Konsep Pertahanan Indonesia Didasarkan pada Ancaman Nyata dan Tidak Nyata
Rabu, 27 Mei 2015Jakarta, Konsep pertahanan Indonesia hendaknya didasarkan pada ancaman, baik ancaman besar (nyata) maupun ancaman yang kecil (tidak nyata) baik yang sedang dihadapi maupun yang akan dihadapi. Ancaman besar atau nyata meliputi ancaman teroris, cyber war, penyakit menular, bencana alam, wabah penyakit, pelanggaran wilayah, pencurian sumber daya alam, pemberontakan separatis dan narkoba.
Konsep tersebut diungkapkan Menhan Ryamizard Ryacudu dihadapan wartawan media cetak dan elektronik dalam forum silaturahmi antara Menhan dengan wartawan, Selasa (26/5), di kantor Kemhan Jakarta. Untuk itu Kemhan dan TNI siap menjadi jembatan atau alat bagi keamanan lokal, regional dan global, lebih jauh lagi bagi keamanan dan perdamaian dunia.
“Negara boleh pasang surut tetapi Kemhan dan TNI tidak boleh pasang surut, harus selalu berada diatas segalanya untuk menegakkan keadilan meskipun situasi politik dalam kondisi terpuruk dan terburuk,” tegas Menhan RI. Menhan menambahkan bahwa hal ini akan disampaikannya dalam Shangri-La dialogue beberapa waktu yang akan datang dengan Menhan negara-negara yang terlibat dan tergabung dalam Shangri-La dialogue seperti Menhan Tiongkok, Amerika dan Rusia.
Dalam pertemuan ini juga, Menhan menegaskan bahwa silaturahmi ini adalah akar dari persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu hendaknya forum silaturahmi ini dijaga dan dipupuk terus karena melalui silaturahmi ini dapat tercapai perdamaian yang diharapkan setiap bangsa dan negara di dunia.
Sementara itu Kapuskom Publik Brigjen TNI Djundan Eko Bintoro, M.Si (Han) mengatakan bahwa forum komunikasi ini diselenggarakan untuk bertukar dan berbagi informasi antara Kemhan dan para pewarta media cetak dan elektronik.
Sumber : DMC