“DUAL-USE ASPEK MILITER DAN SIPIL SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PERTAHANAN DAN EKONOMI MENGGUNAKAN STRATEGI MILITARY-CIVIL FUSION (MCF) ”

Jumat, 14 April 2023

 

Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.

Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Set Ditjen Pothan Kemhan

 

 

 

Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Civil-Military Integration (CMI), sedangkan Cina dengan kepemimpinan Presiden Xi Jinping mengeluarkan kebijakan Military-Civil Fusion (MCF). Secara umum, CMI di Amerika Serikat merepresentasikan kerja sama antara pemerintah dengan unsur-unsur sipil (private bodies) dalam bidang riset dan pengembangan. MCF di Cina bersifat terpimpin, seluruh program diarahkan oleh negara dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya yang dimiliki baik oleh negara maupun komersil dan bertujuan untuk memperkuat Partai Komunis Cina (PKC) sekaligus persenjataan People’s Liberation Army (PLA). Kebijakan dan terminologi CMI dapat menyesuaikan perbedaan pandangan pemimpinnya. CMI telah mengalami beberapa perubahan menyesuaikan kondisi dan fase antara lain military and civilian dual use, military civilian integration, combining peacetime and wartime preparations, nestling the military within the civilian, military-civilian fusion-style develop path among others. Kondisi-kondisi tersebut dipandang Cina sebagai perisai dalam merencanakan kebijakan CMI. Meskipun Cina membagi kebijakan CMI dalam berbagai fase tersebut, namun secara esensi tetap sama. Tujuan dari kebijakan CMI bagi Cina adalah deep fusion negara atau pemerintah melalui integrasi dari dua faktor mendasar yaitu militer dan sipil.

Dalam CMI, militer termasuk dalam aspek sekaligus upaya untuk membangun kekuatan pertahanan negara. Sedangkan sipil merepresentasikan sektor perekonomian dan sistem sosial masyarakat yang berhubungan erat dengan aspek sekaligus upaya tersebut. Tidak seperti Amerika Serikat, dalam kebijakan MCF, Cina menempatkan Military diatas Civil. Cina memandang prioritas Military diatas Civil sebagai bentuk pemahaman atas apa yang menjadi perhatian serius bagi Cina. 1Pada November 2013, dalam the Third Plenum of the 18th Central Committee of the CPC, Presiden Xi Jinping menyatakan pentingnya melaksanakan “deepening national defence and military reform”. 2Selain itu, pada November 2015 dalam kegiatan Central Military Commission’s Reform Work Conference, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya target-target seperti to make breakthroughs in military administration and joint operational command, to optimize the military structure, enhance policy systems and civilian-military integration, to build a modern military with Chinese characteristics that can win digital wars and effectively fulfil its duties, and to perfect the military system with Chinese characteristics-resulting into themost wide-ranging and amibitious restructuring since 1949”. Dalam mencapai target-terget tersebut, Presiden Xi Jinping memiliki empat agenda yang perlu menjadi perhatian PLA antara lain adjust China’s military leadership dan command system, optimise structure and function, reform policies and systems and promote depeer civil-military integration.

———————————————————

1Jash Amrita, “China’s Military-Fusion Strategy: Building a Strong Nation with a Strong Military”. Page 44. CLAWS Journal. Winter 2020.

2Jash Amrita, “China’s Military-Fusion Strategy: Building a Strong Nation with a Strong Military”. Page 44. CLAWS Journal. Winter 2020.

Saat kepemimpinan Mao Zedong dan Deng Xiaoping, konsep Civil-Military Integration (CMI) dilaksanakan dengan pemusatan dalam membangun basis dasar Industri Pertahanan Cina. Konsep tersebut secara signifikan telah berevolusi meliputi berbagai elemen baru seperti edukasi personel militer, logistik, perencanaan dan pembangunan infrastruktur. Presiden Xi Jinping mengidentifikasi area-area baru dalam MCF, meliputi infrastruktur, national defence-related sci-tech industry, weapon and equipment procurement, talent cultivation, socialisation of the support system for the military, as well as the mobilisation for national defence for the integration of military and civilian industries. Pada Juni 2017, Presiden Xi Jinping menyatakan “We must accelerate the formation of a full-element, multi-domain and high-return military-civil fusion deep development pattern, and gradually build up China’s unified military-civil system of strategies and strategic capability”.

Hadirnya era Arificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dipandang oleh Cina sebagai bagian dari “The World Revolution In Military Affairs (RMA)”. Kecerdasan buatan tersebut juga sangat penting dalam menghadapi Next Generation Warfare. Bagi Cina, perang kecerdasan buatan sudah di depan mata. Keberadaan AI dan berbagai teknologi lainnya seperti Autonomous System Driving merupakan the next RMA. Kebijakan MCF sangat membantu Cina dalam menghadapi perang kecerdasan buatan. MCF juga menjadi faktor fundamental dalam peningkatan kemampuan PLA sebagai user atas produk Alpalhankam Cina yang dihasilkan melalui penguatan basis Industri Pertahanan. Kebijakan MCF membawa manfaat melalui penggunaan teknologi ganda, kebijakan ganda dan organisasi ganda baik militer dan sipil, namun hal ini menjadi sangat menguntungkan khususnya bagi militer. Dengan meningkatnya dual-use dalam MCF, maka blurring the devined antara militer dan sipil juga turut meningkat. Hal ini memberikan keuntungan bagi Cina dalam melaksanakan sharing technology melalui MCF.

3Beberapa contoh implementasi kebijakan MCF dalam hal ini perusahaan komersial Cina yang telah bekerja dengan PLA antara lain Yunzhou Tech sebagai leader di bidang Unmanned Surface Vessels, Ziyan sebagai perusahaan yang berfokus dalam pengembangan Drones and Unmanned Helicopters, Kuang-Chi Technologies yang berfokus dalam Machine Learning dan risetnya dalam Military Metamaterials. Selain itu, dalam bidang kecerdasan buatan, Tianjin mendirikan Artificial Intelligence Military-Civil Fusion Innovation Center yang bekerja sama dengan Academy of Military Science, terdapat juga perusahaan Qingdao yang berfokus dalam Undersea Robotics System dan secara aktif mengimplementasikan kecerdasan buatan dalam pengoperasiannya. 4Beberapa teknologi kunci atau program prioritas pertahanan Cina dalam kebijakan MCF meliputi Quantum Computing, Big Data, Semiconductors, 5G, Advanced Nuclear Technology, Aerospace Technology dan AI. Seluruh program prioritas tersebut tetap menggunakan dual-use baik untuk kepentingan miiter maupun sipil. Dual-use dalam MCF dapat membuat Cina menjadi negara superpower di bidang ekonomi dan militer sekaligus. Peneliti dari PLA’s National Defense University (NDU) membagi MCF dalam dua tujuan strategis yaitu basic (jangka pendek) dan ultimate (jangka panjang). Tujuan strategis basic (jangka pendek) membentuk “The Military-Civil Fusion Deep Development Pattern” yang terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu full-element, multi domain and high-return.

 

———————————————————

3Jash Amrita, “China’s Military-Fusion Strategy: Building a Strong Nation with a Strong Military”. Page 47. CLAWS Journal. Winter 2020.

4Jash Amrita, “China’s Military-Fusion Strategy: Building a Strong Nation with a Strong Military”. Page 48. CLAWS Journal. Winter 2020.

Sumber: China’s Military-Fusion Strategy

Gambar 1: Military-Civil Fusion (MCF) Deep Development Pattern

Priotitas tujuan dalam strategi MCF bagi Cina dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

 

No Six Traditional Domains Six System of Systems (SoS) Three Major Security Domains “n” Nascent Technological Areas
1 2 3 4 5
1. Fundamental (Infrastruktur) Fundamental Domain Resource Sharing SoS Maritime Biotechnology
2. Manufacturing Advanced Defence STI SoS with Chinese Characteristics Space New Energy
3. Science and Technology Military-Civil Coordinated Technological Innovation SoS Cyberspace Security and Informatisation Artificial Intelligence
4. Education Military Personel Training SoS    
5. Social Services Socialised Support and Sustainment for the PLA SoS    
6. Emergency and Public Safety National Defence Mobilisation SoS    

Sumber: China’s Military-Fusion Strategy

 

Tabel 1: Domains Prioritised under Xi’s MCF Strategy

Enam SoS terhubung dengan enam “Traditional Domains” dalam Tabel 1 di atas terbentuk dengan menggabungkan fungsi-fungsi sipil dan ekosistem pertahanan. Cina memandangnya sebagai tulang punggung penerapan strategi MCF. Cina menggambarkan Strategi MCF dan terbentuk nya enam SoS melalui tabel sebagai berikut:

 

Defense Infrastructure + Civilian Infrastructure = Fundamental Domain Resource Sharing SoS
Defense Technology Industrial Base + Civilian Technology Industrial Base = Advanced Defense Technology Industrial SoS
Defense Innovation System + Civilian Innovation System = Military-Civil Coordinated Technology Innovation SoS
Miitary Personnel Cultivation System + National Education System = Military Personnel Cultivation SoS
Military Logistics System + State Social Service System = Socialized Support and Sustainable for the PLA SoS
National Defense Mobilization System + State Emergency Management System = National Defense Mobilization SoS

Sumber: China’s Military-Fusion Strategy

Tabel 2: The Military-Civil Fusion and the Creation of the Six SoS

5Chinese Communist Party (CCP) memandang Strategi MCF sangat tepat untuk dilakukan demi mencapai tujuan regional dan ambisi global Cina. CCP meyakini bahwa AI akan menjadi faktor penting kedepannya, dimana negara pertama yang mengaplikasikan AI dalam Next Generation Warfare akan meraih dominasi militer. Presiden Xi-Jinping selaku Ketua CCP’s Central Military Commission dan Central Commission for Military-Fusion Development secara sistematis melaksanakan reorganisasi BUMN khususnya yang bergerak di bidang sains dan teknologi. Hal ini dilakukan agar dapat memastikan berjalannya berbagai inovasi baru secara simultan demi peningkatan dan pengembangan kemampuan ekonomi dan militer Cina. CCP melakukan investasi kedalam berbagai industri swasta, program rekrutmen SDM berbasis talenta, kolaborasi riset dan akademik demi kepentingan militer, forced technology transfer, penghimpunan data dan informasi intelijen serta outright theft. Dalam Strategi MCF, CCP mengizinkan beberapa civilian enterprises and entities untuk menangani classified military R&D dan produksi senjata. CCP juga membuka kerja sama dengan perusahaan-perusahaan riset global untuk meningkatkan kemampuan militer Cina, salah satunya melalui China Scholarship Council yang membutuhkan penerima beasiswa akademis dari berbagai negara dan hasil risetnya dilaporkan kepada Diplomat PRC.

6Kolaborasi Cina dengan berbagai negara, lembaga maupun perusahaan riset internasional menggunakan Strategi MCF tetap memegang prinsip kepercayaan, transparansi, timbal balik dan saling menguntungkan secara adil sesuai praktek-praktek yang berlaku dalam global business. Dalam kacamata clandestine dan non-transparent manner, CCP tetap menargetkan untuk mendapatkan intellectual property, key research dan technology advancements of the world’s citizens, researchers, scholars dan private industry dengan tujuan meningkatkan kemampuan militer Cina.

———————————————————

5U.S. Departement of State, “Military-Civil Fusion and the People’s Republic of China”. What is MCF One Pager. Page 1. 2021.

6U.S. Departement of State, “Military-Civil Fusion and the People’s Republic of China”. What is MCF One Pager. Page 1. 2021.

7Strategi CMI dan MCF tidak hanya tentang dual-use technology, namun juga penggunaan berbagai fasilitas, teknologi dan talenta sipil secara efektif oleh militer. Hal ini dapat diterjemahkan dengan penggunaan jalan tol sebagai emergency airstrips, penggunaan sarana transportasi sipil untuk kepentingan logistik militer, menciptakan sistem persenjataan baru atau peningkatan kemampuan sistem persenjataan yang telah ada dengan menjaring SDM sipil yang bertalenta.

Presiden Xi-Jinping memandang Strategi MCF penting untuk dilaksanakan dengan tujuan menjadikan Cina sebagai negara superpower di bidang ekonomi, teknologi dan militer. Strategi MCF juga menjadi salah satu langkah yang diambil Cina dalam mencapai tujuan strategisnya, yaitu menjadi negara “World Class Military” pada tahun 2049. Hadirnya Strategi MCF secara tidak langsung terhubungkan dengan ambisi untuk melindungi dan meningkatkan kepentingan Geopolitik Cina. Strategi ini terus meluas dalam berbagai bentuk yang membutuhkan kolaborasi antara militer dengan sipil. Strategi MCF oleh Presiden Xi Jinping terletak pada fokus membangun Negara Cina yang kuat dengan PLA yang juga kuat.

———————————————————

7Manoj Joshi, “China’s Military-Civil Fusion Strategy, the US Response, and Implications for India”. ORF Occasional Paper No. 345 Page 4, January 2022,  Observer Researcher Foundation, New Delhi, India.

DAFTAR PUSTAKA

UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Perpres Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun               2020-2024.

Permenhan Nomor 1 Tahun 2022 tentang Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2022.

Permenhan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara 2020-2024.

Jash Amrita, “China’s Military-Fusion Strategy: Building a Strong Nation with a Strong Military”. Page 47. CLAWS Journal. Winter 2020.

U.S. Departement of State, “Military-Civil Fusion and the People’s Republic of China”. What is MCF One Pager. 2021.

Manoj Joshi, “China’s Military-Civil Fusiion Strategy, the US Response, and Implications for India”. ORF Occasional Paper No. 345, January 2022, Observer Researcher Foundation, New Delhi, India.

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia