Menhan: Keunggulan di Bidang Siber Menjadi Kunci Keberhasilan Dalam Perang Asimetris
Senin, 11 Mei 2015Yogyakarta, Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi telah menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia. Teknologi informasi dan telekomunikasi memiliki posisi strategis dalam menunjang dan memberi kemudahan kepada masyarakat dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari.
Implikasi lain yang muncul adalah implikasi negatif dan memunculkan berbagai kerawanan seperti perang asimetris yang dapat terjadi di masa damai maupun masa perang. Indonesia harus waspada dan bersiap untuk mengantisipasinya karena tidak menutup kemungkinan perang asimetris dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa. Kunci keberhasilan dalam perang asimetris adalah keunggulan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Dr. Timbul Siahaan saat membuka kegiatan Babak Final “National Cyber Competition 2015”, Senin (11/5) di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta.
Lebih lanjut Menhan mengatakan melalui kegiatan National Cyber Competition 2015 ini diharapkan dapat dijadikan momentum langkah awal guna meningkatkan keahlian dan profesionalisme peserta dalam bidangnya. “Melalui kegiatan seperti ini diharapkan juga semakin membentuk karakter sumber daya manusia yang berjiwa patriotisme dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi serta siap mengabdikan diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia”, tambahnya.
Menurut Menhan, dengan kemampuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang dilandasi dengan jiwa patriotisme dan rasa cinta tanah air khususnya dari para komunitas teknologi informasi dan telekomunikasi, maka Indonesia diyakini dapat menjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman berdimensi siber. Dengan kualitas dan karakter tersebut maka negara dan bangsa ini akan bangkit menjadi negara yang semakin kuat dan disegani.
“Dengan perangkat yang unggul serta ketersediaan Sumber Daya Manusia yang handal dan berkualitas, maka Indonesia diharapkan mampu menangani berbagai ancaman yang berdimensi siber”, kata Menhan.
National Cyber Competition 2015 merupakan ajang perlombaan/kompetisi kemampuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi yang diselenggarakan selain sebagai media untuk menyalurkan kreatifitas juga untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi.
National Cyber Competition 2015 diikuti peserta dari seluruh Tanah Air baik kalangan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum dan setiap peserta bergabung dalam satu tim dengan ketentuan terdiri dari minimal tiga orang dan maksimal lima orang. Juri pada perlombaan ini merupakan para profesional dan praktisi IT Security yang terkenal handal di bidangnya.
Sebelum pelaksanaan babak final, babak penyisihan telah dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 10 April 2015 yang diikuti peserta sebanyak 206 tim untuk kategori umum dan 27 tim untuk kategori pelajar. Berhasil melaju ke babak selanjutnya yaitu babak final sebagai tim finalis untuk kategori umum sebanyak 16 tim, tim finalis untuk kategori pelajar sebanyak 5 tim dan tim finalis dari TNI sebanyak 15 tim.
Kegiatan yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Kemhan ini mengangkat tema “Pemanfaatan Teknologi Informasi, Komunikasi Dunia Maya (Cyber) Dalam Rangka Sistem Pertahanan Negara”. Dalam penyelenggaraannya, Kemhan bekerjasama dan didukung oleh TNI AU, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) sebagai pelaksana Teknis, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Nawala, Inixindo, Xirka, D-NET dan Smartindo.
Sumber : DMC