Berikan Kuliah Umum di S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, Menhan RI Paparkan Strategi Penanganan Terorisme dan Radikalisme
Senin, 10 Juli 2017Singapura- Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu hadir memenuhi undangan di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura, untuk memberikan kuliah umum terkait tentang penanganan isu-isu pertahanan keamananan terutama ancaman terorisme dan radikalisme, Senin (10/7).
Menhan RI dalam kesempatan tersebut secara khusus menyampaikan pandangannya tentang penanganan dan perkembangan ancaman nyata terorisme khususnya ancaman ISIS yang saat ini menjadi kekhawatiran bersama di kawasan regional dan global.
Dijelaskan Menhan RI bahwa strategi yang paling efektif di dalam menghadapi pengaruh ideologi radikalisme ini adalah dengan mengedepankan aktualisasi dan pemurnian ideologi yang berbasiskan filsafat idealisme. Nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi idealisme tidak akan pernah berubah sejak dulu sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu, konsep idealisme merupakan yang paling ampuh di dalam mencegah masuknya pengaruh-pengaruh radikalisme dan terorisme di kawasan.
Di dalam mengatasi ancaman radikalisme dan terorisme, Indonesia menggunakan strategi pemantapan mindset untuk seluruh rakyat Indonesia dengan kembali kepada jatidiri bangsa yaitu dengan nilai-nilai budaya yang tertanam sejak dulu agar tidak tergusur oleh ideologi yang bersifat radikal seperti ideologi ISIS.
Menyikapi berbagai ancaman terorisme tersebut, perlu juga adanya suatu format kerja sama keamanan yang konkrit pada skala yang lebih luas dan komprehensif serta melibatkam negara-negara di kawasan. Dalam hal ini diperlukan bentuk-bentuk baru kolaborasi keamanan yang lebih luas dari yang sudah ada selama ini.
Sebagai contoh konkrit, implementasi kerjasama Trilateral yang mulai dilaksanakan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, yang bukan hanya untuk mengatasi perompakan dan penyaderaan di laut Sulu, tetapi juga mencegah berkembangnya kelompok radikal yang berafiliasi dengan ISIS di kawasan.
“Kunci utama dalam merespon terhadap berbagai bentuk tantangan dan ancaman keamanan non-tradisional di tataran internasional adalah sebuah format kerja sama kawasan melalui platform kerja sama keamanan yang dilakukan secara bilateral maupun internasional”, jelas Menhan RI.
Lebih lanjut dijelaskan Menhan RI, tujuan dari mekanisme kerja sama tersebut adalah guna menyelesaikan setiap permasalahan dan tantangan bersama di kawasan serta guna mencegah konflik militer dan mencegah meluasnya konflik tersebut.
Menurutnya, ISIS telah membentuk organisasi di wilayah Asia Tenggara sebagai bagian dari wilayah ISIS Asia Timur. Setiap organisasi pasti memiliki tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, negara – negara ASEAN harus selalu waspada dan mengambil langkah – langkah preventif dan koersif untuk mengantsipasi meluasnya operasi kelompok ISIS di Asia Tenggara ini.
Salah satu bentuk kerja sama yang Indonesia tawarkan guna menghadapi berkembangnya pengaruh ISIS di kawasan adalah memperkuat kerja sama intelijen antar negara -negara ASEAN serta berkolaborasi dengan aparat penegak hukum beserta kekuatan pertahanan atau militer.(BDI)