Menhan Bicara di Sidang MCIS Ke-5 Moskow
Kamis, 28 April 2016Moskow – Untuk kedua kalinya Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu memenuhi undangan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia untuk menghadiri Konferensi Keamanan Internasional ke-5 atau V Moscow Conference on International Security (MCIS), Rabu (27/4), di Moskow, Rusia. MCIS yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Federasi Rusia ini merupakan konferensi tahunan yang dihadiri perwakilan beberapa negara setingkat menteri pertahanan yang membahas dan mendiskusikan isu-isu keamanan internasional. Konferensi tersebut diikuti peserta dari 81 negara.
Dalam konferensi yang diadakan selama dua hari mulai tanggal 27-28 April 2016 di Moskow Rusia ini, Menhan Ryamizard Ryacudu berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam konferensi yang mengangkat tema ”Terorisme Sebagai Ancaman Global”. Dihadapan Menhan Federasi Rusia Jenderal Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan peserta konferensi, Menhan RI mengatakan bahwa tema ini sangat relevan karena hari-hari ini terorisme telah dan sangat nyata meresahkan rasa damai dan mengguncang keamanan dunia.
Terlebih beberapa tahun terakhir muncul isu-isu keamanan internasional baru berbentuk ancaman yang sangat nyata dan existential yang begitu meresahkan sehingga memaksa kita berfikir dan bekerja keras untuk mencari persamaan sikap dan tindakan kolektif untuk menanggulanginya.
Lebih lanjut Menhan mengungkapkan apa yang kita saksikan saat ini, bahwa ancaman-ancaman yang muncul sebagian besar telah menjadi kenyataan dan dialami oleh negara di berbagai belahan dunia. Ancaman-ancaman tersebut seperti terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian Sumber Daya Alam, wabah penyakit, peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta perang siber dan intelijen.
Ancaman-ancaman tersebut ada yang berskala domestik sehingga cukup diatasi oleh negara yang mengalaminya saja, dan ada pula yang berskala regional maupun global sehingga memerlukan penanganan kolektif dan tindakan bersama-sama untuk menghadapinya dengan melalui kolaborasi kapabilitas dan interaksi antar negara.
Menhan mengungkapkan bahwa ancaman nyata yang sedang mengglobal dan menjadi perhatian bangsa-bangsa di seluruh dunia saat ini adalah terorisme khususnya ISIS. ISIS telah menjadi kekuatan terorisme global baru yang lebih menakutkan dari jaringan Al-Qaeda. ISIS sangat berbahaya karena ancaman bukan hanya bagi negara-negara Timur Tengah, tetapi seluruh dunia sebagaimana yang kita saksikan pada serangan Paris dan Brussel baru-baru ini. Indonesia juga tidak luput dari serangan teroris ini seperti aksi Bom Bali, Kedubes Australia, Hotel Marriott dan Ritz Carlton serta Bom Thamrin Jakarta pada Januari 2016 lalu.
Untuk mengembangkan kekuatan dan menjalankan aksinya ke seluruh dunia, ISIS melakukan tiga cara yaitu merekrut warga suatu negara untuk berangkat ke Syria dan Iraq, para pejuang ISIS tersebut dikembalikan ke negara masing-masing (foreign fighter) dan menginspirasi warga masyarakat suatu negara terhadap perjuangan mereka melalui media sosial dan ada juga yang terinspirasi secara mandiri kemudian berafiliasi dengan jaringan ISIS.
Dikatakan Menhan terdapat berbagai cara dan upaya yang dilakukan beberapa negara di dunia untuk menanggulangi terorisme dan radikalisme. Namun menurut pandangan Menhan, yang terpenting dan efektif adalah upaya nasional suatu negara guna menyelesaikan akar permasalahan terorisme dan radikalisme tersebut. Kata kuncinya adalah merubah cara dan pola pikir dari anggota kelompok radikal tersebut melalui penanaman semangat nasionalisme dan patriotisme untuk lebih mencintai negaranya. Hal inilah yang lebih dikedepankan oleh Indonesia dan upaya ini telah menunjukkan hasil yang signifikan. Beberapa kelompok radikal di Indonesia sudah menunjukkan kesadarannya untuk kembali ke jalan yang benar.
Selain isu terorisme khususnya ISIS, dalam kesempatan tersebut juga dibahas beberapa isu-isu global seperti demokratisasi, HAM, lingkungan hidup, kelangkaan energi, krisis keuangan dunia dan pemanasan global, masih tetap menjadi perbincangan hangat dan perhatian dunia. (ERA)