Melalui Peringatan Isra Mi’raj Diharapkan Pegawai Kemhan dapat Teladani Sikap Nabi Muhammad yang Jujur (Al-Amin)
Senin, 16 April 2018Jakarta – Melalui peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, para pegawai Kementerian Pertahanan diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Cermin manusia yang jujur dan disiplin dalam mengerjakan kewajiban shalat sebagai muslim, akan terlihat pula dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan di keluarga, masyarakat maupun lingkungan pekerjaan. Nabi Muhammad sejak dahulu telah mengajarkan kita tentang konsep kejujuran (Al-Amin). Konsep ini sangat berkaitan dengan komitmen yang tentunya akan berdampak pada kredibilitas diri seorang muslim.
Dalam kaitannya dengan lingkungan pekerjaan, pegawai Kementerian Pertahanan haruslah menjadi contoh. Dengan tingkat kejujuran dan disiplin yang tinggi, setiap pegawai akan menyadari tugas dan fungsi yang diembannya. Demikian diungkapkan Sekjen Kemhan Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja saat memberikan sambutan pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2018 M di Kemhan Jakarta, Senin (16/4).
Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat yaitu “Hikmah Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2018 M, terhadap Upaya Menanamkan Nilai-nilai Kejujuran dan Disiplin Guna Mewujudkan Revolusi Mental Pegawai Kementerian Pertahanan”.
Melalui peringatan Isra Mi’raj yang menghadirkan penceramah Ust. Wijayanto, S.Sos., M.Sc, Sekjen berharap dapat mengingatkan kita semua untuk lebih meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan disiplin guna mewujudkan revolusi mental pegawai Kementerian Pertahanan.
Hal ini juga ditegaskan oleh penceramah Ust. Wijayanto bahwa panggilan Allah (Mi’raj) itu ada 3 (tiga) kali yaitu pertama, panggilan Allah untuk datang ke rumah Allah (masjid) yaitu adzan untuk sholat. Kedua, panggilan Allah untuk beribadah umroh dan panggilan yang ketiga adalah panggilan menghadap Allah (kematian) dimana manusia akan di mi’rajkan langsung menghadap Allah.
Isra Mi’raj itu mengajarkan kejujuran dan kedisiplinan melalui sholat yang dikerjakan. Untuk itu apabila hati sedang tidak tenang maka sholatlah, karena sholat dapat menenangkan hati. Untuk itu awali semua dengan niat yang benar dan lakukan dengan cara yang benar. Selanjutnya adalah bidang kerja haruslah tempat yang halal dan jadikan hasilnya untuk membahagiakan keluarga atau baiti jannati (rumahku adalah surgaku) serta untuk kebahagian ummat melalui zakat, infak dan sodakoh yang kita keluarkan. Karena itu merupakan bentuk kepedulian kita kepada sesama. (ERA/SSI)