Keamanan Siber dan Kebutuhan Sistem Digital Di Dunia Maya

Senin, 15 Juli 2024

Oleh: Bangun Denny Khristiawan

Analis Pertahanan Negara Madya Setditjen Pothan

 

Abad ke-21 dikenal sebagai era Revolusi Industri 4.0, di mana kehadiran komputer dan internet telah membawa manfaat yang signifikan bagi umat manusia. Dengan menggunakan komputer dan internet, kita sekarang dapat melakukan berbagai kegiatan lebih mudah dan cepat. Banyak aktivitas individu, perusahaan, dan bahkan pemerintah sedang diubah menjadi sistem digital di dunia virtual atau ruang siber.

Kebutuhan untuk sistem digital telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari komunikasi, pekerjaan, hingga menjalankan bisnis. Kebutuhan untuk sistem digital tidak dapat dihindari, baik untuk sektor publik dan swasta. Namun, peningkatan penggunaan teknologi digital di dunia virtual juga telah membawa ancaman yang muncul terhadap keamanan siber. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek penting yang terkait dengan keamanan siber di tengah ketergantungan kita pada sistem digital di dunia virtual.

Kerentanan Infrastruktur Penting

Ancaman siber telah berkembang pesat dalam hal frekuensi dan kompleksitas. Serangan siber seperti malware, ransomware, phishing, dan serangan DDoS telah menjadi semakin umum. Penjahat siber terus-menerus mencari kerentanan dalam sistem keamanan untuk mencuri data, mengganggu operasi, atau bahkan menuntut tebusan. Entitas yang tidak siap menghadapi ancaman ini berisiko mengalami kerugian keuangan, reputasi, dan operasional yang signifikan.

Infrastruktur penting seperti jaringan listrik, sistem perbankan, transportasi, dan layanan kesehatan sekarang sangat bergantung pada teknologi digital dan rentan terhadap serangan siber yang dapat memiliki dampak luas dan merusak, mengganggu layanan penting yang mendukung kehidupan sehari-hari.

Contoh kasus seperti itu terjadi di Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ketika mengalami serangan siber pada Kamis, 20 Juni 2024. Serangan terhadap fasilitas yang mengelola data dari beberapa lembaga pemerintah telah menyebabkan terganggunya beberapa layanan publik salah satunya adalah layanan imigrasi.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengkonfirmasi bahwa gangguan server di PDN disebabkan oleh ransomware. Brain ransomware mengenkripsi data PDN dan menuntut tebusan 8 juta dolar AS (sekitar Rp131 Milyar). Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika pada hari Senin, 24 Juni 2024. Oleh karena itu, melindungi infrastruktur penting harus menjadi prioritas utama dalam strategi keamanan siber.

Perlindungan Data Pribadi

Data pribadi adalah aset berharga yang sering ditargetkan dalam serangan siber. Melindungi data pribadi sangat penting untuk melindungi privasi individu dan mencegah penyalahgunaan informasi. Pelanggaran data dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan bagi individu dan organisasi, termasuk pencurian identitas dan penipuan keuangan. Peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Eropa menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dan menetapkan standar yang harus diikuti oleh organisasi.

Pendidikan Siber dan Kesadaran

Salah satu aspek penting dari keamanan siber adalah pendidikan dan kesadaran. Banyak serangan siber berhasil karena kurangnya kesadaran pengguna dan pemahaman tentang ancaman dan praktik keamanan yang baik. Program pendidikan yang sedang berlangsung tentang keamanan siber, untuk individu dan organisasi, sangat penting untuk membangun mekanisme pertahanan yang efektif. Pengguna yang terlatih lebih mungkin untuk mengenali dan menghindari ancaman siber.

Kebijakan dan Peraturan

Pemerintah memainkan peran penting dalam menetapkan kebijakan dan peraturan yang mengatur keamanan siber. Peraturan yang efektif dapat membantu mengatur bagaimana sebuah organisasi melindungi data dan sistem mereka dan menetapkan standar keamanan yang harus diikuti. Selain itu, kerjasama internasional sangat penting mengingat bahwa ancaman siber bersifat global. Negara-negara harus bekerjasama dalam berbagi informasi dan sumber daya untuk mengatasi serangan siber lintas batas.

Inovasi Teknologi untuk Keamanan

Inovasi berkelanjutan dalam teknologi keamanan siber diperlukan untuk melawan ancaman yang semakin canggih. Data enkripsi dan teknologi blockchain menawarkan cara untuk melindungi informasi dari akses yang tidak sah. Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman siber telah menjadi lebih umum. Teknologi ini memungkinkan deteksi ancaman yang lebih cepat dan tanggapan yang lebih efektif.

Kesimpulan

Keamanan siber adalah aspek penting yang membutuhkan perhatian serius dalam menghadapi meningkatnya kebutuhan pada sistem digital di dunia  virtual. Ancaman siber yang berkembang pesat membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk perlindungan infrastruktur penting, perlindungan data pribadi, pendidikan dan kesadaran siber, serta kebijakan dan peraturan pendukung. Inovasi teknologi memainkan peran penting dalam membangun pertahanan siber yang kuat dengan strategi yang tepat dan efektif




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia