Perlu Kolaborasi Kapabilitas dan Interaksi Antar Negara Untuk Hadapi Ancaman Nyata Lintas Negara
Selasa, 4 Juli 2017Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan ancaman nyata pada saat ini yang memerlukan perhatian serius adalah ancaman terorisme dan narkoba. Ancaman tersebut bersifat lintas negara berskala regional maupun global sehingga memerlukan penanganan kolektif dan tindakan bersama-sama karena untuk menghadapinya harus melalui kolaborasi kapabilitas dan interaksi antar negara.
Hal tersebut dijelaskan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat memberikan ceramah atau kuliah umum kepada 114 peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVI Tahun 2017 di Lemhannas RI tentang, “Kebijakan Strategi Pertahanan dan Keamanan Negara dalam Menghadapi Berbagai Tantangan Indonesia Saat ini dan Kedepan yang Semakin Dinamis dan Kompleks”, Selasa (4/7).
Menhan RI melanjutkan, seiring dengan perkembangan global yang menghadirkan hakikat ancaman yang beragam dan kompleks, semakin disadari bahwa pertahanan tidak cukup dilakukan melalui pendekatan aspek militer atau melalui alutsista. Dimensi ancaman belum nyata dan ancaman nyata yang saat ini sedang terjadi, pada eskalasi tertentu sangat berpotensi mengusik sistem pertahanan suatu negara. Dan ketika ancaman sudah bersifat lintas negara, maka dapat dipastikan berpengaruh pada stabilitas keamanan nasional, regional hingga internasional.
Dalam kajian buku “The Future of Power” karangan John Nye, ujar menhan RI, didapatkan hasil bahwa aspek penanganan fisik bersenjata terhadap aksi terorisme hanya berkontribusi 1% dalam penanganan akar masalah terorisme. Sementara 99% penyelesaian radikalisme ini sangat ditentukan oleh upaya seluruh rakyat dalam hal ini di Indonesia melalui penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara.
Dengan kesadaran bela negara ini, rakyat Indonesia akan memiliki kesadaran untuk mengamankan dan melestarikan Pancasila sebagai jati diri dan budaya bangsa sekaligus sebagai benteng yang kuat guna menjaga keutuhan dan persatuan nasional Indonesia.
Dalam ceramah di depan peserta PPRA LVI Lemhannas ini Menhan RI menjelaskan mengenai isu kawasan yang sedang mendominasi kondisi dinamis lingkungan strategis yaitu isu ketegangan Semenanjung Korea akibat aksi Korea Utara, isu Laut China Selatan serta konsep kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam menghadapi perkembangan keamanan di Laut Sulu.
Menhan berharap dengan ceramah ini dapat memperbesar kesamaan pandang serta membangkitkan pemikiran dan komitmen bersama dalam mewujudkan pertahanan Negara yang tangguh melalui strategi sistem pertahanan negara yang bersifat semesta yang memadukan komponen pertahanan yang berlandaskan jiwa dan raga bangsa Indonesia yang didukung oleh kekuatan TNI beserta alutsistanya.
Selain itu juga Menhan mempertegaskan beberapa hal yang selama ini tengah dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan guna memberikan pencerahan bagi para siswa Lemhannas seperti; hakekat ancaman, strategi diplomasi pertahanan, kesadaran bela Negara serta Kebijakan Tata Kelola Pertahanan Negara yang efektif dan profesional. (WND/DAS/SPD)