Menhan : Mendiang Mayjen TNI (Purn) M Ryacudu Ajarkan Pada Anak-Anaknya Untuk Tak Tinggi Hati
Kamis, 4 Agustus 2016Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, Kamis (4/8) dalam acara bedah buku ”Mayjen M. Ryacudu Prajurit Perang Dari Mesir Ilir”, yang diadakan oleh Perpustakaan MPR RI di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, mengatakan bahwa banyak pesan dari mendiang ayahnya yang diingat dan diantaranya adalah agar tidak tinggi hati, beliau juga mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak pamrih dengan apa yang kita kerjakan untuk orang lain.
Bedah buku yang ditulis oleh wartawan Harian Umum Lampung Post dan digagas oleh mantan Bupati Way Kanan Bustami Zainun ini dibuka secara resmi oleh Sekjen MPR RI Ma’ruf Cahyono SH,MH dan dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) Asril Hamzah Tanjung, Bupati Way Kanan Lampung Raden Adipati Surya SH,MH, Staf Ahli Menhan Bidang Politik Mayjen TNI Pandji Suko Hari Yudho, Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Djundan Eko Bintoro, Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan Laksma TNI Faisal, penulis buku ini Sudarmono.
Dalam sambutan Menteri Pertahanan yang dibacakan oleh Dirjen Strahan Kemhan, Menhan mengatakan bahwa bedah buku ini menjadi sangat khusus karena Mendiang Mayjen TNI (Purn) Mussanif Ryacudu, tokoh yang diceritakan dalam buku ini adalah ayah dari Menhan Ryamizard Ryacudu. Dalam amanat ini pertama kalinya Menhan Rymizard Ryacudu mendeklarasikan bahwa ayahnya Mayjen TNI (Purn) Mussanif Ryacudu adalah juga seorang pejuang bangsa.
Buku ini menurut Menhan, pada dasarnya adalah ulasan catatan sejarah hidup ayahnya, Mayjen TNI (Purn) Mussanif Ryacudu, yang sangat dikenal oleh masyarakat Lampung dan Sumatera bagian Selatan. Dari sejarah perjuangan, beliau tercatat sebagai seorang pejuang yang sangat gigih berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Pada saat itu Mayjen TNI (Purn) Mussanif Ryacudu dikenal sebagai seorang tokoh sekaligus sosok panutan bagi warga Lampung dan Sumatera bagian Selatan dan beliau juga pernah melaksanakan penugasan di Papua dan Jawa Barat.
Memahami hakekat perjuangan nasional penting dilakukan untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa, menggelorakan semangat kebangsaan, meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme di semua lapisan masyarakat khususnya kepada generasi muda. Makna semangat kepahlawanan perlu diteladani oleh generasi penerus untuk mengingatkan kembali generasi muda terhadap nilai-nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa dalam melawan penjajahan. (DAS/ACP)