PERAN INDUSTRI PERTAHANAN DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM MELALUI REFORESTASI HUTAN MANGROVE: LESSONS LEARNED MELALUI INDO-PASIFIC ENVIRONMENTAL SECURITY FORUM (IPESF) 2024
Kamis, 15 Agustus 2024Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.
Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Ditjen Pothan Kemhan
Perubahan iklim diperkirakan akan berdampak terhadap lebih dari 80% penduduk negara-negara kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, kenaikan permukaan air laut juga diperkirakan akan berdampak terhadap 200 juta penduduk negara-negara di kawasan tersebut. Sebanyak 70% populasi penduduk di Kepulauan Marshall dan 60% di Tuvalu akan terkena dampak langsung dari kenaikan permukaan air laut. Menurut analisis dari Indo Pasific 2050 Climate Change Impact tahun 2023, Indonesia merupakan negara ketiga setelah India dan Myanmar yang terdampak perubahan iklim dengan risiko sangat tinggi. Amerika Serikat melalui the U.S. Indo-Pasific Command’s (USINDOPACOM) menyelenggarakan the Indo-Pasific Environmental Security Forum (IPESF) atau Forum Keamanan Lingkungan Indo-Pasifik sebagai program rutin tahunan. IPESF memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pemahaman militer mengenai topik-topik terkait keamanan lingkungan dan kewajiban dalam menjaganya. Forum ini juga sebagai wadah koordinasi berbagai upaya yang perlu diambil dengan lembaga-lembaga sipil dan LSM agar dapat menghasilkan solusi mitigasi perubahan iklim bagi seluruh pemerintah dan masyarakat negara-negara kawasan Indo-Pasifik.
IPESF telah dilaksanakan sejak 2011 melalui inisiasi oleh USPACOM (berubah menjadi USINDOPACOM pada tahun 2015), dan dilaksanakan di Amerika Serikat dengan mengundang negara-negara pasifik. IPESF pertama kali dilaksanakan diluar Amerika Serikat pada tahun 2012, dimana Indonesia sebagai tuan rumah, dilanjutkan dengan Australia (2013), Maladewa (2014), Thailand (2015), Fiji (2016), Amerika Serikat (2017), Mongolia (2018), Selandia Baru (2019), Virtual Event (2021), Maladewa (2022) dan Srilanka (2023). IPESF ke-13 Tahun 2024 dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 9 Agustus 2024 di Natadola, Fiji dengan the Fiji IPESF 2024 Organizational Committee sebagai tuan rumah (host) dan the U.S. Indo-Pacific Command (USINDOPACOM) sebagai co-host. IPESF 2024 diikuti oleh 142 peserta yang berasal dari 23 negara. Seluruh Negara ASEAN mengirimkan wakilnya kecuali Kamboja, Myanmar dan Malaysia. IPESF 2024 dibagi menjadi 4 Bagian. Bagian I membahas tentang Kebijakan, Aksi, dan Ketahanan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Bagian II membahas tentang Ketahanan Sumber Daya Alam Melalui Konservasi, Perlindungan, Pemulihan, dan Manajemen. Bagian III membahas tentang Kesiapsiagaan Bencana, Pengurangan Risiko, dan Respon, serta dilanjutkan dengan Kunjungan Lapangan ke salah satu dari 3 pilihan lokasi. Pilihan lokasi berupa kunjungan ke Blackrock Peacekeeping and Humanitarian Assistance and Disaster Relief Camp, Restorasi Terumbu Karang di Desa Naidiri atau di Desa Malomalo. Bagian IV forum ini membahas tentang Kemitraan, Regionalisme, dan Keamanan. Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam forum ini berupa presentasi, diskusi panel, aktivitas kelompok dan perencanaan aktivitas melalui workshop.
Ditjen Pothan Kemhan selaku Satker Kemhan memiliki tugas dan fungsi terkait Pengelolaan Sumber Daya Nasional melalui Pertahanan Nirmiliter (Non-Military Defence). Berbagai upaya mitigasi perubahan iklim dalam forum keamanan lingkungan ini mengangkat isu-isu seputar Pertahanan Nirmiliter khususnya bagi negara-negara kawasan Indo-Pasifik dan negara-negara ASEAN. Kemhan selaku leading sector dalam Pertahanan Nirmiliter bersama-sama dengan KLHK menjalin kolaborasi dalam kegiatan ini.
Kolonel Adm Romson Sintong Sianturi, S.E., M.Strat. HRM selaku Kabag Datin Set Ditjen Pothan Kemhan menjadi speaker pada sesi Climate Policy, Action, and Implementation: Lessons Learned by the Indonesian Military dan Day 1 Panel Session dengan materi paparan Policy & Action Non Military Defence. Selain itu, Dr. Rasio Ridho Sani selaku Dirjen Gakkum KLHK dalam sesi Crimes that Affect the Environment: Amplifying the Triple Planetary Crisis dan Workshop Session: No More Monkey Business: Think Like a Criminal to Defeat the Criminals juga berkesempatan menyampaikan materi tentang Lessons Learned in Combating Wildlife Crime: What’s Needed. Banyaknya negara yang berpartisipasi dalam IPESF pertama hingga tahun ini menandakan bahwa dampak perubahan iklim terhadap keamanan lingkungan telah menjadi isu yang serius.
Dr. Rupesh Bhomia peneliti dari Center for International Forestry Researcher (CIFOR) dalam sesi Mangrove Ecosystems: Why They Matter for Combating Climate Change menyampaikan materi tentang Mangrove: Why Coastal Ecosystems Matter in Combating Climate Change. Salah satu speaker dalam IPESF 2024 tersebut menekankan bahwa menjaga dan memulihkan ekostistem mangrove merupakan langkah yang krusial dalam mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan secara umum. Mangrove memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyimpan karbon di dalam tanahnya. Mangrove menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan menyimpannya dalam bentuk bahan organik di tanah yang membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca. Ekosistem mangrove berfungsi sebagai pelindung alami untuk kawasan pantai. Akar mangrove membantu mengurangi erosi pantai dan melindungi daerah pesisir dari dampak badai dan gelombang tinggi. Mangrove mendukung kelangsungan hidup berbagai spesies flora dan fauna yang unik, memberikan habitat penting bagi banyak spesies ikan, burung, dan organisme lainnya. Keanekaragaman hayati ini berkontribusi pada kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Selain itu, mangrove juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi komunitas pesisir termasuk sumber daya alam seperti produk non-kayu, serta mendukung keberlangsungan perikanan lokal.
Indonesia memiliki garis pantai sekitar 54.716 Km dengan luas hutan mangrove sekitar 3,31 juta Hektar. Hutan mangrove memberikan fungsi ekologi penting dalam perlindungan kawasan pesisir, habitat satwa liar, dan penyerapan karbon. Hutan mangrove di Indonesia terancam akibat perubahan iklim, deforestasi, dan pencemaran/polusi. Kehilangan hutan mangrove yang cepat di Indonesia dapat menimbulkan risiko serius bagi komunitas pesisir dan ekosistem. Metode reforestasi yang ada saat ini sering dianggap lambat, memerlukan banyak tenaga kerja, dan dianggap tidak cukup skalabel untuk mengatasi deforestasi secara efektif. Hal ini dapat mengakibatkan kurang memadainya pemulihan hutan mangrove, peningkatan risiko erosi di kawasan pesisir, kehilangan keanekaragaman hayati, dan berkurangnya perlindungan alami terhadap bahaya lingkungan. Pemulihan hutan mangrove memerlukan pendekatan yang lebih modern dan efisien agar dapat memperkuat pertahanan kawasan pesisir. Selain tugas dan fungsi terkait Pengelolaan Sumber Daya Nasional melalui Pertahanan Nirmiliter (Non-Military Defence), Ditjen Pothan Kemhan juga memiliki tugas dan fungsi terkait pembinaan Industri Pertahanan Dalam Negeri agar dapat maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing. Industri Pertahanan Dalam Negeri dapat turut serta berperan dalam mitigasi perubahan iklim melalui pendekatan yang lebih modern dan efisien dengan memanfaatkan spesialisasi kemampuan teknologi dan inovasi yang telah dimilikinya masing-masing. Salah satu wujud pembinaan Industri Pertahanan Dalam Negeri terkait mitigasi perubahan iklim dalam hal ini reforestasi hutan mangrove dapat mendayagunakan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang memiliki kemampuan/spesialisasi di bidang drone, seperti PT. Aerro Terra Indonesia misalnya.
Melalui IPESF 2024, Delegasi Indonesia dalam hal ini Ditjen Pothan Kemhan selaku leading sector Pertahanan Nirmiliter bersama-sama dengan Ditjen Gakkum KLHK menyampaikan materi simulasi reforestasi hutan mangrove dalam sesi simulasi Country Project Development. Materi simulasi dari Delegasi Indonesia dalam sesi ini berupa Integrated Mangrove Sowing System in Indonesia. Materi tersebut diharapkan dapat merevolusi reforestasi mangrove di Indonesia dengan menggunakan teknologi drone canggih dari Industri Pertahanan Dalam Negeri. Selain itu, materi simulasi di forum internasional tersebut juga sebagai implementasi dari tugas dan fungsi Ditjen Pothan Kemhan dalam hal ini Dit Tekindhan terkait pembinaan Industri Pertahanan Dalam Negeri agar dapat maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing. Drone dapat digunakan untuk penanaman mangrove secara efisien dan berskala besar. Simulasi Country Project Development ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pesisir, memulihkan keanekaragaman hayati, dan mengembangkan model yang dapat diterapkan untuk manajemen lingkungan. Penggunaan drone dalam reforestasi hutan mangrove juga diharapkan dapat mengintegrasikan teknologi mutakhir melalui praktik ekologis strategis untuk mengurangi kerusakan pesisir dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Masyarakat lokal diharapkan mendapatkan perlindungan pesisir yang lebih baik dan peningkatan peluang kehidupan melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan reforestasi dan program-program pelatihan yang mungkin dapat diberikan kepada mereka. Kementerian/Lembaga terkait yang dilibatkan diharapkan dapat memperoleh alat dan strategi canggih dalam memperkuat manajemen dan perlindungan ekosistem mangrove. Selain itu, organisasi lingkungan/maritim diharapkan dapat memperoleh akses ke teknologi dan metode inovatif untuk konservasi, serta kesempatan untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan. Hasil yang diharapkan dalam simulasi ini berupa pemulihan area mangrove dengan peningkatan signifikan cakupan mangrove di wilayah pesisir yang ditargetkan, peningkatan ketahanan kawasan pesisir dengan perlindungan yang lebih baik terhadap erosi pesisir, gelombang badai, dan bahaya lingkungan lainnya. Selain itu, peningkatan keanekaragaman hayati dengan ketersediaan habitat yang lebih baik dan dukungan untuk spesies laut dan darat yang beragam, sistem drone yang berfungsi sepenuhnya untuk operasional penanaman dan pemantauan mangrove, serta harapan adanya program pelatihan yang efektif bagi individu dan organisasi yang terlatih dengan baik untuk mempertahankan dan memperluas upaya reforestasi mangrove.
DAFTAR PUSTAKA
Policy Horizons Canada (2024). “Disruptions on the Horizon 2024 Report”.
Rupesh Bhomia (2024). “Mangroves: Why Coastal Ecosystems Matter in Combating Climate Change”. 2024 IPESF.
https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/07/03/pengembangan-senjata-biologi-sintetik-menggunakan-kecerdasan-buatan-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html
https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisi03apr2024/mobile/index.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/05/22/pengembangan-teknologi-rekayasa-kebumian-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/04/25/swarm-drone-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/02/23/pengembangan-teknologi-semikonduktor-nasional-dan-kemandirian-industri-pertahanan.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/10/05/dampak-revolutions-in-military-affairs-rma-terhadap-pengembangan-senjata-gelombang-mikro-berdaya-tinggi.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/09/08/potensi-dual-use-disrupsi-teknologi-dalam-mewujudkan-industri-pertahanan-yang-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html
https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/02/strategi-five-interdependent-goals-departemen-pertahanan-amerika-serikat-untuk-meraih-freedom-of-action-dalam-spektrum-elektromagnetik.html.
https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisifebapr2023/mobile/index.html.
https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/06/potensi-kerja-sama-industri-pertahanan-indonesia-dengan-jepang-dalam-new-domains-of-warfare-studi-pustaka-pada-kebijakan-pertahanan-indonesia-dan-the-defense-of-japan-white-paper-2022.html.
https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/2195-kajian-kecerdasan-buatan-untuk-kepentingan-militer
https://fkkmk.ugm.ac.id/rekayasa-genetika-melalui-teknologi-crispr-cas-9/
https://biologi.uma.ac.id/2024/03/08/biologi-sintetis-dan-keamanan-hayati/
https://www.sciencealert.com/ai-experiment-generated-40-000-hypothetical-bioweapons-in-6-hours-scientists-warn