Menhan Lakukan Komunikasi Strategis Secara Marathon

Jumat, 7 November 2014

Sejak dibukanya Indo Defence Expo & Forum 2014 pada Rabu, 5 Nov 2014 yang lalu, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu melakukan serangkaian pertemuan dengan beberapa Ketua Delegasi dari beberapa negara. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Ryamizard Ryacudu melakukan komunikasi strategis untuk membahas hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat di bidang pertahanan.

Pada hari pertama, Rabu, 5 November 2014, Menhan RI secara berturut –turut menemui delegasi dari Cheko, Timor Leste, Singapura dan Perancis. Pada pertemuan dengan delegasi Cheko yang dipimpin Deputy Minister of Defence of Czech Rep, Tomas Kutcha, Menhan RI menyampaikan bahwa melalui pertemuan yang baik ini diharapkan hubungan kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan dapat terus ditingkatkan.

Pada tahun 2012, DPR RI telah meratifikasi MoU kerjasama pertahanan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Cheko yang ditandatangani tahun 2006. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemhan akan segera menindaklanjuti niat baik kerjasama yang tertuang dalam MoU tersebut.

Senada dengan Menhan RI, Tomas Kutcha juga menyampaikan keinginan pemerintah Cheko untuk menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani dua tahun lalu. Pemerintah Cheko menyatakan kesiapan untuk menjalin kerjasama Transfer of Technology di bidang industri pertahanan dengan Indonesia.

Menurutnya, Cheko tidak ingin hanya menjual barang ke Indonesia, karena Cheko mengerti bahwa Indonesia juga harus membangun industri pertahanan sendiri dan saat ini Indonesia sudah mempunyai kemampuan tersebut. Pihak Cheko menawarkan sejumlah beberapa produk unggulan dari industri pertahanannya yang sudah diakui dunia, diantaranya peralatan system passive radar, paralatan pelindung dari ancaman Chemical, Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) hingga produk pesawat tanpa awak (UAV).

Sementara itu,  pada pertemuan dengan Delegasi Timor Leste yang dipimpin Secretary of State for Defence of RDTL, Dr. Julio Pinto Tomas, Menhan RI menyampaikan harapannya agar hubungan persahabatan antara Indonesia dan Timor Leste terus berlanjut dan ditingkatkan di masa mendatang.

Saat ini,  sebagai negara bertetangga hubungan Indonesia dan Timor Leste sangat dekat dan dapat dikatakan telah mengalami kemajuan yang cukup cepat. Kerjasama kedua negara di bidang militer diantaranya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Angkatan Bersejata Timor Leste melalui kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan.

Dalam kesempatan tersebut, Ryamizard Ryacudu juga menyampaikan keinginannya untuk dapat berkunjung ke Timor Leste sebagai upaya untuk mempererat dan meningkatkan hubungan kedua negara khususnya di bidang pertahanan.

Sedangkan saat pertemuan dengan delegasi Singapura yang dipimpin Minister State of Defence of Singapore;  Dr. Mohamad Maliki Bin Osman, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerjasama yang saling menguntungkan di bidang pertahanan. Menhan RI menyampaikan bahwa sebagai  negara bertetangga dan satu rumpum, hubungan persahabatan antara Indonesia  dan Singapura menjadi hal yang sangat penting.

Selain membicarakan evaluasi dari kerjasama bilateral di bidang pertahanan, kedua pihak juga membicarakan hal – hal terkait permasalahan dan tantangan bersama di kawasan regional dan global. Tantangan teraktual yaitu isu mengenai ancaman ISIS dan Virus Ebola. Menurut Menhan RI , kedua ancaman tersebut merupakan ancaman bersama yang perlu diwaspadai dan dicegah agar tidak meluas.

Selanjutnya saat pertemuan dengan delegasi Perancis yang dipimpin Director Asia Pacific Directorate General for Armament of France, Gen. Enginer Jacques Cousquer, Menhan juga menyampaikan harapannya agar kerjasama Indonesia dan Perancis khususnya di bidang pertahanan dapat ditingkatkan.

Secara khusus, kedua pihak membicarakan mengenai isu keamanan maritim. Kedua negara sepakat dalam waktu beberapa bulan kedepan akan meningkatkan hubungan kerjasama di bidang pertahanan terutama di bidang keamanan maritim. Kedua pihak sepakat untuk merencanakan dialog strategis untuk membicarakan tindak lanjut kerjasama pertahanan Indonesia – Perancis di Paris.

Sejalan dengan hal tersebut, Menhan RI menyampaikan bahwa saat ini kebijakan Pemerintah Indonesia sedang menitikberatkan pada sektor maritim. Menurutnya,  keamanan maritim dan pertahanan tidak dapat dipisahkan, sebagai negara kepulauan maka Indonesia harus memastikan keamanan lalu lintas perdagangan di laut.

Sementara itu, Gen. Enginer Jacques Cousquer menyampaikan bahwa Perancis membuka peluang kerjasama seluas-luasnya dengan Indonesia khususnya di bidang keamanan maritim. Perancis memiliki banyak pengalaman dan siap berbagi dengan Indonesia. Selain telah diimplementasikan di Perancis, sistem keamanan maritim yang dimilikinya juga telah diimplementasikan di beberapa kepulauan di dunia.

Menhan Buka Seminar “Exploring Defence Offset in Indonesia: Expectation, Partnership and Strategy of Engagement”

Pada hari kedua, Kamis, 6 November 2014, Menhan memberikan keynote speech sekaligus membuka seminar bertajuk “Exploring Defence Offset in Indonesia: Expectation, Partnership and Strategy of Engagement“. Dalam kesempatan tersebut, Menhan menyampaikan bahwa kemandirian Industri Pertahanan adalah sebuah sebuah kondisi yang harus dicapai bangsa Indonesia pada masa mendatang. Selain untuk mendukung sistem pertahanan, kemandirian industri pertahanan juga bisa menjadi salah satu sumber devisa untuk pencapaian kemandirian di bidang  ekonomi.

Terkait dengan kebijakan Offset , Menhan RI mengatakan hal tersebut memiliki peran strategis dalam pencapaian postur pertahanan ideal dan terwujudnya industri pertahanan yang berdaya-saing. Pemahaman akan Offset perlu diletakkan dalam kerangka salingketergantungan antara pertahanan, keamanan, dan pembangunan ekonomi berbasis teknologi tinggi. Mustahil pertahanan dilakukan tanpa dukungan pembangunan ekonomi, begitu juga pembangunan ekonomi tidak dapat terjaga di tengah absennya keamanan dan pertahanan.

Offset telah menjadi mekanisme penting dalam mempersiapkan diri di era perang modern yang mensyaratkan kemampuan untuk mandiri. Karenanya Offset perlu dianggap sebagai salah satu strategi pembangunan ekonomi. Kita juga ketahui bahwa potensi spin-off dari sektor pertahanan kepada sektor non pertahanan cukup besar. Jadi sesungguhnya Offset merupakan alat kebijakan untuk mencapai beberapa tujuan sekaligus yang bersifat ekonomi, politik, dan strategis.

Demikian Siaran Pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia