Menhan : Bela Negara Bentuk Pertahanan yang Efektif
Sabtu, 25 Februari 2017Ambon, DMC– Peran serta seluruh warga negara dalam upaya bela negara, merupakan bentuk pertahanan efektif untuk menangkal ancaman dan gangguan yang menggerogoti kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haeder Nashir, saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Tanwir Muhammadiyah Tahun 2017 bertemakan “Urgensi Bela Negara Demi Masa Depan NKRI” di Gedung Ashari Alfatah, Ambon, Jumat (24/2).
Lebih jauh Menhan menjelaskan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi serta ilmu komunikasi yang begitu pesat di era globalisasi saat ini, membawa kita pada perubahan besar pada tatanan baru dunia yang seolah tanpa batas, yang dapat menembus batas negara. Sedangkan perkembangan geopolitik internasional juga berlangsung sangat cepat dan kompleks serta menghadirkan dinamika perkembangan lingkungan strategis global, regional, dan nasional.
Ancaman yang semula bersifat konvensional (fisik) telah berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non fisik) baik yang berasal dari luar negeri, maupun dari dalam negeri atau kolaborasi keduanya, serta dilakukan oleh aktor negara maupun aktor non negara. Ancaman tersebut bisa berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, keselamatan umum hingga ancaman pertahanan dan keamanan negara. Dengan demikian, perang tidak saja menjadi domain militer, akan tetapi melibatkan seluruh kekuatan bangsa, karena memiliki cakupan dimensi yang luas.
Sementara dinamika global, regional, dan nasional yang berkembang di dalam negeri, menuntut adanya bentuk pertahanan negara yang efektif dan berdaya tangkal tinggi, yang didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri, karenanya, penekanan bela negara untuk membentuk pola pikir atau mindset seluruh komponen bangsa yang tak tergoyahkan, menjadi bagian yang urgent dilakukan.
Untuk mengimplementasikan hak-hak warga negara dalam pembelaan negara, Kementerian Pertahanan bersama Kementerian/Lembaga lainnya serta segenap komponen bangsa, telah menyelenggarakan program pembentukan kader bela negara yang ditargetkan 100 juta dalam kurun waktu 10 tahun.
Sedangkan hal senada juga disampaikan Ketua Umum PP yang menyatakan, bahwa pada dasarnya modal terbesar yang dimiliki bangsa Indonesia adalah kekuatan batin yang lahir dari dalam yang kuncinya semua ada pada karakter yang kuat. Sementara kekuatan fisik dan militer belum bisa menjamin pertahanan suatu bangsa. (Bnd/Jly)