Al-Quran: Sekedar Bacaan atau Bacaan yang Sebenarnya?
Kamis, 17 April 2014Kementerian Pertahanan RI menyelenggarakan peringatan Nuzulul Quran 1433 H/2012 M, Rabu (8/8) bertempat di aula Bhinneka Tunggal Ika gedung Jenderal Soedirman Kemhan Jakarta. Hadir Menhan Purnomo Yusgiantoro beserta ibu Lis Purnomo Yusgiantoro, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herriyanto, MA. serta seluruh pejabat eselon I dan II serta personel di lingkungan Kemhan. Hadir Prof. Dr. KH. Umay M. Dja’far, M.A. bertindak selaku penceramah rohani dalam acara tersebut.
Menhan dalam sambutannya menekankan bahwa dengan peringatan Nuzulul Quran para personel Kemhan dapat mengambil pelajaran dari peristiwa besar dan luar biasa tersebut. “Isi dan kandungan al-Quran agar menjadi pedoman dalam rangka melaksanakan tugas sehari-hari. Hal ini sesuai tema peringatan: Dengan Hikmah Peringatan Nuzulul Quran Tahun 1433 H/2012 M kita Mantapkan Disiplin, Profesionalisme Personel Demi Suksesnya Tugas Pokok Kemhan”. Al-Quran, lanjut Menhan, menjadi sumber inspirasi dan sekaligus aturan dalam berperilaku, berbuat dan bertindak.
Pengetahuan tentang isi dan kandungan al-Quran inilah kemudian diharapkan dapat berimbas kepada personel dalam meningkatkan etos, motivasi dan semangat pengabdian kepada bangsa dan negara melalui institusi Kemhan. Dalam ceramahnya, Prof. Dr. KH. Umay M. Dja’far, M.A. menguraikan tentang al-Quran yang menurut bahasa diambil dari bahasa Arab Qara-a yang artinya bacaan. Sedangkan Quran-an secara kharfiah berarti bacaan yang sebenarnya. “Maka sangat berbeda maknanya antara bacaan (biasa) dengan bacaan (yang sebenarnya). Jadi Quran berarti tidak sekedar bacaan biasa, melainkan bacaan yang memupunyai beberapa keistimewaan dan kelebihan, baik dalam struktur bahasa maupun maknanya.”
Guru besar tafsir UIN Jakarta ini mencontohkan, 114 jumlah surat dalam al-Quran pasti diawali lafadh Bismillahirrahmaanirrahim yang berjumah 19 huruf dan surat terakhir adalah annaas sebanyak 6 ayat. Jumlah surat dalam al-Quran, jumlah huruf dalam bismillah dan jumlah ayat dalam surat ke 114 bukanlah hal biasa, yakni 19×6=114 atau 114:19=6 angka yang memiliki keunikan luar biasa. Banyak hal yang menjadikan al-Quran istimewa dibandingkan dengan bacaan yang lain, seperti kata yaum (hari), dalam al-Quran disebutkan sebanyak 365 kali yang ternyata linier dengan jumlah hari dalam setahun, urainya.
Lebih jauh dikatakan, diturunkannya al-Quran tidak semata-mata diperuntukkan bagi orang yang beriman, melainkan juga termasuk seluruh umat manusia. Al-Quran menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa, yaitu dengan kalimat hudal lilmuttaqiin (petunjuk bagi orang yang bertakwa), konteksnya adalah kepada orang Mukmin (beriman) dan menyebut hudal lilnaasi (petunjuk bagi manusia), konteksnya adalah kepada seluruh umat manusia (Muslim dan non-Muslim), pungkasnya.
Admin