Menhan Berikan Kuliah Umum Bela Negara di Universitas Trunojoyo Madura
Senin, 21 Agustus 2017Madura – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum ke sejumlah Perguruan Tinggi Nasional baik negeri maupun swasta guna memberikan pemahaman tentang esensi dan pentingnya bela negara bagi bangsa Indonesia. Setelah belum lama beberapa hari lalu hadir di Universitas Indonesia, Univeritas Atmajaya Jakarta dan Universitas Udayana Bali, kali ini Menhan menyempatkan diri untuk hadir memberikan kuliah umum di Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur, Senin (21/8).
Kuliah Umum diikuti oleh sebanyak 3383 Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo dan juga dihadiri oleh segenap Dosen, Mahasiswa dan Civitas Akademika Universitas Trunojoyo, Tokoh Ulama dan Masyarakat serta Forum Pimpinan Daerah Madura, Pimpinan sejumlah Perguruan Tinggi se-Madura serta Kepala Sekolah tingkat SMA dan SLTP se-Madura.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Universitas Trunojoyo yang telah mengundangnya untuk dapat berbicara di hadapan para Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo dan juga segenap Masyarakat Madura.
Menhan juga menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Pembekalan Mahasiswa Baru di seluruh Indonesia yang setiap tahunnya mencapai hingga enam juta Mahasiswa diisi dengan kegiatan Pekan Bela Negara. “Saya gembira orientasi Mahasiswa Baru diisi dengan kegiatan Pekan Bela Negara, dengan demikian setiap tahunnya sudah ada enam juta Mahasiswa diberikan materi tentang Bela Negara”, ucapnya.
Dengan adanya kegiatan Pekan Bela Negara untuk Mahasiswa Baru sebanyak 6 juta setiap tahunnya, maka diyakini akan melebihi dari target yang menjadi program Kemhan dalam membentuk 100 juta kader bela negara. “Ini efek getar, kalau 100 juta militan bagaimana kekuatannya. Inilah perlunya bela negara”, tandasnya.
Bela Negara Perkuat Jati Diri dan Persatuan Bangsa
Sementara itu, dalam kuliah umumnya Menhan menyampaikan bagaimana pentingnya bela negara bagi bangsa Indonesia yakni untuk memperkuat wawasan kebangsaan, jati diri bangsa serta persatuan dan kesatuan nasional yang merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar tawar lagi di tengah era persaingan globalisasi saat ini.
Menhan menyampaikan tidak ingin di masa mendatang bangsa Indonesia terkoyak – koyak dan hanya tinggal kenangan. Oleh karena itu, Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diminta untuk terus memperkuat rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
“Saya sekarang berhadapan dengan para pemimpin 20-25 tahun kedepan, 20-25 tahun kedepan negara ini milik kalian, semakin hari dan semakin tahun tantangan yang dihadapi semakin berat diantaranya persaingan global. Kalian (Mahasiswa) harus mempersiapkan diri terutama masalah wawasan kebangsaan atau nasionalisme. Karena hanya itulah yang dapat mempersatukan bangsa dan negara Indonesia”, pesan Menhan kepada Mahasiswa. (BDI/RAF)