Kemhan Serahkan Dua Kapal Canggih Jenis Bantu Hidro Oseanografi Kepada TNI AL
Selasa, 15 Maret 2016Jakarta, DMC – Kementerian Pertahanan (Kemhan) secara resmi menyerahkan dua unit Kapal canggih jenis Oceanographic Offshore Support Vessel (OSV) atau Bantu Hidro Oseanografi (BHO) kepada TNI Angkatan Laut yaitu KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934.
Penyerahan dua kapal tersebut ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Leonardi, Aslog Panglima TNI Nugroho, Aslog KSAL Laksamana TNI Mulyadi dan Kadishidros TNI AL Laksamana TNI Daryanto, Selasa (15/3) di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara.
Hadir menyaksikan, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi dan Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo. Hadir juga dalam acara ini Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat dan Dubes Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze.
Kedua KRI ini dibangun oleh Galangan Kapal OCEA di Perancis yang dipesan oleh Kemhan RI berdasarkan kontrak pengadaan nomor kontrak TRAK/810/PLN/VIII/2012/AL tanggal 11 Agustus 2012. KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934 adalah dua kapal canggih yang berfungsi sebagai kapal survei yang digunakan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas TNI dalam hal ini TNI AL dalam operasi militer selain perang, khususnya dalam melaksanakan tugas Search and Rescue (SAR) laut bila mana terjadi kecelakaan di laut dan membutuhkan pendeteksian objek-objek tertentu di laut kedalaman.
Dengan telah diserahterimakannya dua KRI ini, maka akan memperkuat kapal survei lainnya yang dimiliki Dinas Hidro-oseanografi TNI AL saat ini dalam menyelenggarakan pembinaan fungsi dan pelaksanaan kegiatan Hidro-oseanografi yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun umum.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kasal saat Upacara serah terima KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934 tersebut mengatakan, penyerahan dua unit kapal ini memiliki makna penting dan strategis sekaligus merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AL untuk memenuhi kekuatan pokok minimum yang tentunya dapat meningkatkan kemampuan TNI AL dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI.
Menhan lebih lanjut berharap kepada TNI AL untuk dapat memamfaatkan kapal tersebut secara optimal untuk tugas dan tanggungjawabnya. Menurutnya, kedua kapal ini memiliki spesifikasi yang baik antara lain kecepatan maksimal 14 knots dan mampu berlayar selama 20 hari tanpa sandar, sehingga akan mampu mendukung tugas operasional Dinas Hidro-oseanografi TNI AL.
Sesuai amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan telah dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2014 tentang mekanisme imbal dagang dan pengadaan alat peralatan pertahanan keamanan dari luar negeri, maka offset dan local content merupakan kebijakan pemerintah yang bersifat mandatory.
Dalam pelaksanaan kebijakan ini, maka dalam proses pengadaan dua kapal ini Kemhan telah melibatkan industri dalam negeri dalam hal ini PT. Caputra Mitra Sejati Shipyard, Cilegon yang telah diberi kepercayaan untuk membuat dua unit survey vessel sebagai kelengkapan sarana survei kedua kapal ini.
Menhan mengatakan, kesempatan yang diberikan kepada industri dalam negeri dalam pembuatan survey vessel merupakan startegi untuk pengembangan dan peningkatan serta kemajuan industri dalam negeri dalam penyediaan Alutsista untuk kepentingan pertahanan, sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap industri negara lain. (BDI/RAF)