THE INTERNET OF MILITARY DEFENSE THINGS (IoMDT): TANTANGAN, PELUANG DAN ANCAMAN BAGI INDONESIA

Rabu, 9 April 2025

Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.

Penata Tk. I III/d / e-mail : dwipratama0986@gmail.com

Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan

  1. Pendahuluan.

Perkembangan teknologi khususnya dalam sektor pertahanan dan militer global telah menghadirkan konsep The Internet of Military Defense Things (IoMDT). Hal ini dapat terlihat melalui konflik bersenjata yang terjadi dalam konflik Rusia dengan Ukraina. Berbagai teknologi canggih seperti drone, robot tempur dan kecerdasan buatan telah digunakan dalam konflik tersebut yang dianggap dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi di medan perang. IoMDT mengintegrasikan berbagai perangkat militer dan sistem pertahanan melalui jaringan internet. Contoh teknologi yang digunakan dalam IoMDT antara lain eksoskeleton, Brain-Computer Interface (BCI), sistem operasional militer berbasis kecerdasan buatan, dan lain sebagainya. Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi hadirnya IoMDT tersebut dengan memanfaatkan peluang yang ada agar dapat meningkatkan kapabilitas dan memperkuat sistem pertahanan nasional.

  1. Latar Belakang Masalah.

Menurut pemaparan Kepala BMKG dalam 2nd WMO-IMO Symposium on Extreme Maritime Weather yang dilaksanakan di London, Inggris pada tanggal 26 September 2024, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan 77% dari total wilayahnya berupa lautan. Dengan garis pantai sepanjang 108.000 Km, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (https://www.bmkg.go.id/siaran-pers). Indonesia juga berbatasan langsung dengan beberapa negara seperti Australia, India, dan negara-negara ASEAN lainnya. Hal-hal tersebut menjadi suatu tantangan geografis tersendiri bagi Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas di kawasan. Letak geografis Indonesia dengan jumlah pulau, total wilayah lautan dan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada tersebut memerlukan sistem pertahanan yang fleksibel agar dapat merespon berbagai potensi ancaman. Selain itu, Indonesia juga terletak pada jalur perdagangan global yang strategis, sehingga menjadikan Indonesia sebagai titik fokus dalam dinamika geopolitik global.

Secara geopolitik, kawasan Asia-Pasifik termasuk Indonesia merupakan pusat persaingan global. Hal ini dipengaruhi oleh kebangkitan RRT sebagai kekuatan besar dan Amerika Serikat dalam mempertahankan keseimbangan kekuatan. Ketegangan di Laut Natuna Utara, persaingan antara RRT dan Amerika Serikat, serta konflik-konflik lainnya di sekitar Indonesia meningkatkan kebutuhan Indonesia untuk mengembangkan sistem pertahanan yang lebih maju dan terintegrasi. Ruang lingkup teknologi sektor pertahanan subsektor Industri Pertahanan terus mengalami evolusi transformatif, salah satunya dengan kehadiran teknologi augmentasi manusia seperti eksoskeleton, peningkatan penggunaan biometrik, neural interface atau Brain-Computer Interface (BCI) dan lain sebagainya. Beberapa negara di dunia secara serius terus mempersiapkan diri menghadapi evolusi transformatif ini. Menurut situs resmi website pemerintah Inggris tanggal 4 Mei 2022, The Defence and Security Accelerator (DASA) telah meluncurkan area fokus baru melalui inovasi di bidang augmentasi manusia.

Program tersebut dinamakan Generation After Next (GAN) bagi prajurit dengan harapan dapat mengoptimalkan kinerja fisik dan/atau psikologis, meningkatkan kinerja fisik dan/atau psikologis, memungkinkan seseorang agar dapat bekerja lebih lama pada tingkat kinerja yang diinginkan, mendukung pemulihan kinerja. Selain itu tujuan dari GAN ini juga diharapkan dapat menghasilkan perangkat yang dapat dikenakan oleh prajurit (teknologi eksoskeleton dan peningkatan panca indera), teknologi peningkatan sensorik, suplemen nutrisi, intervensi farmakologis, manipulasi mikrobioma, neuroteknologi, material-material baru, perangkat yang dapat ditanamkan ke tubuh manusia (implantable devices), biologi sintetik, realitas silang (cross reality), robotika dan kecerdasan buatan (https://www.gov.uk/government). Integrasi kecerdasan buatan dalam kerangka kerja militer telah menjadi kenyataan. Statista pada tahun 2023 merilis peningkatan penggunaan kecerdasan buatan dalam militer dengan perkiraan pengeluaran global untuk sistem militer kecerdasan buatan pada tahun 2025 akan mencapai $ 11.6 Miliar, RAND Corporation merilis bahwa kecerdasan buatan dapat mengurangi waktu respons operasional secara siginifikan dalam pengambilan keputusan 30% lebih cepat. Selain itu, 85% pemimpin militer dunia percaya bahwa kecerdasan buatan akan menjadi bagian inti dari strategi pertahanan pada tahun 2030.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat terus melakukan eksperimen terkait integrasi manusia dengan mesin. Kemampuan prototipe prajurit yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan oleh DARPA berupa kemampuan peningkatan kekuatan fisik melalui penggunaan eksoskeleton bertenaga kecerdasan buatan yang dapat meningkatkan daya tahan dan kapasitas prajurit dalam menahan beban. DARPA juga mengembangkan peningkatan kognitif yang dapat memberikan umpan data secara real-time untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan kesadaran situasional prajurit. Selain itu, kemampuan protitipe prajurit yang juga dikembangkan oleh DARPA berupa regulasi emosi dengan antarmuka syaraf (neural interface) atau biasa dikenal dengan menggunakan teknologi Brain-Computer Interface (BCI). Kemampuan regulasi emosi tersebut diharapkan dapat memantau dan menekan rasa takut, tekanan atau panik dalam skenario pertempuran. Berbagai teknologi tersebut merupakan bagian dari IoMDT, Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional militer. IoMDT khususnya pada sektor pertahanan subsektor Industri Pertahanan memberikan tantangan, peluang dan potensi ancaman baru bagi Indonesia.

  1. Rumusan Masalah.

  1. Bagaimana peran teknologi IoMDT dalam memperkuat sistem pertahanan Indonesia?

  2. Apa saja tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengimplementasikan teknologi seperti eksoskeleton dan BCI dalam sistem pertahanan?

  3. Apa saja peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia dari perkembangan teknologi canggih ini?

  4. Apa saja ancaman yang muncul dengan penggunaan teknologi militer canggih di Indonesia?

  5. Bagaimana langkah-langkah yang harus diambil Indonesia untuk mengoptimalkan teknologi IoMDT di bidang pertahanan?

  1. Tujuan Penulisan Artikel.

  1. Menyajikan pemahaman tentang konsep dan perkembangan The Internet of Military Defense Things (IoMDT).

  2. Menganalisis tantangan, peluang, dan ancaman bagi Indonesia dalam memanfaatkan teknologi canggih dalam sistem pertahanan.

  3. Memberikan rekomendasi langkah-langkah yang diharapkan dapat diambil oleh Indonesia dalam menghadapi perkembangan ini pada konteks geopolitik regional dan global.

  1. Tinjauan Pustaka.

Menurut defenseadvancement.com pada tanggal 4 Desember 2024, The Internet of Military Defense Things (IoMDT) atau The Internet of Military Things (IoMT) merupakan bagian khusus dari Internet of Things (IoT) yang berfokus pada kebutuhan dan tantangan yang unik di lingkungan militer. Hal ini melibatkan penggunaan perangkat IoT yang saling terhubung untuk mengumpulkan, mengirimkan dan menganalisis data dari berbagai sumber seperti sistem persenjataan, kendaraan, personel dan pusat komando. Jaringan perangkat ini membentuk sistem komprehensif yang dapat berkomunikasi secara real-time, sehingga memberikan gambaran medan perang yang lebih tepat dan langsung kepada personel militer. Defenseadvancement.com juga mendefinisikan The Internet of Military Defense Things (IoMDT) atau The Internet of Military Things (IoMT) sebagai revolusi teknologi pertahanan yang mengintegrasikan sistem militer canggih agar dapat meningkatkan efisiensi operasional, kewaspadaan situasional, kemampuan pengambilan keputusan di medan perang. Hadirnya smart sensors dan autonomous vehicle, hingga pengamanan jaringan komunikasi, IoMDT telah mengubah ruang lingkup pertempuran dan strategi pertahanan modern.

IEEE Communications Society dalam publikasi call for papers pada kuarter kedua tahun 2025 mengangkat isu dengan judul The Internet of Military Defense Things (IoMDT): State-of-the-Art, Challenges, Future Evolution, and Revolutionary Applications. Publikasi call for papers tersebut membagi IoMDT menjadi 16 (enam belas) topik pada bidang antara lain (https://www.comsoc.org/publications):

  1. Security and Privacy in IoMDT berupa pengamanan Military Smart Bases dan Jaringan IoT, termasuk enkripsi, autentikasi, deteksi intrusi dan tindakan pencegahan ancaman siber di medan perang.

  2. IoT in Military Logistics berupa penggunaan IoT dalam meningkatkan logistik militer, termasuk manajemen rantai pasok, pelacakan aset, peralatan monitoring kendaraan secara real-time.

  3. IoT-Enabled Surveillance and Reconnaissance berupa kemampuan baru dari berbagai perangkat IoT, seperti UAVs, Unmanned Underwater Vehicles (UUVs), Unmanned Surface Vessels (USVs), robot otonom, sensor dan kamera dalam meningkatkan kemampuan pengawasan militer, pengintaian dan kesadaran situasional.

  4. IoMDT for Soldier Enhancement berupa kemampuan perangkat IoT dan perangkat yang dipakai untuk meningkatkan kinerja, keselamatan dan kesehatan prajurit di medan perang.

  5. IoMDT for Soldier Training berupa penggunaan perangkat IoT seperti XR/VR/AR secara terpadu dengan mengembangkan simulasi pelatihan secara efektif bagi personel militer dalam misi-misi khusus.

  6. Energy-Efficient IoMDT berupa solusi IoT yang hemat energi untuk mengoptimalkan penggunaan daya pada sensor jarak jauh dan memperpanjang durasi misi.

  7. Edge Computing in Military IoT berupa penggunaan komputasi dalam sistem IoT militer untuk proses data dengan lebih dekat pada sumbernya, mengurangi latensi dan meningkatkan keputusan waktu secara nyata.

  8. AI and Machine Learning in IoMDT berupa penelitian terkait kecerdasan buatan dan algoritma machine learning pada data IoT militer untuk mengidentifikasi valuable vehicle atau manusia, kontrol kendaraan nirawak, penyadapan komunikasi, deteksi alat peledak rakitan, peningkatan efisiensi operasi logistik, analisis prediktif, deteksi anomali, respon darurat dan pengambilan keputusan otonom.

  9. Interoperability and Standards berupa interoperabikitas dan standarisasi dalam sistem IoMDT agar dapat memastikan integrasi perangkat dan data secara lancar di berbagai bidang cabang militer dan aliansinya.

  10. Ethical and Legal Considerations berupa implikasi etika dan hukum dari penerapan teknologi IoT dalam konteks militer, termasuk privasi data, akuntabilitas dan kepatuhan terhadap hukum internasional tentang konflik bersenjata.

  11. Case Studies and Deployments berupa studi kasus di dunia nyata dan penerapan sistem IoMDT dalam operasi militer yang menyoroti efektifitas dan lesson learn.

  12. Resilience and Robustness berupa strategi sistem IoMDT yang tangguh dalam menghadapi serangan fisik dan siber, anti-jamming, lingkungan tanpa GPS, AI Adversarial dalam IoMDT, memastikan sistem dapat beroperasi dalam kondisi buruk dan menahan tindakan yang dapat memicu terjadinya konflik.

  13. Human-Machine Teaming berupa perkembangan sistem IoT militer yang menekankan pentingnya kolaborasi manusia dengan mesin secara efektif dan trust-building.

  14. Environmental Monitoring, Adaptation and Safety berupa penggunaan sensor IoT untuk pemantauan dan adaptasi lingkungan, termasuk pelacakan perubahan iklim, prediksi bencana alam dan optimalisasi respon militer dalam memastikan keselamatan publik.

  15. IoMDT in Urban Warfare berupa pembahasan tantangan dan peluang yang unik pada penerapan teknologi IoT dalam skenario pertempuran kota di lingkungan padat penduduk dengan menghadirkan tantangan yang kompleks.

  16. Future Trends and Innovations berupa diskusi tren IoMDT seperti integrasi jaringan seluler 5G, 5G+, 6G, integrasi jaringan satelit dan terestrial (space-air-ground-sea-integrated networks), komunikasi senjata hipersonik, enkripsi kuantum dan teknologi IoT yang terinspirasi biologi untuk aplikasi taktis, militer dan darurat.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pertahanan Negara mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segaal bentuk ancaman (Pasal 4).

  2. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai Komponen Utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung (Pasal 7 Ayat (2)).

  3. Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama (Pasal 8 Ayat (1)).

  1. Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan (Pasal 8 Ayat (2)).

  2. Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (Pasal 10 Ayat (3) huruf c).

  3. Dalam menghadapi bentuk dan sifat ancaman nonmiliter di luar wewenang instansi pertahanan, penanggulangannya dikoordinasikan oleh pimpinan instansi sesuai bidangnya (Pasal 19).

  1. Analisis Data atau Pembahasan.

  1. Tantangan bagi Indonesia dalam Implementasi IoMDT.

  1. Keamanan Siber Teknologi IoMDT yang mengintegrasikan berbagai perangkat militer dengan jaringan internet membuka celah untuk potensi serangan siber. Posisi Indonesia yang strategis berada di jalur perdagangan internasional, hal ini membuat Indonesia rentan terhadap ancaman dari pihak yang berusaha merusak sistem pertahanan. Oleh karena itu, penguatan pertahanan siber menjadi hal yang mutlak untuk melindungi infrastruktur militer Indonesia.

  1. Banyaknya teknologi canggih yang digunakan dalam IoMDT termasuk eksoskeleton dan BCI dapat mengakibatkan ketergantungan pada teknologi asing. Hal ini dikarenakan, teknologi-teknologi tersebut masih dikembangkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, RRT, dan Rusia. Indonesia perlu membangun kemandirian dalam pengembangan teknologi ini untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain yang dapat mempengaruhi keputusan strategis di masa depan.

  1. Penggunaan IoMDT membutuhkan infrastruktur yang memadai serta SDM yang terlatih dalam teknologi tinggi. Indonesia perlu meningkatkan kapasitas riset dan pengembangan serta pelatihan personel yang dapat mengoperasikan dan memelihara teknologi ini dengan baik.

  1. Teknologi militer canggih seperti eksoskeleton dan BCI dapat menimbulkan masalah etika dan sosial, seperti ketimpangan dalam akses teknologi atau potensi penyalahgunaan untuk tujuan yang merugikan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi individu dan hak asasi manusia terkait penggunaan teknologi BCI yang dapat membaca gelombang otak.

  1. Indonesia diharapkan dapat mengintegrasikan berbagai sistem militer yang ada untuk memaksimalkan manfaat IoMDT, termasuk komunikasi, kendali, dan pengawasan, dalam satu jaringan yang saling terhubung. Hal ini membutuhkan waktu, biaya, serta manajemen yang efektif.

  1. Peluang bagi Indonesia.

  1. Peningkatan kemampuan militer dengan teknologi eksoskeleton dan BCI memungkinkan tentara Indonesia memiliki mobilitas dan ketahanan fisik yang lebih baik. Hal ini dapat memberikan keuntungan secara signifikan dalam medan perang. Tentara dapat bergerak lebih cepat, membawa lebih banyak beban, dan bertahan lebih lama dalam kondisi ekstrim.

  2. Indonesia dapat menghadapi ancaman asimetris dengan lebih efektif. Penggunaan drone, robot tempur, dan BCI memungkinkan Indonesia untuk mengatasi musuh yang menggunakan taktik tidak konvensional atau serangan yang tidak terduga. Hal ini dapat menjadi keunggulan bagi Indonesia dalam konflik asimetris dengan teknologi canggih.

  1. Pengumpulan dan analisis data secara real-time, meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan. Dalam situasi perang yang dinamis, Indonesia diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk merespons dengan cepat sangat penting. Hal ini meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan Sistem IoMDT.

  1. Teknologi IoMDT dapat memperkuat sistem logistik dan pasokan dalam operasi militer, memungkinkan pemantauan dan pengiriman bantuan yang lebih cepat dan tepat. Hal ini sebagai upaya bagi Indonesia dalam meningkatkan daya tahan logistik

  1. Indonesia dapat meningkatkan berbagai peluang kerja sama internasional Indonesia dengan negara-negara lain yang juga mengembangkan teknologi canggih ini, baik dalam bentuk latihan bersama maupun dalam pengembangan sistem pertahanan yang lebih terintegrasi.

  1. Ancaman bagi Indonesia

  1. Negara-negara yang memiliki keunggulan dalam teknologi seperti eksoskeleton dan BCI mungkin akan lebih dominan dalam konflik regional dan global, menciptakan ketimpangan kekuatan militer. Indonesia berpotensi tertinggal dalam perlombaan ini jika tidak segera mengadopsi teknologi tersebut.

  1. Teknologi canggih seperti BCI dan drone dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti kelompok teroris, untuk melakukan serangan atau merusak stabilitas negara.

  1. Jika Indonesia tidak dapat mengembangkan teknologi ini secara mandiri, ketergantungan pada teknologi asing akan meningkatkan kerentanannya terhadap ancaman eksternal.

  1. Teknologi yang menghubungkan otak manusia dengan perangkat komputer membuka peluang bagi pelanggaran privasi dan kebebasan individu. Jika teknologi BCI digunakan tanpa pengawasan yang ketat, hal ini bisa menimbulkan masalah serius bagi hak asasi manusia.

  1. Penerapan teknologi IoMDT memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan pengembangan SDM. Jika Indonesia tidak mampu membiayai pengembangan dan penerapan teknologi ini, keunggulan militer yang diharapkan mungkin tidak dapat tercapai.

D. Refleksi Konsep Pertahanan Negara Indonesia.

  1. Konsep pertahanan negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara mencakup Pertahanan Militer yang diselenggarakan oleh TNI sebagai komponen utama; dan Pertahanan Nirmiliter yang melibatkan seluruh komponen bangsa secara menyeluruh dalam berbagai bidang strategis seperti diplomasi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, siber, dan lainnya.

  2. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan dalam menghadapi ancaman nonmiliter, menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama yang disesuaikan dengan bentuk dan sifat ancaman yang didukung unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

V. Kesimpulan.

  1. Teknologi IoMDT dapat memperkuat sistem pertahanan Indonesia dengan meningkatkan kemampuan fisik dan kognitif tentara, serta mempercepat pengambilan keputusan di medan perang.

  1. Implementasi IoMDT membawa tantangan signifikan, terutama terkait dengan keamanan siber, ketergantungan pada teknologi asing, dan keterbatasan infrastruktur.

  1. Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat daya tahan dan mobilitas tentara melalui teknologi eksoskeleton dan BCI, serta meningkatkan efisiensi dalam konflik asimetris.

  1. Penyalahgunaan teknologi, ketergantungan pada teknologi asing, dan pelanggaran privasi adalah ancaman yang harus diwaspadai.

  1. Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kerjasama internasional, mengembangkan SDM, dan memperkuat kebijakan etika untuk memaksimalkan manfaat teknologi IoMDT.

  1. Tantangan teknologi IoMDT dari sudut pandang nonmiliter dapat melibatkan seluruh komponen bangsa secara menyeluruh di berbagai bidang strategis seperti diplomasi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, siber, dan lainnya.

VI. Rekomendasi.

  1. Indonesia diharapkan dapat memprioritaskan riset dan pengembangan teknologi pertahanan domestik untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain dan memastikan kemandirian dalam sektor pertahanan subsektor Industri Pertahanan.

  1. Keamanan sistem pertahanan siber Indonesia diharapkan dapat semakin ditingkatkan dan diperkuat. Hal ini bertujuan untuk melindungi perangkat dan data militer dari risiko serangan siber yang semakin canggih.

  1. Indonesia diharapkan semakin meningkatkan investasi dalam pelatihan dan pengembangan SDM yang mampu mengoperasikan dan merawat teknologi canggih, serta membangun infrastruktur yang mendukung penerapan teknologi IoMDT.

  1. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang mengatur penggunaan teknologi canggih seperti BCI dan eksoskeleton, dengan mempertimbangkan aspek etika, privasi, dan hak asasi manusia.

  1. Indonesia diharapkan dapat semakin memperkuat kerja sama dengan negara-negara maju dalam bidang riset dan pengembangan teknologi pertahanan serta memperluas kerjasama dalam latihan militer bersama. Hal ini sebagai upaya dalam mempercepat proses adopsi teknologi.

  1. Tentara Nasional Indonesia memerlukan kepastian hukum dan mandat formal untuk dapat melakukan aksi proaktif di ranah digital. Sebagai contoh dengan perbantuan Tentara Nasional Indonesia kepada BSSN, Polri atau Pemda dalam menghadapi suatu insiden siber nasional).

  1. Teknologi IoMDT dapat menjadi jembatan antara domain militer dan sipil. Kementerian/lembaga terkait selain bidang pertahanan diharapkan dapat turut serta terlibat didalamnya. Komdigi, BSSN, Akademisi, Industri Siber dan masyarakat sipil diharapkan dapat berperan dalam pengamanan ekosistem teknologi IoMDT. Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung juga dapat berpotensi dalam bidang teknologi dan ketahanan siber.

  1. Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia terbaru yang memasukkan perbantuan dalam bidang siber sebagai bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) diharapkan dapat memperkuat legitimasi peran Tentara Nasional Indonesia dalam pelibatan teknologi IoMDT. Hal ini penting untuk menjamin keterlibatan Tentara Nasional Indonesia secara legal, profesional, dan terkoordinasi dengan instansi siber lainnya dalam menghadapi ancaman yang bersifat hibrida dan nirmiliter.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://julienflorkin.com/id/skenario-malapetaka-AI/kehilangan-kendali-atas-AI/tentara-manusia-yang-ditingkatkan-dengan-AI/#introduction-the-dawn-of-ai-enhanced-human-soldiers-a-double-edged-sword

https://comp-eng.binus.ac.id/2018/09/18/darpa-wants-brain-interfaces-for-able-bodied-warfighters/

https://www.rand.org/

https://www.statista.com/

https://prohoster.info/id/blog/novosti-interneta/darpa-finansiruet-shest-proektov-po-sozdaniyu-interfejsa-chelovek-kompyuter-2

https://www.defenseadvancement.com/suppliers/internet-of-military-things-iot/

https://www.kemhan.go.id/pothan/2025/02/18/peningkatan-kemampuan-perang-nirkontak-non-contact-warfare-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2025/01/03/potensi-kendali-swarm-drone-menggunakan-kekuatan-pikiran-dengan-brain-computer-interfaces.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/11/21/pengembangan-senjata-neuro-neuropharmacology-directed-energy-weapons-dan-brain-computer-interfaces-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/09/30/pentingnya-sinergitas-kelembagaan-industri-pertahanan-dalam-menghadapi-perubahan-paradigma-belanja-pertahanan-menjadi-investasi-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/09/05/clustered-regularly-interspaced-short-palindromic-repeats-crispr-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/08/15/peran-industri-pertahanan-dalam-mitigasi-perubahan-iklim-melalui-reforestasi-hutan-mangrove-lessons-learned-melalui-indo-pasific-environmental-security-forum-ipesf-2024.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/07/03/pengembangan-senjata-biologi-sintetik-menggunakan-kecerdasan-buatan-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisi03apr2024/mobile/index.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/05/22/pengembangan-teknologi-rekayasa-kebumian-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/04/25/swarm-drone-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/03/20/implikasi-kecerdasan-buatan-dalam-industri-pertahanan-tantangan-dan-peluang-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/02/23/pengembangan-teknologi-semikonduktor-nasional-dan-kemandirian-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/01/12/integrasi-lintas-medan-dan-pengembangan-industri-pertahanan-nasional-agar-dapat-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/11/22/pengembangan-nanoteknologi-dan-manfaatnya-bagi-sektor-pertahanan-sub-sektor-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/10/05/dampak-revolutions-in-military-affairs-rma-terhadap-pengembangan-senjata-gelombang-mikro-berdaya-tinggi.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/09/08/potensi-dual-use-disrupsi-teknologi-dalam-mewujudkan-industri-pertahanan-yang-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/07/25/potensi-triple-helix-model-dalam-pengembangan-directed-energy-weapons-dews-demi-kemandirian-industri-pertahanan-nasional.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/06/21/potensi-dwiguna-rare-earth-elements-rees-dalam-pengembangan-sistem-c6isr-dan-interoperabilitas-trimatra-terpadu-produk-industri-pertahanan-indonesia.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/25/sifat-dual-use-agensia-biologi-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/10/strategi-copying-from-dalam-memperkuat-pertahanan-negara-pada-domain-military-aviation.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/02/strategi-five-interdependent-goals-departemen-pertahanan-amerika-serikat-untuk-meraih-freedom-of-action-dalam-spektrum-elektromagnetik.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/04/14/naskah-karya-tulis-ilmiah-esai-sishankamrata-dual-use-aspek-militer-dan-sipil-sebagai-upaya-penguatan-pertahanan-dan-ekonomi-menggunakan-strategi-military-civil-fusion-mcf.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/04/analisis-swot-terhadap-pembentukan-holding-bumn-industri-pertahanan-dalam-rangka-memperkuat-pertahanan-negara.html.

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisifebapr2023/mobile/index.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/06/potensi-kerja-sama-industri-pertahanan-indonesia-dengan-jepang-dalam-new-domains-of-warfare-studi-pustaka-pada-kebijakan-pertahanan-indonesia-dan-the-defense-of-japan-white-paper-2022.html.

https://bisnisindonesia.id/article/ri-pursuing-a-dual-approach-strategy-in-the-development-of-semiconductor-ecosystem

https://indonesia.jakartadaily.id/ekonomi-bisnis/69312434611/joe-biden-umumkan-bangun-pabrik-semikonduktor-senilai-rp-640-triliun-gandeng-korsel

https://theglobal-review.com/artificial-intelligence-sangat-potensial-dimanfaatkan-untuk-pengembangan-program-laboratorium-bio-militer/

https://papua.tribunnews.com/2024/05/30/intip-kekuatan-udara-tni-au-drone-game-changer?page=2




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia