PENGEMBANGAN SENJATA BIOLOGI SINTETIK MENGGUNAKAN KECERDASAN BUATAN SEBAGAI POTENSI ANCAMAN AKTUAL NON MILITER TERHADAP PERTAHANAN NEGARA

Rabu, 3 Juli 2024

Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.

Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Ditjen Pothan Kemhan

 

Perkembangan dalam biokimia, genetika, dan biologi molekuler memungkinkan terjadinya rekayasa organisme hidup. Perkembangan ini menawarkan cara yang efektif dan efisien dalam menyembuhkan penyakit, meningkatkan produksi pangan, dan meningkatkan kualitas hidup manusia, namun sekaligus juga dapat digunakan oleh aktor non-negara untuk mengembangkan senjata biologis yang telah direkayasa. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia, dan bukan tidak mungkin aktor – aktor non-negara seperti organisasi teroris memantau perkembangan ini secara cermat. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan agensia biologi yang telah direkayasa. Kemajuan dalam ilmu komputer, teknik, ilmu biologi, dan kimia telah memungkinkan rekayasa sistem kehidupan yang mengoptimalkan pertumbuhan, dan meningkatkan kecenderungan yang menyebabkan penyakit (patogenisitas). Pendekatan interdisipliner yang menyediakan fungsi biologis baru telah memberikan dampak positif pada industri bioteknologi dan biofarmasi. Bakteri dan virus hasil rekayasa ini dapat dikooptasi untuk tujuan perang. Penggunaan senjata biologis yang dirancang secara teoritis dapat memberikan keuntungan asimetris bagi negara atau non-negara dibandingkan pihak lawan yang lebih menyukai senjata konvensional.

Menurut Weingarten (2024), Biologi Sintetik (SynBio) merupakan bioteknologi generasi ketiga dalam bidang interdisipliner dengan penerapan prinsip – prinsip teknik pada biologi. Menurut GAO Science, Technology Assessment, and Analytics (2023), SynBio merupakan bidang bioteknologi multidisiplin yang melibatkan rekayasa materi genetik organisme seperti virus, bakteri, ragi, tumbuhan atau hewan agar memiliki karakteristik baru. Menurut Wickiser, O’Donovan, Washington, Hummel & Burpo (2020), SynBio merupakan disiplin ilmu yang mencakup semua aspek rekayasa sistem biologis. Hal ini memungkinkan modifikasi organisme yang ada, dan penciptaan organisme baru yang tidak lagi terbatas pada rangkaian gen yang ditemukan di alam. SynBio menggabungkan prinsip – prinsip teknik dengan teknik bioteknologi yang ada, seperti DNA sequencing dan genome editing untuk memodifikasi suatu organisme atau membuat organisme baru. SynBio berpotensi menciptakan perubahan yang bermanfaat pada tanaman, meningkatkan kualitas obat – obatan, material/bahan yang lebih kuat, dan proses industri yang lebih efisien. Penerapan teknologi ini berpotensi luas pada pengembangan produk komersial seperti sektor pertanian, pangan, obat – obatan, dan elektronik. Salah satu contoh produk yang dihasilkan dari SynBio adalah biofuel. SynBio juga membuka berbagai peluang baru pada sektor pertahanan subsektor Industri Pertahanan, seperti penyimpanan dan pembangkit energi, material baru dan canggih, penginderaan, perawatan medis, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SynBio memberikan manfaat positif, salah satunya dengan teknologi Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats-associated protein 9 (CRISPR)/Cas9) atau ulangan pendek palindromik berkelompok yang saling terkait secara teratur dan protein asosiasi 9. Menurut FK-KMK UGM (2023), teknologi CRISPR/Cas9 merupakan salah satu teknologi dalam genome editing yang memungkinkan ilmuwan mengubah DNA banyak organisme, termasuk tumbuhan, bakteri, dan hewan. Teknologi ini juga dapat menyebabkan perubahan sifat fisik seperti warna mata dan risiko penyakit.

Menurut Santoso (2018), sistem pengeditan genom CRISPR/Cas9 sangat berpotensi untuk diaplikasikan di dalam penelitian perbaikan tanaman melalui modifikasi gen target yang sangat terarah untuk menghasilkan varietas unggul padi dengan sifat – sifat yang diinginkan. Menurut FST UMA (2024), SynBio memiliki beberapa masalah keamanan yang mungkin timbul meliputi kontaminasi lingkungan, potensi untuk pembuatan senjata biologis, dan kesehatan manusia. Modifikasi genetik suatu organisme berpotensi menciptakan evolusi di alam yang dapat mengganggu ekosistem, berdampak buruk pada keanekaragaman hayati, dan keseimbangan ekosistem. Organisme hidup baru hasil perancangan melalui SynBio dapat membuka kemungkinan penggunaannya secara tidak etis, seperti pengembangan Synthetic Bioweapons (SBWs) atau senjata sintetis biologis. Modifikasi organisme secara genetik dapat disalahgunakan dengan tujuan yang merugikan, seperti pengembangan patogen yang lebih mematikan dari Covid-19 atau mengganggu ketahanan pangan. Menurut Baker, Canyon & Kevany (2022), SBWs merupakan vektor biologis yang dimodifikasi dan digunakan sebagai senjata melalui proses biologi sintetis untuk menciptakan efek, mekanisme atau proses baru. Hal ini memungkinkan terjadinya pengembangan jenis senjata biologi berkemampuan baru yang sulit terdeteksi, tidak memiliki perbandingan konvensional, dan sulit untuk dikalahkan. SBWs sangat berbahaya karena mampu menghasilkan suatu organisme makroskopis yang telah dimodifikasi genetiknya agar dapat memproduksi toksin. SBWs juga memiliki resistensi terhadap antibiotik dan vaksin, serta tidak dikenali oleh sistem imun atau antibodi tubuh karena profil imunologisnya telah diubah.

Sejalan dengan perkembangan SynBio, salah satu disrupsi teknologi yang saat ini juga terus berkembang pesat merupakan kecerdasan buatan. Senior Data & AI Partner Technical Specialist IBM Indonesia, Muhammad Fachrizal Sinaga dalam kegiatan Digital Transformation Forum for Public Sector di Hotel Pullman Jakarta pada tanggal 20 Juni 2024 menyampaikan bahwa tercatat terdapat 725.000 model kecerdasan buatan yang dapat digunakan masyarakat dengan posisi penambahan rata – rata sekitar 50.000 model dalam waktu beberapa minggu. Kecerdasan buatan generatif dengan Large Language Model (LLM) atau model bahasa besar telah mampu memilah pertanyaan, dan mengambil keputusan menjawab atau tidak menjawab suatu pertanyaan yang dianggapnya kurang etis. LLM membuat kecerdasan buatan generatif dapat mengenali dan menghasilkan teks, serta memproses bahasa. LLM juga membuat kecerdasan buatan generatif dapat berkomunikasi, dan berinteraksi dengan pengguna menggunakan bahasa secara natural selayaknya manusia. Pembelajaran mesin dengan deep learning pada LLM membuatnya mampu memprediksi, mengolah teks dari perintah yang diberikan, memahami karakter, kata, dan kalimat. Kemampuan kecerdasan buatan tersebut kemudian menjadi perdebatan para peneliti, ahli, dan analis di dunia akan kekhawatiran pemanfaatannya dalam pengembangan SBWs oleh Non-State Actor. RAND Research Report : The Operational Risks of AI in Large-Scale Biological Attacks Results of a Red-Team Study tahun 2024 menyatakan secara statistik tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara rencana serangan senjata biologis dengan atau tanpa bantuan LLM. RAND Research Report juga menyatakan tidak dapat mengidentifikasi satupun keuntungan dari penggunaan LLM bagi Non-State Actor yang berencana mengembangkan SBWs. Namun Policy Horizons Canada melalui 2024 Report Disruptions on the Horizon menyatakan akan muncul sebuah tren dimana individu atau perseorangan dapat dengan mudah membuat senjata biologis yang murah dan kuat dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang telah tersedia, dan menggunakan infrastruktur yang minim (homemade bioweapons). Selain itu, 2024 Report Disruptions on the Horizon juga menyatakan bahwa persaingan pasar dan geopolitik dunia mengakibatkan kecerdasan buatan bekerja secara liar (artificial intelligence runs wild), dan resistensi antimikroba akan mencapai titik kritis yang dapat menjadi penyebab utama kematian secara global (antibiotic no longer work).

2024 Report Disruptions on the Horizon oleh Policy Horizons Canada memberikan pandangan yang berbeda dengan RAND Research Report. Individu, perseorangan atau Non-State Actor diproyeksikan kedepannya dapat dengan mudah membuat senjata biologis seperti SBWs yang murah dan kuat dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang telah tersedia (termasuk kecerdasan buatan), dan infrastruktur yang minim. Peningkatan kemampuan kecerdasan buatan kemudian diproyeksikan akan bekerja secara liar yang mengesampingkan nilai – nilai etis. Kecerdasan buatan tersebut kemudian akan dimanfaatkan oleh Individu, perseorangan atau Non-State Actor agar dapat dengan mudah membuat SBWs yang memiliki resistensi antimikroba. Selain itu, menurut Nield (2022), kecerdasan buatan hanya membutuhkan waktu selama 6 jam untuk mengidentifikasi 40.000 jenis bahan kimia yang digunakan untuk membuat senjata biologis.

Focus Group Discussion (FGD) tentang Pandangan Indonesia terhadap Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Kepentingan Militer yang diselenggarakan oleh Lemhannas RI pada tanggal 27 Maret 2024 merekomendasikan penggunaan kecerdasan buatan kepentingan TNI feasible untuk diterapkan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan digunakan untuk Operasi Militer Selain Perang. Hal ini membutuhkan Artificial Intelligence Assurance sebagai cara untuk bisa memberikan kepercayaan kepada sebuah sistem. Proyeksi kecerdasan buatan yang dimanfaatkan untuk pengembangan SBWs tidak feasible untuk diterapkan dalam konteks NKRI, tidak memenuhi Artificial Intelligence Assurance, bertentangan dengan the Biological Weapons Convention of 1972, dan the Biological Weapons Act of 1989. Namun demikian, proyeksi disrupsi oleh Policy Horizons Canada tentang individu, perseorangan atau Non-State Actor yang dapat membuat senjata biologis (homemade bioweapons) seperti SBWs memanfaatkan kecerdasan buatan tetap perlu menjadi kewaspadaan bagi NKRI.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Policy Horizons Canada (2024). “Disruptions on the Horizon 2024 Report”.

Weingarten Joe (2024).”A Doouble-Edged Sword: Why NATO Must Embrace the Promise and Avoid the Perils of Synthetic Biology”. Science and Technology Committee (STC) Sub-Committee on Technology Trends and Security (STCTTS).

Kidwai Farah (2024), “Artificial Intelligence challenges in the face of biological threats: emerging catastrophic risks for public health”. Frontiers.

  1. Mouton Christopher, Lucas Caleb & Guest Ella (2024). “ The Operational Risks of AI in Large-Scale Biological Attacks: Results of a Red-Team Study”. RAND Research Report.

Leach Braden (2021). “Necessary Measures: Synthetic Biology & the Biological Weapons Convention”. 25. Stan. Tech. L. Rev. 141.

Wickiser J Kenneth, O’Donovan Kevin J, Washington Michael, Hummel Stephen & Burpo F. John (2020). “The Future Threat of Synthetic Biology”. Combating Terrorism Center at West Point (CTCSENTINEL). Volume 12. Issue 8.

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisi03apr2024/mobile/index.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/05/22/pengembangan-teknologi-rekayasa-kebumian-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/04/25/swarm-drone-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/03/20/implikasi-kecerdasan-buatan-dalam-industri-pertahanan-tantangan-dan-peluang-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/02/23/pengembangan-teknologi-semikonduktor-nasional-dan-kemandirian-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/01/12/integrasi-lintas-medan-dan-pengembangan-industri-pertahanan-nasional-agar-dapat-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/11/22/pengembangan-nanoteknologi-dan-manfaatnya-bagi-sektor-pertahanan-sub-sektor-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/10/05/dampak-revolutions-in-military-affairs-rma-terhadap-pengembangan-senjata-gelombang-mikro-berdaya-tinggi.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/09/08/potensi-dual-use-disrupsi-teknologi-dalam-mewujudkan-industri-pertahanan-yang-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/07/25/potensi-triple-helix-model-dalam-pengembangan-directed-energy-weapons-dews-demi-kemandirian-industri-pertahanan-nasional.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/06/21/potensi-dwiguna-rare-earth-elements-rees-dalam-pengembangan-sistem-c6isr-dan-interoperabilitas-trimatra-terpadu-produk-industri-pertahanan-indonesia.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/25/sifat-dual-use-agensia-biologi-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/10/strategi-copying-from-dalam-memperkuat-pertahanan-negara-pada-domain-military-aviation.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/02/strategi-five-interdependent-goals-departemen-pertahanan-amerika-serikat-untuk-meraih-freedom-of-action-dalam-spektrum-elektromagnetik.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/04/14/naskah-karya-tulis-ilmiah-esai-sishankamrata-dual-use-aspek-militer-dan-sipil-sebagai-upaya-penguatan-pertahanan-dan-ekonomi-menggunakan-strategi-military-civil-fusion-mcf.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/04/analisis-swot-terhadap-pembentukan-holding-bumn-industri-pertahanan-dalam-rangka-memperkuat-pertahanan-negara.html.

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisifebapr2023/mobile/index.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/06/potensi-kerja-sama-industri-pertahanan-indonesia-dengan-jepang-dalam-new-domains-of-warfare-studi-pustaka-pada-kebijakan-pertahanan-indonesia-dan-the-defense-of-japan-white-paper-2022.html.

https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/2195-kajian-kecerdasan-buatan-untuk-kepentingan-militer

https://fkkmk.ugm.ac.id/rekayasa-genetika-melalui-teknologi-crispr-cas-9/

https://biologi.uma.ac.id/2024/03/08/biologi-sintetis-dan-keamanan-hayati/

https://teknologi.bisnis.com/read/20240620/84/1775747/ada-725000-model-ai-juni-2024-bertambah-50000-dalam-hitungan-minggu

https://www.sciencealert.com/ai-experiment-generated-40-000-hypothetical-bioweapons-in-6-hours-scientists-warn

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia