisme, kewaspadaan dini, tataran dasar bela negara dan sistem pertahanan semesta. Sedangkan untuk pembekalan keterampilan meliputi pengetahuan baris berbaris, keterampilan dasar bela negara, caraka malam, dan api semangat bela negara.
Dirjen Pothan Kemhan dalam sambutannya menyampaikan, membangun kesadaran bela negara sangat penting untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara sebagai landasan sikap dan prilaku bangsa Indonesia.
Guna mengimplementasikan hak warga negara dalam pembelaan negara, pemerintah dalam hal ini Kemhan menfasilitasi hak – hak tersebut melalui program pembentukan kader bela negara, sehingga setiap warga negara sebagai kader bela negara miliki kesadaran, sikap dan prilaku yang baik dalam mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara seperti cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila, rela berkorban dan pada akhirnya memiliki kemampuan awal bela negara.
Melalui Pembekalan Bela Negara ini, para peserta dapat memperteguh ke-Indonesiaan-nya dan semakin yakin bahwa Indonesia adalah Indonesia yang beragam yang harus dibela bersama-sama.
Keberagaman merupakan bentuk kekuatan bangsa, sehingga perlu kebersamaan dan kohesifitas peran dan fungsi masing-masing yang berdampak bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita harus sadar betul Indonesia itu sangat beragam, dan keragaman itu adalah bagian dari kekayaan Indonesia”, tambahnya.
Lebih lanjut Dirjen Pothan mengungkapkan bahwa dimensi ancaman bukan hanya ancaman militer, tetapi dari dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Indonesia juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan.
Setiap warga negara harus menyadari betul dimensi ancaman tersebut terutama ancaman adu domba, sehingga perlu berpikir jernih untuk tetap bersatu. Oleh karena itu, kita butuh Sumber Daya Manusia yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, tetapi juga perlu yang memiliki kualitas sikap mental dan prilaku cinta tanah air dan rela berkorban untuk bangsa dan negara. (BDI/SSI)