Latin America Defence and Security Fair (LAAD) 2017 di Brasil
Senin, 10 April 2017LAAD 2017 telah dilaksanakan pada tanggal 3-7 April 2017 di Rio de Janeiro, Brasil. Delegasi LAAD 2017 dipimpin oleh Dirjen Pothan Kemhan selaku pejabat yang ditunjuk untuk mewakili Menhan dengan anggota delegasi perwakilan dari pemerintah (Dittekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Ditkersin Ditjen Strahan Kemhan, Pussen Armed Kodiklat TNI AD), perwakilan Industri Pertahanan dhi. (PT. Pindad, PT. LEN Industri, PT. DI, PT. Dahana, PT. Info Global, PT. Garda Persada dan PT. Napindo Media Ashatama sebagai EO Indo Defence).
Penandatanganan Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Federative Republic of Brasil on Cooperation in Defence Related Matters (DCA) dilaksanakan secara Circular Sign dimana penandatanganan tahap pertama dilakukan oleh Menhan RI pada tanggal 30 Maret 2017 di Jakarta disaksikan oleh Dubes dan Athan Brasil. Pada rangkaian kegiatan LAAD 2017, tanggal 5 April 2017 telah dilaksanakan juga penandatanganan tahap kedua DCA RI- Brasil oleh Menhan Brasil (Raul Belens Jungmann Pinto) yang disaksikan oleh Dirjen Pothan Kemhan, Dubes RI, Atase Pertahanan Indonesia untuk Brasil serta delegasi dari Kemhan dan Kemlu Brasil.
Adapun Kunjungan Stand Peserta Pameran diantaranya sebagai berikut :
-
a) Kunjungan ke Paviliun Perancis. Kedua pihak membahas tentang kemajuan pengadaan Alpalhankam pengganti rudal Excoset dan Mistral dari MBDA; rencana kerjasama Airbus dan PT DI dalam kerjasama produksi dan pemasaran pesawat terbang; dan kerjasama dalam bidang radar dan alat komunikasi antara Thales dan PT LEN Industri.
-
b) Stand Embraer Brasil. Dalam kesempatan tersebut Dirjen Pothan menyampaikan tentang diberlakukannya ketentuan offset pada pengadaan Alpalhankam dari luar negeri serta meminta partisipasi Industri dalam negeri pada komponen pesawat tersebut seperti baterai dan suku cadang dapat diproduksi di Indonesia. Dirjen juga menyampaikan kondisi pesawat terbang super Tucano yang lebih banyak unserviceable karena tidak adanya dukungan suku cadang dan meminta dukungan yang lebih serius dari pihak Embraer. Pada kunjungan ke Embraer memperkenalkan produk baru dari Embraer yaitu pesawat KC390 yang memiliki kemampuan di atas CN 235 dan di bawah airbus A 400. Pesawat tersebut memiliki kelebihan dalam kecepatan dan daya angkut karena menggunakan mesin jet, namun tetap dapat melakukan take off dan landing pada runway pendek.
- c) Stand Polandia. Di stand Polandia dilaksanakan pertemuan dengan Duta Besar Polandia untuk Brasil dan Ketua asoasiasi industri pertahanan Polandia. Pada kesempatan tersebut dibicarakan tentang kemungkinan kerjasama antara Industri pertahanan Polandia dan Indonesia khusunya bidang material dan bahan yang saat ini menjadi keunggulan Polandia.
-
d) Stand Avibras. Kedua pihak membahas kemajuan pengadaan Rocket Launcher Astros yang saat ini sedang berjalan. Pihak Indonesia menyampaikan keinginan bahwa Avibras dapat memberikan transfer of technologi berupa pengetahuan tentang pengembangan roket dan pemeliharaannya untuk dapat diaplikasikan pada upaya pengembangan R-han 122 di Indonesia yang saat ini sedang berjalan. Pihak Avibras memperkenalkan Astros generasi baru yang memiliki jarak jangkau lebih jauh serta akurasi tembakan yang lebih presisi.
-
e) Kunjugan ke ARES. Kunjungan ke ARES dimanfaatkan untuk menindak lanjuti rencana pengadaan Ranpur Pandur untuk TNI AD dari Ceko yang akan dikerjakan di PT Pindad. ARES memiliki kemampuan dalam produksi Turret dan control system senjata untuk Ranpur Pandur. Direncanakan sebagian dari produksi turret system akan dilaksanakan di PT. Pindad yang diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan PT. Pindad dibidang pengembangan Turret yang dapat diaplikasikan pada Ranpur Anoa dan ranpur yang lain.
Kegiatan penandatanganan DCA RI-Brasil telah dilaksanakan oleh Menhan Brasil bersamaan dengan rangkaian kegiatan pameran industri pertahanan LAAD pada 5 April 2017 di Rio de Janeiro Brasil yang disaksikan oleh Dirjen Pothan, Dubes RI dan Athan RI di Brasil.
Kegiatan di Brasil berhasil meningkatkan komunikasi yang lebih baik dan meningkatkan hubungan bilateral antara kedua Negara yang berguna untuk menyelesaikan beberapa permasalahan termasuk permasalahan suku cadang Super Tuccano yang dibeli dari Embraer Aircraft.