Bela Negara Harus Mampu Melawan Ancaman Multidimensional
Selasa, 20 Desember 2016Padang – Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini jauh berbeda dibandingkan ancaman di masa lalu. Ancaman saat ini sudah bersifat multidimensional. Upaya mempertahankan keutuhan NKRI pun harus bersifat dimensional.
Demikian sambutan Presiden RI Joko Widodo yang dibacakan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu di hadapan peserta Upacara Peringatan Hari Bela Negara Nasional Tahun 2016 di Lapangan Imam Bonjol, Jalan Baginda Aziz Chan, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (19/12).
Dalam sambutannya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan ancaman masa kini bersifat multidimensional seperti korupsi, pungli, dan bibit ektremisme serta separatisme. Untuk itu, konsep Bela Negara harus juga bersifat multidimensional.
“Pencegahan pencurian ikan jutaan ton dari laut Indonesia adalah bela negara, kedaulatan pangan juga bela negara, mampu berdikari dan mengembangkan UKM serta wirausaha adalah bela negara,” amanat Presiden RI Joko Widodo.
Sehingga, menurut Presiden RI Joko Widodo, bila seluruh bangsa Indonesia memiliki sifat, sikap dan perilaku Bela Negara, maka akan mampu mengantisipasi ancaman multidimensional. Karena tujuan Bela Negara dapat melawan kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan kesenjangan.
Menhan Beri Penghargaan Bela Negara
Pada kesempatan yang sama juga, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan penghargaan kepada lembaga kebudayaan dan warga negara yang dianggap berjasa dalam upaya menumbuhkan kesadaran rasa cinta tanah air. Adapun para penerima penghargaan ialah Datuk Bandaro Mudo, Datuk Minsang Jalius, Datuk Juang/ Zainir, Kolonel Inf. (Purn) Amir Syarifuddin, Drs. N. Ben Yuza, Drs. Muslim Kasim, Titiek Puspa dan Elly Kasim
“Mereka dianggap berjasa karena turut menumbuhkan kesadaran bela negara dan cinta tanah air kepada masyarakat”, terang Menhan di hadapan wartawan, “Ibu Titiek Puspa misalnya. Banyak lagu yang dinyanyikannya mengenai cinta tanah air”.
Upacara Peringatan Hari Bela Negara Nasional Tahun 2016 diikuti pelajar, pegawai pemerintahan/swasta, ormas, dan TNI/Polri. Usai upacara, ditampilkan drama kolosal tentang peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang menjadi momentum Hari Bela Negar serta atraksi terjun payung oleh anggota TNI yang membawa serta bendera Bela Negara dan bendera Merah-Putih. (Megi)